Perannya Dinilai Sentral, DPRD Surabaya Usul Takmir Masjid dan Mushala Dapat Insentif
SURABAYA, Barometer Jatim – Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Arif Fathoni mengusulkan agar takmir masjid dan mushala mendapatkan insentif sebagaimana Ketua Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW,) dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK).
"Saya pikir apa yang diharapkan masyarakat sangat logis, mengingat peran sentral tokoh agama dalam menjaga moral masyarakat. Wajar pemerintah ikut memikirkan kesejahteraannya," ujar Fathoni dalam keterangannya, Rabu (10/5/2023).
Sebelumnya, Fathoni mendapatkan masukan dari warga terkait insentif takmir masjid dan mushala saat dirinya melaksanakan kegiatan reses di Kelurahan Rungkut Kidul, Selasa (9/5/2023) malam.
- Baca juga:
DPRD Surabaya Susun Raperda Toleransi, Tolak Pembangunan Tempat Ibadah Bisa Dipidana 2 Tahun
Seorang pemuka agama di Kelurahan Rungkut, Nur Qosim mengungkapkan bahwa tokoh agama yang ada di masing-masing wilayah memiliki andil besar menjaga iman dan moral warga dari praktik yang dilarang oleh agama.
Dia berharap, Pemkot Surabaya ikut memperhatikan kesejahteraan para pemuka agama yang ada di kampung-kampung Surabaya. "Saya berharap Mas Toni bisa memperjuangkan ini di DPRD Surabaya," ujarnya.
Fathoni pun menyanggupi dan akan memperjuangkan setiap aspirasi yang muncul dalam reses. Sebab, tugas anggota DPRD selaku pelayan rakyat yakni mengakselerasikan kehendak masyarakat agar masuk dalam rencana kebijakan pemerintah.
Menurutnya, takmir maupun marbot masjid dan mushala adalah orang yang paling berjasa memakmurkan tempat ibadah. Namun saat ini masih terjadi disparitas cukup tinggi, antara masjid dan mushala di kampung dengan masjid dan mushala yang yang terletak di permukiman warga kelas menengah ke atas.
"Dibutuhkan kehadiran pemerintah, sehingga kesenjangan tersebut bisa diminimalkan," ucap Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Surabaya itu.
Namun dia menegaskan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Surabaya belum sesuai target yang diharapkan sebagai dampak pandemi Covid-19. Hal ini menyebabkan beberapa program yang sudah direncanakan Pemkot Surabaya tertunda karena anggaran terbatas.
Dia pun berharap semua tokoh agama mendoakan agar situasi ekonomi membaik, sehingga Pemkot Surabaya di masa kepemimpinan Wali Kota Eri Cahyadi dapat membawa Surabaya menuju kota yang baldatun toyyibatun warabbun ghofur.{*}
» Baca berita terkait DPRD Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah.