Lansia di Surabaya Diberitakan Diusir Anak dan Tidur di Kandang Ayam, Keluarga Beber Fakta Sebenarnya!
SURABAYA | Barometer Jatim – Pemkot Surabaya turun tangan, memberikan perhatian terkait informasi adanya seorang lansia bernama Sodikin (68) yang tinggal sebatang kara di Kapas Gading Madya, Dukuh Setro, Kecamatan Tambaksari. Lansia tersebut, diinformasikan sedang sakit dan tinggal di lahan kosong yang digunakan warga setempat sebagai kandang ayam lantaran ditelantarkan keluarga.
Lurah Dukuh Setro, Kecamatan Tambaksari, Ahrul Fahziar menyampaikan telah bertemu dengan Sodikin untuk menggali kebenaran informasi. Namun Sodikin justru mengaku telah meninggalkan keluarganya di Peneleh lebih dari 20 tahun karena bekerja di Lamongan.
"Pak Sodikin baru kembali ke Surabaya akhir 2023. Karena tidak ada tempat tinggal, akhirnya dia tinggal di Dukuh Setro, wilayah kami, karena memang asalnya beliau dari sana," kata Ahrul usai mediasi bersama keluarga dan anak Sodikin di Kantor Kelurahan Peneleh, Selasa (23/1/2024).
Ahrul mengungkap, administrasi kependudukan Sodikin sudah tercatat sebagai warga Peneleh, Kecamatan Genteng. Namun dia memilih tinggal di Dukuh Setro karena memang sebelumnya pernah memiliki rumah di sana.
| Baca juga:
- Hidupkan Wisata Heritage, Pemkot Surabaya Suguhkan Jeep Tour Keliling Kota Lama
- Sempat Ada Beberapa Penolakan dari Orang Tua, Sub PIN Polio di Surabaya Capai 94,02%!
- Viral Pemotor Ketuk Kaca Mobil di Surabaya Diduga Minta Uang, Satpol PP: Lapor 112 Biar Pelaku Dikejar!
"Asalnya beliau dari sana. Jadi masih banyak kenalan di wilayah tersebut, sehingga dia merasa tempat kembali (pulangnya) ke Dukuh Setro," ungkapnya.
Meski sudah tercatat sebagai warga Peneleh, Lurah Dukuh Setro bersama Puskesmas, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas setempat tak tinggal diam. Mereka tetap memberikan perhatian kepada Sodikin, termasuk intervensi pengobatan dan perawatan kesehatan.
"Alhamdulillah kondisi kesehatan Pak Sodikin baik. Sudah diintervensi obat oleh teman-teman Puskesmas," ujarnya.
Menurut Ahrul, sekarang ini Sodikin sedang perawatan jalan, karena selama ini kontrol rutin ke Puskesmas Peneleh.
“Tapi karena dari Dukuh Setro jauh, kami sarankan untuk perawatan jalan di pos kesehatan Kelurahan Dukuh Setro, dan alhamdulillah dan hari ini juga beliau sudah beraktivitas normal kembali dengan bekerja di daerah Sepanjang Sidoarjo," jelasnya.
KK Masih Ikut Keluarga
Di tempat yang sama, Lurah Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya, Skundario Kristianindraputra menjelaskan, status KK Sodikin masih ikut keluarganya di Peneleh. Dari penjelasan pihak keluarga, Sodikin meninggalkan rumah dan keluarga Peneleh lebih dari 20 tahun.
"Bahkan saat istri beliau sakit, meninggal, beliau (Sodikin) juga tidak datang ke rumah. Lalu ada berita kalau keluarga yang menelantarkan, tapi setelah kita konfirmasi, justru sebaliknya, yang menelantarkan itu Pak Sodikin," ungkapnnya.
Menurut Skundario, Sodikin memiliki tiga orang anak perempuan yang seluruhnya tinggal bersama di Peneleh. Selama lebih dari 20 tahun, Sodikin tidak pernah memberikan nafkah kepada istri dan ketiga anaknya.
"Kadang pulang ke Peneleh pun hanya sesekali dan diterima (anaknya) dengan baik. Jadi tidak ada istilah penelantaran atau tidak diterima kembali keluarga. Saya rasa kalau di pemberitaan itu hanya satu sisi, sepihak, tidak ada konfirmasi ke (keluarga) Peneleh," jelasnya.
| Baca juga:
- Ketua DPD RI LaNyalla Dorong Pengembangan Investasi di Jember Berbasis Agrobisnis dan Industri
- Gus Sadad Ingatkan Caleg Gerindra: Kalau Dilantik Jadi Anggota DPRD Jangan Ganti Nomor HP!
- Pengajian di Tuban dan Bojonegoro, Gus Iqdam Bolak-balik Sebut Nama Rahmat Santoso
Karena itu, tandas Skundario, keluarga dan anak-anak Sodikin sangat dirugikan atas pemberitaan yang beredar di media, merasa disudutkan atas pemberitaan tersebut.
"Kita (keluarga) di Peneleh merasa sangat dirugikan, karena keluarga istilahnya dicemarkan nama baiknya, termasuk dengan warga di sekitar Kampung di Peneleh," tegasnya.
Sebelumnya, Skundario telah bertemu pihak keluarga dan anak-anak Sodikin. Dari hasil pertemuan, pihak keluarga bersedia jika Pemkot Surabaya mengambil tindakan untuk merawat Sodikin di Liponsos atau Griya Werdha.
"Sebenarnya keluarga tidak masalah kalau Pemkot mengambil tindakan menaruh beliau (Sodikin) di Liponsos atau Griya Werdha. Kita juga sudah konfirmasi ke keluarga, kalau memang dibutuhkan kesediaan dari keluarga, keluarga siap menyatakan kesediaan itu," sebutnya.
Minta Pemberitaan Diluruskan
Sementara itu Suhartono (60), paman dari anak-anak Sodikin, menyayangkan berita yang menyudutkan keluarganya di media massa maupun media sosial. Sebab, berita yang beredar tidak berimbang, tanpa ada konfirmasi pihak keluarga.
"Berita yang ada sekarang itu tidak benar, karena beritanya itu (sumber informasi) dari salah satu pihak saja yang tidak ada hubungan dengan keluarga, hitungannya orang lain," katanya.
Suhartono menegaskan jika anak dan keluarga Sodikin, tidak pernah mengusir maupun menelantarkan orang tuanya. Justru, katanya, selama ini Sodikin yang menelantarkan ketiga anak dan istrinya semasa hidup.
"Anak dan istrinya itu yang ditelantarkan, selama 20 tahun dia tidak pernah hadir. Tidak pernah kasih nafkah, tidak pernah menyekolahkan anaknya kecil yang sekarang sudah berumur 25 tahun. Padahal anaknya (dulu) ditinggal sekitar umur 2 tahun, tanpa dinafkahi," ujarnya.
| Baca juga:
- Ke-NU-an Khofifah Diragukan Cak Imin, Gus Hans: Sudah 23 Tahun Jadi Ketum Muslimat, Apa Harus 50 Tahun?
- Regenerasi Petani Lambat, Ketua DPD RI LaNyalla: Pekerjaan Serius Jatim sebagai Lumbung Padi
- Jabatan Pj Wali Kota Batu Diperpanjang, Khofifah Wanti-wanti soal Pemilu 2024!
Suhartono yang tinggal bersebelahan dengan rumah anak-anak Sodikin di Peneleh mengungkap, selama ini ketika orang tua mereka pulang selalu diterima dengan baik. Bahkan, Sodikin juga dipersilakan tidur di rumah Peneleh jika bersedia.
"Kalau dia datang ke rumah anaknya atau rumah Peneleh, (Sodikin) diterima baik. Saat istrinya masih hidup disuguhi makanan, minum, mau menginap di situ dipersilakan. Tapi memang rumahnya (kecil) ukuran sekitar 2x3 meter, ditempati 3 anaknya," ujarnya.
Mewakili pihak keluarga, Suhartono meminta media yang memberitakan terkait anak-anak Sodikin agar meluruskan informasi tersebut. Termasuk pula kepada sejumlah akun media sosial yang memberitakan dengan mengutip informasi dari media massa.
"Kami mohon yang memberitakan itu untuk meluruskan. Karena baca di sosial media, tanggapannya macam-macam, karena dia (netizen) tidak tahu (fakta) yang sebenarnya," ucapnya.{*}
| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur