Blakblakan Doktor UIN Sunan Ampel Surabaya: Anwar Sadad Itu Politikus Cita Rasa Ilmuwan!

LAMONGAN, Barometer Jatim - Makin berkibar saja Ketua DPD Partai Gerinda Jatim, Anwar Sadad. Dari hari ke hari tak hanya kiprahnya yang dicintai grass root, pemikiran dan gagasannya juga dikagumi kalangan akademisi.
Salah satu akademisi yang blakblakan melontarkan kekagumannya pada Sadad yakni Dosen Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Dr Moh Syaeful Bahar.
"Saya harus mengatakan mengagumi, karena beliau ini seringkali menjadi perbincangan dosen-dosen senior di UIN Sunan Ampel, terutama di Fakultas Ushuludin," katanya saat menjadi narasumber dalam studium general yang digelar Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah (IAI Tabah) Lamongan, Kamis (10/2/2022).
Dikagumi akademisi bergelar doktor, Sadad yang juga menjadi narasumber dalam studium general tersebut via zoom terlihat berulang kali tersenyum. Terlebih Bahar memanggil Sadad dengan sebutan kakanda plus kiai haji.
Bahar menguak, ada satu pernyataan dari akademisi UIN Sunan Ampel Surabaya yang turut dibenarkannya, bahwa Sadad yang juga wakil ketua DPRD Jatim tepatnya bukan menjadi politikus melainkan dosen. Mengapa demikian?
"Karena kadar keilmuannya di atas rata-rata mahasiswa pada saat dia menjadi mahasiswa. Tapi Allah menakdirkan beliau menjadi politisi, untungnya cita rasanya masih sebagai seorang ilmuwan. Ini masih banyak diperbincangkan oleh teman-teman," ucapnya.
Bahkan saat bertemu dengan Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof Masdar Hilmy, Bahar juga mendapat cerita khusus tentang Sadad.
"Kata Pak Rektor, Mas Sadad itu sudah jadi orang top, jadi wakil ketua DPRD, bahkan jadi ketua partai, satu-satunya partai nasionalis yang dipimpin oleh kiai hanya Gerindra di Jatim," ungkapnya. ]
Sadad yang masih keluarga Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri, Pasuruan itu dinilai sekaligus mematahkan asumsi umum, bahwa Partai Gerindra tidak mungkin dipimpin seorang kiai.
"Bukan santri tapi kiai, karena beliau itu bukan hanya ngaji tapi sudah bisa.. kalau bahasa santrinya itu ngaji kitab kuning kepada santri-santri secara online. Itu luar biasa," ujarnya.
Sadad semakin dibuat tersenyum, saat Bahar mengungkap pernyataan Prof Masdar yang menyebut kalau politikus kandidat Cagub Jatim 2024 itu sempat tidak lulus satu mata kuliah.
"Saya buka rahasianya hari ini, satu mata kuliah enggak lulus yang dibimbing kalau enggak salah Prof Jainuri," kata wakil Koordinator Kopertais IV wilayah Surabaya itu sambil tersenyum kecil.
Lalu, cerita Bahar, Sadad bertanya kenapa enggak lulus, apakah ada sesuatu yang salah saat mengerjakan tugas? Ternyata tidak, tapi hanya karena tingkat kedatangannya yang rendah lantaran kesibukan sebagai pejabat negara.
"Dan apa yang dipilih Mas Sadad? Dia memilih kembali mengulang kuliah itu dari awal lagi. Ini bukan sesuatu yang sederhana, tapi itu dipilih Mas Sadad untuk mengulang kembali mata kuliah yang tidak lulus karena beberapa kali tidak hadir," bebernya.
Menurut Bahar, pilihan Sadad adalah contoh dari politikus yang punya mental santri, sehingga dia mengambil risiko. Meskipun sibuk, tapi berusaha sekuat tenaga untuk bisa mengikuti mekanisme kuliah dengan baik.
Mendapat pujian setinggi langit dari akademisi bergelar doktor, Sadad tetap low profile dan balik memuji Bahar. "Syaeful Bahar itu adik saya, tapi adiknya lebih cerdas dari kakaknya, lebih moncer karirnya," katanya.
Selebihnya, Sadad mengaku bersyukur diberi kesempatan untuk bersilaturahmi dengan keluarga IAI Tabah dan menjadi narasumber bersama para doktor.
"Dalam konteks akademisi ini, saya sebenarnya merasa inferior ya. Saya merasa paling senior tapi bukan doktor. Kalah sama sahabat Bahar, Ibu Rektor (Rektor IAI Tabah, Dr Alimul Muniroh), dan Pak Dr Sutikno (dosen IAI Tabah) ini," ujar Sadad.
"Saya masih MAg gelarnya. Mudah-mudahan segera selesai S3-nya, sehingga bersilaturahmi kembali dengan keluarga besar IAI Tabah gelar saya sudah doktor," imbuhnya.{*}
» Baca berita Gerindra. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan.