Gus Hans: Gencarkan Vaksinasi Masif, Bukan Vaksinasi Massal

PERLU VAKSINASI MASIF: Gerakan vaksinasi yang masif perlu digencarkan, bukan sebatas vaksinasi massal. | Foto: IST
SURABAYA, Barometerjatim.com - Pemerhati Kesehatan Masyarakat, Zahrul Azhar Asumta M.Kes meminta pemerintah pusat maupun daerah untuk menggencarkan gerakan vaksinasi masif, bukan vaksinasi massal.
"Masif dan massal memiliki konotasi yang berbeda. Gerakan masif lebih klandestin dan senyap, sementara massal memiliki konotasi keramaian dan lebih banyak 'berisiknya' daripada hasilnya," katanya kepada Barometerjatim.com, Senin (9/8/2021).
"Banyak pihak yang ingin mengambil faedah dari keberisikan untuk kepentingan di luar kesehatan," tandas lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang akrab disapa Gus Hans tersebut.
Karena itu, perlu mengoptimalkan Puskesmas dan hidupkan Posyandu, perbanyak mencetak vaksinator di lapangan dan diperbantukan pada lembaga lembaga kesehatan yang sudah existing di lapangan (Puskesmas), serta libatkan RT dan RW untuk pendataan dengan melatih mereka dasar-dasar tracing."Mestinya leading sector dari semua ini adalah Kementerian Kesehatan dan jajarannya di bawahnya. Sementara pihak yang lain (TNI, Polri, Ormas, dan lainnya) cukup sebagai pelengkap komplementer untuk percepatan saja," kata Gus Hans.
"Pihak yang lain ini menyasar segmen masyarakat atau komunitas yang komunal seperti pesantren, seminari, atau sekolah-sekolah berasrama yang nama-namanya tak terdata pada Puskesmas terdekat," sambungnya.Semakin banyak yang kanal yang terlibat, papar Gus Hans, maka dipastikan semakin banyak variabel permasalahan dalam proses pendistribusian vaksin. Selain itu akan berdampak pada ketepatan jadwal vaksin kepada masyarakat. Jika tidak, lagi-lagi masyarakat yang jadi korban.
» Baca Berita Terkait Herd Immunity