Gus Hans hingga Gus Miftah Bertemu Jokowi di Istana Bogor, Dijatah 30 Menit Malah Asyik Diskusi sampai 1,5 Jam!

Reporter : -
Gus Hans hingga Gus Miftah Bertemu Jokowi di Istana Bogor, Dijatah 30 Menit Malah Asyik Diskusi sampai 1,5 Jam!
FOTO USAI BERTAMU: Gus Miftah hingga Gus Hans pose bareng Jokowi usai pertemuan. | Foto: Barometerjatim.com/RQ

SURABAYA, Barometer Jatim – Beginilah kalau sejumlah kiai muda (gus) pengasuh pondok pesantren (Ponpes) bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu (16/9/2023). Dijatah waktu hanya 30 menit, malah kebablasan hingga 1,5 jam karena asyik diskusi.

Para gus tersebut yakni Pengasuh Ponpes Ora Aji Sleman Yogyakarta, KH Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah); Pengasuh Ponpes Tremas Pacitan Jatim yang juga Koordinator Nasional Gerakan Ayo Mondok, KH Luqman Haris Dimyati (Gus Lukman); Pengasuh Ponpes Darul Ulum Queen Peterongan Jombang Jatim yang juga Sekjen Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) KH Zahrul Azhar As’ad (Gus Hans).

Lalu Pegasuh Ponpes Kauman Lasem Rembang Jateng yang juga Ketum Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren Indonesia (MP3I) KH M Zaim Ahmad Ma'shoem (Gus Zaim); Pengasuh Ponpes Joglo Perdamaian VII yang juga Pengasuh Ponpes Al Muttaqien Pancasila Sakti Klaten Jateng, KH Moch Choiri Fathullah (Gus Muh).

Kemudian Pengasuh Ponpes Ma'had Baitul Arqom Al Islami Lemburawi Kabupaten Bandung Jabar, KH Ibnu Athoillah Yusuf (Gus Aad); Pengasuh Ponpes Nurul Qodim Probolinggo Jatim yang juga Ketua Samawi, KH Abdul Hadi Nur (Gus Hadi); serta Pengasuh Ponpes Darussa’adah Lampung yang juga tuan rumah Muktamar ke-34 NU, KH Hisyam Muhsin (Gus Hisam).

| Baca juga:

Alhamdulillah pertemuan kemarin dengan Bapak Jokowi, Preside RI di Istana Kepresidenan Bogor melebihi dari apa yang kita pikirkan. Dari jadwal hanya 30 menit untuk maka bareng, ternyata di balik itu banyak diskusi mengasyikkan sehingga molor hingga 1,5 jam,” terang Gus Hans.

Dalam diskusi, lanjutnya, di antaranya menyinggung soal Pilpres 2024. “Bisa kita simpulkan, kita memiliki pikiran yang sama, bahwa Pilpres harus berjalan dengan damai,” katanya.

Jokowi, ujar Gus Hans, juga berpesan agar para tokoh agama yang masih muda bisa memberikan peran untuk mengedukasi masyarakat agar dewasa di dalam berpolitik dan bernegara.

“Kalau seumpama semuanya bisa memiliki kedewasaan, maka insyaallah Pilpres yang akan datang tidak akan terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan,” ucapnya.

Calon Potensial di 2024

Dalam pertemuan, beber Gus Hans, juga menyinggung sedikit tentag siapa-siapa calon potensial yang akan berlaga di Pilpres 2024. “Presiden tidak bermaksud masuk ke wilayah sana, tetapi lebih pada menggali informasi, potensi, dan kira-kira mitigasi apa yang akan bisa dilakukan ketika ada sesuatu di luar dugaan kita,” ujar Gus Hans.

“Maka peranan aktif dari para pengasuh pesantren yang masih muda-muda ini, diharapan bisa lebih aktif lagi dan memberikan dampak positif dalam pelaksanaan Pilpres yang akan datang,” sambungnya.

Sebaliknya, para gus menyampaikan harapan melalui presiden, siapa pun calon yang berkontestasi sebaiknya orang-orang yang tidak memiliki track record tidak baik dalam konteks berbangsa dan bernegara, terutama berkaitan dengan korupsi ataupun dugaan korupsi,” ujar Gus Hans.

| Baca juga:

“Jadi kami berharap, para Capres bisa memilih Cawapres atau pendampingnya adalah orang yang tidak memiliki sangkut paut dengan KPK. Misalnya kantornya perah digeledah tapi belum ada kejelasan status,” katanya.

Selain itu, para gus berharap anak muda patut dipertimbangkan untuk dilibatkan di dalam proses ini. “Syukur-syukur kalau memang ada yang milenial, saya yakin teman-teman milenial juga akan terpancing untuk berpartisipasi di dalam Pilpres,” pungkasnya.{*}

| Baca berita Pilpres 2024. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.