Pandemi, Yuk Budidaya Udang Vaname Skala Rumah Tangga

-
Pandemi, Yuk Budidaya Udang Vaname Skala Rumah Tangga
MANFAATKAN LAHAN: Gunawan Saleh dan kolam budidaya udang vaname di kompleks rumah dinasnya. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS SURABAYA, Barometerjatim.com Inovasi budidaya udang vaname dikembangkan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jatim untuk skala rumah tangga. Terlebih dalam situasi pandemi Covid-19, sehingga tidak membutuhkan lahan yang luas. Hal itu dicontohkan DKP Jatim dengan memanfaatkan kolam di kompleks rumah dinas di Jalan Ketintang, Surabaya. Selain hanya membutuhkan lahan minimalis, budidaya udang vanme juga bisa dilakukan di tengah kawasan perkotaan. Kepala DKP Jatim, Muhammad Gunawan Saleh menjelaskan berbagai keuntungan dari budidaya udang vaname skala kecil. Terlebih, inovasi ini mendukung upaya ketahanan pangan keluarga sekaligus menjadi pendapatan tambahan yang cukup menjanjikan. "Kalau yang banyak dikembangkan saat ini adalah ternak ikan lele skala kecil menggunakan tong. Dibandingkan lele, budidaya udang vaname jauh lebih menjanjikan. Apalagi sekarang bisa dilakukan di area pekarangan rumah," ujarnya saat ditemui di rumah dinasnya, Senin (29/3/2021). Gunawan menjelaskan, luas kolam yang digunakan untuk uji coba ini seluas 6 x 11,5 meter persegi dengan kedalaman 1,2 meter. Sedangkan pembenihan dapat dilakukan sebanyak 50 ekor per meter persegi atau sekitar 3.500 ekor. "Bahkan untuk kolam terpal model bulat berdiameter dua meter pembesaran udang vaname masih bisa dilakukan, sehingga cocok untuk diterapkan di pekarangan rumah," kata Gunawan. "Sementara di sini, kami menggunakan kolam yang sudah ada berukuran 11,5 x 6. Ada empat kolam dengan ukuran yang sama, sehingga total pembenihan sekitar 14 ribu ekor udang vaname," sambungnya. Dengan perawatan yang baik, Gunawan menyebutkan hasil panen bisa mencapai 327 kilogram dengan size 35 ekor per kilogram. Harga udang vaname sendiri kini berada di kisaran Rp 65 ribu sampai 70 ribu. "Kalau budidaya lele kita hanya bisa jual Rp 17 ribu per kilogram. Padahal kebutuhan pakannya bisa Rp 14 ribu per kilogram. Kalau udang vaname, keuntungan bagi keluarga akan lebih besar," ujar Gunawan. Dibagikan ke Masyarakat Lantaran digunakan untuk uji coba, maka hasil panen di rumah dinas tersebut tidak diperjualbelikan, tapi dibagikan untuk masyarakat dan konsumsi sendiri. "Modalnya sangat kecil hanya sekitar Rp 10 juta dan kebetulan tidak menggunakan APBD Jatim. Jadi kalau untuk komersial memang sangat menguntungkan bagi masyarakat yang mau budidaya udang vaname skala kecil," tutur pria asal Sumenep itu. Keuntungan lainnya, tandas Gunawan, budidaya skala kecil ini tidak membutuhkan izin amdal dan syarat lain yang rumit. Sebab, izin amdal hanya diwajibkan untuk budidaya dengan luasan lebih dari 100 hektare untuk skala intensif dan >50 hektare dengan teknologi super intensif. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor 38 tahun 2019. "Kalau budidaya udang dengan hasil panen sekitar 3 ton, butuh luas lahan sekitar 3 ribu meter persegi. Karena ini uji coba budidaya, maka kita cukup dengan membuat kolam kecil sehingga mudah direplikasi oleh masyarakat," ucap Gunawan. Di sisi lain, budidaya udang vaname tidak menggunakan bahan berbahaya, melainkan hanya probiotik.  Probiotik ini bahkan dapat mereduksi limbah seperti amoniak dan bahan organik total. Limbah yang dibuang juga telah diendapkan untuk menghindari pencemaran lingkungan. "Tidak mungkin budidaya udang itu kemudian pakannya mengandung bahan formalin, karena ini terkait kemanan pangan dan hasil produk perikanan tidak boleh menggunakan bahan berbahaya," tegasnya. Inovasi tersebut, lanjut Gunawan, merupakan uji coba rekayasa teknologi tepat guna dalam budidaya udang vaname yang dapat dilakukan masyarakat di perkotaan maupun perdesaan dengan memanfaatkan lahan sempit. Sehingga, dapat membuka lapangan pekerjaan baru di masa pandami Covid-19. "Kita berharap untuk masyarakat di daerah pesisir bisa mereplikasi teknologi ini, karena sumber daya air asin mereka melimpah. Peluang pasar udang vaname juga sangat besar. Apalagi saat pandemi ini suplier utama dari India sedang lockdown, sehingga suplai dari Indonesia sangat dibutuhkan untuk ekspor," pungkas Gunawan. » Baca Berita Terkait Pemprov Jatim
Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.
Tag