Duh! Ada Makanan Mengandung Boraks di Kya-Kya Surabaya, BBPOM: Pengujian Sampel Belum Final
SURABAYA, Barometer Jatim – Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya bersama Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) melakukan pengujian sampel makanan di kawasan Pecinan Kya-Kya, Rabu (5/4/2023). Hasilnya, ditemukan satu makanan berasal dari produk kemasan yang diduga suspek mengandung bahan boraks.
Kepala Dinkes Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, hasil dari pengambilan sampel makanan di Kya-Kya belum bisa dipastikan terdapat kandungan boraks atau tidak. Sampai saat ini, masih dalam pengujian lebih lanjut oleh BBPOM.
“Dari beberapa sampel yang kami ambil hanya satu yang suspek. Suspek kan artinya masih ada tahap pengujian lebih lanjut dari BBPOM, masih diduga dan kami perdalam lagi,” katannya, Kamis (6/4/2023).
Nanik menegaskan, makanan yang diperiksa sampelnya di Kya-Kya kemarin malam oleh BBPOM hasilnya belum pasti positif mengandung bahan boraks. “Jadi belum final untuk hasil pemeriksaanya kemarin,” tegasnya.
Dia pun meyakinkan, Pemkot Surabaya melalui Dinkes berupaya mengawal dan menjaga keamanan pangan, baik yang siap saji dan pangan olahan. Pangan aman yang dimaksud yakni bebas dari cemaran kimia biologi dan fisik.
“Sedangkan cemaran kimia adalah bahan berbahaya yang dilarang digunakan dalam pangan. Cemaran biologi terjadi jika ada paparan bakteri, jamur, kapang, khamir, di dalam pangan. Sementara itu cemaran fisik yang dimaksud adalah paparan rambut, staples, kerikil, dan sebagainya,” teragnya.
Bila ke depannya ada temuan pangan yang mengandung bahan kimia, lanjut Nanik, maka Dinkes Surabaya dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) serta BBPOM berkolaborasi melakukan upaya mitigasi.
Pertama adalah Dinkes, DKPP, dan BBPOM, melakukan penyuluhan keamanan pangan masyarakat, terutama kepada produsen Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).
- Baca juga:
Eri Cahyadi Tak Larang Pejabat Pemkot Surabaya Bukber: Asal dengan Fakir Miskin dan Anak Yatim!
Kedua, yakni melakukan penyuluhan laik sehat kepada penjamah makanan. Ketiga, pemeriksaan kesehatan kepada penjamah makanan yang dilakukan secara rutin, serta pengambilan sampel pangan siap saji dan olahan secara rutin untuk diperiksa apakah mengandung bahan berbahaya atau tidak.
“Kami juga melakukan pembinaan kepada produsen makanan dan minuman, terkait hasil laboratorium yang positif mengandung bahan berbahaya. Tak hanya itu, tentunya kami melakukan pencabutan izin PIRT yang tidak memenuhi syarat,” jelas Nanik.
Dia menambahkan, Pemkot juga melakukan edukasi kepada masyarakat agar melakukan Cek KLIK (cek kemasan, cek label, cek izin edar, cek kadaluarsa). Cek KLIK merupakan salah satu cara yang dilakukan masyarakat supaya terhindar dari makanan yang berbahaya atau makanan yang tidak memenuhi syarat.
“Dari upaya-upaya tersebut diharapkan pangan yang beredar di Kota Surabaya lebih berkualitas dan kesehatan masyarakat lebih terjaga,” tambahnya.
Secara Keseluruhan Aman
Sementara itu Kepala BBPOM Surabaya, Rustyawati menyatakan, pengambilan sampel makanan kemarin sore di Kya-kya yang dilakukan bersama Dinkes Kota Surabaya hasilnya belum final. Dia menjelaskan, hasil uji cepat pengambilan 30 sampel tersebut, satu yang suspek diduga mengandung boraks.
“Saat ini masih kami teruskan ke laboratorium karena kan itu sampel basah, sehingga harus dikeringkan dulu, dibakar, jadi belum final, dan uji ulang di laboratorium,” katannya.
Apabila hasil dari sampel tersebut positif mengandung boraks, maka BBPOM akan menelusuri produk kemasan dari produsen yang digunakan oleh pedagang untuk diperiksa lebih lanjut.
“Misalkan, itu produk jadi atau kemasan, nanti kita lihat pabriknya di mana, itu kita lihat dan telusuri lebih lanjut. Kalau produknya berasal dari pabrik luar kota Surabaya, maka akan kami periksa pabriknya,” jelasnya.
Rustyawati menyampaikan, dalam mengawasi pangan bukan hanya tugas BBPOM, dia meminta kepada Pemkot Surabaya melalui Dinkes untuk turut memberikan edukasi kepada pedagang dan UMKM untuk lebih teliti dalam memilih produk kemasan atau bahan baku yang digunakan untuk sajian kuliner.
“Kemarin sudah saya sampaikan hasilnya masih suspek, bahkan kami sampaikan kepada pedagang langsung untuk tidak menggunakan produk yang mengandung bahan-bahan tersebut,” sampainya.
Dia menambahkan, ketidaktahuan pedagang yang menggunakan bahan baku mengandung boraks tentunya akan didampingi oleh BBPOM dan Pemkot Surabaya, agar makanan yang dikonsumsi aman. Namun secara keseluruhan, imbuhnya, kuliner UMKM yang berada di Kya-Kya aman untuk dikonsumsi masyarakat.
“Kemarin sudah saya bilang ke Bu Kadinkes, secara keseluruhan itu (kuliner di Kya-kya) aman, bahkan lebih bagus daripada sentra kuliner lain. Bukan berarti aman semua, tentu yang namanya makanan siap saji pasti ada bahan seperti itu, tapi kecil,” pungkasnya.{*}
» Baca berita Kuliner. Baca tulisan terukur Andriansyah