Penolak Tambang Tumpang Pitu Kecewa dengan Sikap Khofifah

DIJAMU DURIAN: Warga penolak tambang Tumpang Pitu dijamu Khofifah durian di Grahadi. | Foto: Barometerjatim.com/ABDILLAH HR
SURABAYA, Barometerjatim.com Kendati sudah ditemui Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa lewat 'diplomasi durian' dan dijanjikan akan mereview izin tambang di Gunung Tumpang Pitu Banyuwangi, warga pendemo tetap tak lega.
Sebaliknya, mereka mengaku kecewa dengan pertemuan tertutup yang berlangsung sekitar dua jam tersebut dengan pihak Pemprov Jatim di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (28/2/2020).
"Berkas sudah kami serahkan ke gubernur, di situ harusnya gubernur mempelajari laporan kita. Bukan justru mengadu dengan kelompok pro (tambang). Saya kecewa dengan sikap gubernur yang tidak jelas seperti itu," kata Nur Hidayat, juru bicara warga Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi penolak tambang.
Gubernur, lanjut Hidayat, seharusnya fokus pada penyelamatan lingkungan dan masyarakat di daerah terdampak.Warga mengklaim berkas yang diserahkan berisi kajian kerusakan lingkungan sesuai dengan undang-undang. Dengan itu, mereka berharap gubernur mencabut izin PT BSI dan PT DSI di Gunung Tumpang Pitu dan Salakan.
Warga, tandas Hidayat, memberikan waktu 30 hari kepada gubernur untuk memberikan tanggapan atau keputusannya. "Apapun keputusannya akan kita tunggu," tegasnya.
Jika gubernur tidak memberi jawaban atau keputusan, warga mengancam akan menutup tambang. "Kalau gubernur tidak memberikan keputusannya sesuai dengan yang dikatakan undang-undang, ya masyarakat yang akan menutup tambang," katanya.Hidayat juga memastikan, meski telah ditemui gubernur, hal itu tidak akan menghentikan aksi. "Ini aksi penyelamatan lingkungan, kami akan aksi di kampung (Banyuwangi)," tegasnya.
Khofifah Enggan Komentar
KECEWA: Nur Hidayat, warga Tumpang Pitu kecewa dengan sikap Khofifah. | Foto: Barometerjatim.com/ABDILLAH HR KECEWA: Nur Hidayat, warga Tumpang Pitu kecewa dengan sikap Khofifah. | Foto: Barometerjatim.com/ABDILLAH HR
Sementara usai pertemuan, Khofifah enggan berkomentar kepada awak media. Gubernur perempuan pertama di Jatim itu malah meminta Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jatim, Setiajit untuk memberikan penjelasan.
Setiajit menyatakan, pihaknya masih akan melakukan kajian terlebih dulu soal berkas laporan dugaan kerusakan lingkungan yang diserahkan warga, karena ada pula usulan warga yang justru meminta tambang tak ditutup.
"Itu kan ada dua. Satu, menuntut agar tambang di Tumpang Pitu atau PT BSI dilakukan evaluasi atau penutupan. Kedua, ada aksi ribuan orang juga yang mendukung agar tambang PT BSI ini dilanjutkan dan bahkan didukung oleh pemerintah," papar Setiajit.» Baca Berita Terkait Pertambangan