Gus Hans Minta Khofifah Tak Geret PBNU untuk Kejar Tiket Cawapres: Kalau Mau Nyalon, Nyalon Aja! Kalau Pengurus, Ya Mundur!

Reporter : -
Gus Hans Minta Khofifah Tak Geret PBNU untuk Kejar Tiket Cawapres: Kalau Mau Nyalon, Nyalon Aja! Kalau Pengurus, Ya Mundur!
TUNGGU LAMPU HIJAU PBNU: Khofifah, Gubernur Jatim yang juga Ketum PP Muslimat NU. | Foto: Barometerjatim.com/DOK

SURABAYA, Barometer Jatim – Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU), KH Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans mendukung sikap tegas PBNU yang tidak akan merekomendasikan siapa pun keder NU -- tak terkecuali Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa -- untuk berkontestasi di Pilpres 2024.

“Saya sepakat dengan pernyataan tegas PBNU yang disampaikan Gus Fahrur, tentang NU tidak merekomendasikan dan mendukung siapa pun dan saya harap konsisten dengan seperti ini,” katanya.

Karena itu, siapa pun itu, apalagi pengurus, Gus Hans minta jangan kait-kaitkan dan menggeret nama besar PBNU hanya untuk kepentingan pribadinya.

“Kalau mau nyalon, nyalon aja! Kalau misalnya kebetulan jadi salah satu Ketua PBNU, ya mundur saja. Jadi tidak perlu menggeret-geret dan membuat posisi NU menjadi sulit di dalam konstalasi politik nasional. Sudah, mundur saja!” tegasnya.

| Baca juga:

Jangan sampai, lanjut Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang tersebut, dalih menunggu lampu hijau PBNU hanya digunakan sebagai penutup dari keinginan yang tidak tercapai. Terlebih jika, misalnya ada potensi masalah hukum yang bisa menjadi ganjalan.

“Jadi kalau misalnya enggak bisa maju, tidak kuat surveinya dan juga terkendala oleh hukum ya sudah ndak usah maju. Jangan menggeret-geret nama besar PBNU, itu poinnya,” kata Gus Hans.

“Dan kalau misalnya memang maqomnya cukup gubernur, ya sudah jalankan saja jadi gubernur. Kan memang maqomnya di situ, fokus saja di situ. Tapi sekali lagi, tidak ada lagi alasan untuk menggeret-geret lembaga NU ke kancah politik praktis,” sambungnya.

Hak Pribadi Khofifah

Sebelumya, Khofifah mengaitkan langkah politiknya di 2024 -- maju Cawapres atau kembali running di Pilgub Jatim -- dengan menunggu green light dari PBNU.

“Saya kebetulan sekarang ini masih ketua umum Banom (Badan Otonom) terbesarnya NU, Ketua Umum PP Muslimat NU. Saya juga salah satu Ketua PBNU, sehingga langkah-langkah yang memang terkait dengan kebijakan- kebijakan makro organisasi harus menndapatkan green light,” katanya pada wartawan di sela acara "Gathering Alumni Unair" di Jakarta, Minggu (6/8/2023).

“Nah, itu saya yang belum melakukan komunikasi dan konfirmasi, tetapi bahwa apa yang terkonfirmasi kepada publik ya biar sementara mengalir saja, mengalir saja,” sambungnya.

| Baca juga:

Pernyataan Khofifah kemudian direaksi Ketua PBNU, Ahmad Fahrur Rozi alias Gus Fahrur. “Lho ya itu hak pribadi beliau. Artinya begini, tidak ada rekomendasi apa-apa,” katanya.

Jadi tidak ada rekomendasi dari PBNU untuk Khofifah? “Untuk siapa pun. Artinya, PBNU itu bukan partai politik, jadi tidak dalam posisi mendukung atau menolak,” tegasnya.

PBNU, tandas Gus Fahrur yang juga Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nur Bululawang, Kabupaten Malang, menyerahkan sepenuhnya kepada siapa pun kader NU yang ingin ikut kontestasi Pilpres sesuai kapasitas dan prestasinya serta tidak mewakili lembaga NU.

Terlebih, tandas Gus Fahrur, statemen Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya sejak awal sudah sangat jelas bahwa PBNU tidak akan terlibat dalam dukung mendukung atau mencalonkan nama, siapa pun. PBNU memberikan hak sepenuhnya kepada kader NU yang ingin maju di Pilpres.{*}

| Baca berita Pilpres 2024. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.