Eks Timses 2018: Khofifah Tanpa Didukung PDIP di Pilgub Jatim 2024 Sudah Sangat Kuat!
SURABAYA | Barometer Jatim – PDIP terus merayu Khofifah Indar Parawansa agar menggandeng kadernya di Pilgub Jatim 2024. Padahal dalam banyak kesempatan, perempuan yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU itu bolak-balik menegaskan masih nyaman dengan Emil Elestianto Dardak.
Mereaksi manuver PDIP, eks Timses Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2018, Haji Masnuh berpendapat tanpa PDIP empat Parpol pengusung Khofifah yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) yakni Gerindra, Golkar, Demokrat, dan PAN -- belakangan PPP dan Perindo ikut mendukung -- sudah sangat kuat.
“Cara berpikirnya ke sana itu apa sudah benar? Ini mohon maaf ya, Bu Khofifah ini umpamanya enggak didukung PDIP pun itu lho sudah kuat kalau melihat partai pendukung saat ini. Sudah sangat kuat!” katanya pada Barometer Jatim, Minggu (26/5/2024).
“Tapi kalau misalnya dia (PDIP) koalisi tanpa memberikan calon wakil, saya kira baik-baik saja. Asal jangan minta wakil,” tandas saudagar yang mantan Bendahara Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.
Sakadar tahu, Haji Masnuh merupakan Ketua Timses Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2018, khususnya wilayah Kabupaten Sidoarjo. Dia berperan besar mengantarkan Khofifah-Emil menang 477.746 suara (55,87%) dari total 855.059 suara sah di basis PKB tersebut atas Saifullah Yusuf-Puti Guntur yang hanya meraih 377.313 suara (44,13%).
- TANDEM KHOFIFAH DI PILGUB JATIM
2008 : Khofifah berpasangan dengan Mudjiono (49,89%), kalah dari Soekarwo-Saifullah Yusuf (50,11%)
2013 : Khofifah berpasangan dengan Herman S Sumawiredja (37,62%), kalah dari Soekarwo-Saifullah Yusuf (47,25%)
2018 : Khofifah berpasangan dengan Emil Dardak (53,55%), menang atas Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno (46,45%)
2024 : ?
Kalaupun PDIP ngotot minta wakil, lanjut Haji Masnuh, itu haknya sebagai partai. Hanya saja, sekali lagi dia mengingatkan kalau Parpol pendukung Khofifah saat ini sudah sangat kuat tanpa PDIP.
Apalagi perolehan kursi PDIP di Jatim hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 merosot tajam, kehilangan 6 kursi dibanding Pileg 2019 dari 27 menjadi 21. Bandingkan dengan Gerindra yang justru melesat dari 15 menjadi 21 kursi atau Golkar dari 13 menjadi 15 kursi.
“Di Jatim, kabupaten-kabupaten kan banyak yang hilang juga. Malah Gerindra yang naik,” tandas Haji Masnuh.
Ataukah ini pertanda PDIP sudah tak punya jagoan lagi untuk melawan Khofifah, karena sudah memastikan tidak mengusung Tri Rismaharini alias Risma?
“Kalau Bu Risma ikut-ikut mencalonkan, saya kira juga enggak akan kuat melihat situasi saat ini. Masih Khofifah. Contohnya saat Pilpres kemarin, di mana sih PDIP di Jatim yang menang. Ini artinya menurun,” ucapnya.
Seperti diberitakan, Ketua DPD PDIP Jatim, Said Abdullah terus merayu Khofifah dan berharap kadernya digandeng di Pilgub Jatim 2024. PDIP Jatim bahkan telah mengusulkan nama tiga kader Banteng ke DPP.
Mereka yakni Bupati Sumenep, Achmad Fauzi; Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin; dan Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana.
"Kalau itu buah semangka akan lebih baik. Khofifah dari NU dan PDIP bagian dari partai nasionalis bersama partai lain, dan insyaallah itu akan jauh lebih baik," ucap Said pada wartawan, Sabtu (25/5/2024).
"Ayolah, ada tempat bagi PDIP untuk orang kedua di Jatim bersama Bu Khofifah. Tentu kami akan duduk bersama Bu Khofifah," tandasnya.{*}
| Baca berita Pilgub Jatim. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur