Madura Butuh Reaktivasi Jalur Kereta, Akademisi UTM Pertanyakan Janji Politik Khofifah!

Reporter : -
Madura Butuh Reaktivasi Jalur Kereta, Akademisi UTM Pertanyakan Janji Politik Khofifah!
REAKTIVASI: Surokim Abdussalam, reaktivasi jalur kereta sangat penting untuk warga Madura. | Foto: Barometerjatim.com/ ROY

SURABAYA, Barometer Jatim – Akademisi Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam mempertanyakan janji politik Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa terkait reaktivasi jalur kereta api di Madura.

Terlebih ketika dorongan reaktivasi kembali menggema yang mulai disuarakan Bupati Sumenep Achmad Fauzi, gubernur yang juga Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) itu justru tak terlihat memberikan respons.

“Jalan ke arah sana (reaktivasi jalur kereta) memang tidak mudah dan pasti akan penuh liku, namun itu akan membawa manfaat langsung kepada masyarakat. Gubernur harus sudah memulai untuk progres proyek ini, minimal reaktivasi kereta api Madura yang lama terkubur menjadi hiasan sejarah Madura,” kata Surokim, Senin (13/3/2023).

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) UTM tersebut menandaskan, dihidupkannya lagi jalur kereta api di Madura sangat penting untuk mengurai kemacetan dan mendongkrak perekonomian di Pulau Garam.

“Madura memang butuh akses transportasi massal, untuk mengurangi beban jalan transportasi darat nasional yang sering macet di titik pasar tradisional yang tumpah ke jalan,” katanya.

Sebaliknya, jika reaktivasi rel kereta tak kunjung terwujud, maka kemacetan akan terus menghantui Pulau Garam. Sebab, beban transportasi akan terus meningkat sepanjang tahun dan Madura membutuhkan moda transportasi massal yang bisa menjangkau semua wilayah berbiaya murah.

“Pembuatan moda transportasi darat lain seperti kereta api atau kereta listrik adalah langkah maju, apalagi dalam sejarah Madura moda transportasi kereta api sudah ada dan digunakan masyarakat,” jelasnya.

Di sisi lain, Surokim yang juga peneliti senior di lembaga survei Surabaya Survey Center (SSC) menyebut reaktivasi rel kereta akan memberikan banyak dampak positif, khususnya membuka akses wilayah Madura timur yang memiliki banyak potensi sumber daya. Selain itu, membuat waktu tempuh ke Madura timur lebih efisien.

Sekadar mengingatkan, menghidupkan kembali jalur kereta api di Madura masuk dalam janji politik Khofifah yang kali terakhir disuarakan pada 31 Juli 2019 atau 5,5 bulan setelah dilantik menjadi Gubernur Jatim.

Saat itu, Khofifah menyampaikan, jalur kereta api di Pulau Madura bakal segera direaktivasi Pemprov Jatim. Langkah ini disebutnya bakal menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan di sejumlah titik di Pulau Madura.

"Kalau LRT (Light Rail Transit/Kereta Api Ringan) di Madura bukan di Suramadu-nya tapi di Islamic Science Park-nya. Kalau kereta Madura, kita ingin merevitalisasi relnya," kata Khofifah, dikutip dari Surya.co.id.

Menurut Khofifah, rel kereta api di Madura sejatinya sudah ada namun sudah tidak aktif dioperasikan sebagai jalur transportasi kereta api. Sehingga, jika akan direaktivasi atau direvitalisasi, bukanlah menjadi proyek infrastruktur yang memulai dari nol.

Selain itu, Khofifah sering mengaku mendapatkan masukan dari sejumlah pihak tokoh masyarakat Madura. Mereka menginginkan agar kereta api bisa difungsikan kembali dan menjadi pilihan transportasi publik bagi masyarakat di Pulau Garam.

"Tokoh masyarakat banyak yang memberikan masukan. Terutama agar bisa mengurai kemacetan di Madura. Khususnya di Blegah dan juga Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan," ucapnya.

Namun saat dorongan reaktivasi jalur kereta kembali digaungkan elemen masyarakat Madura yang diawali Bupati Fauzi dengan berkirim surat ke Presiden Joko Widodo (jokowi), Khofifah tak terlihat memberikan  respons.

“Ini kan sebenarnya pernah disuarakan oleh Bu Khofifah. Beliau pernah nyinggung itu, entah cuma lip service atau buat nyenengin orang Madura, ndak ngerti. Tapi sampai detik ini konsep atau usulan itu ndak dijalankan,” kata Anggota Komisi E DPRD Jatim dari Dapil Madura, Mathur Husyairi saat diwawancarai Barometer Jatim, Selasa (7/2/2023)..

“Nah kalau sekarang kemudian dipantik lagi oleh Bupati Sumenep ya saya mendukung itu. Sangat mendukung, karena mengingat kembali sejarah masa lalu bahwa kita punya lintasan kereta api dari Sumenep sampai ke Kamal, Pelabuhan,” sambung legislator asal Partai Bulan Bintang (PBB) tersebut.

Apalagi, kata Ketua Komisi C DPRD Jatim dari Dapil Madura, Abdul Halim soal reaktivasi sudah ada payung hukumnya, yakni Peraturan Presiden (Perpres) No 80 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan (Gerbangkertosusila), Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.

“Reaktivasi rel itu sudah masuk dalam Perpers 80 tentang percepatan pembangunan di Jatim yang hampir 40 persennya ada di Madura,” kata legislator yang juga Wakil Ketua bidang Organisasi Kader dan Keanggotaan (OKK) DPD Partai Gerindra Jatim tersebut.

Selain reaktivasi jalur kereta, jelas Halim, sesuai Perpres 80 di antaranya juga direncanakan Pembangunan Pelabuhan Tanjung Bulu Pandan, lalu Pelabuhan MISI (Madura International Sea Port City), hingga Indonesia Islamic Science Park.{*}

» Baca Berita Reaktivasi Jalur Kereta. Baca Tulisan Terukur Rofiq Kurdi.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.