JKSN: Muslim Tak Pilih Jokowi-Maruf Berarti Injak Kepala Islam!

JAKARTA, Barometerjatim.com - Baru 17 hari lalu, 2 Desember 2018, Prabowo Subianto dielu-elukan pendukungnya dari berbagai daerah di Indonesia lewat acara Reuni 212 di kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta.
Seolah tak mau kalah! Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) yang kelahirannya dibidani Khofifah Indar Parawansa turut 'menyerbu' ibu kota, mengajak umat Islam untuk memenangkan Jokowi-KH Ma'ruf Amin lewat Deklarasi JKSN DKI Jakarta di Istora Senayan, Rabu (19/12/2018).
Memang, massa yang menghadiri deklarasi JKSN tak sebanyak peserta Reuni 212. Tapi pidato yang dikumandangkan Ketua Penasihat JKSN Pusat, KH Asep Saifuddin Chalim cukup lantang dan bisa jadi bakal mengusik kubu Prabowo-Sandiaga Uno.
Catat! Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Amanatul Ummah Mojokerto dan Surabaya itu menyebut: Jika ada umat muslim yang tidak memilih Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019, berarti dia telah menginjak kepala Islam.
"Saya kumandangkan kepada seluruh umat muslim di seluruh Indonesia, termasuk para habaib, para ulama, ijtima' ulama," ucap Kiai Asep mengawali seruannya untuk memilih Jokowi-Ma'ruf, sambil menggerakkan tangan kanannya tanda ajakan.
"Kalau ada orang muslim memilih presiden dan pilihannya bukan Ir H Joko Widodo, maka jangan salahkan kalau ada orang mengatakan dia telah menginjak kepalanya Islam, karena Kiai Ma'ruf Amin adalah kepalanya Islam. Beliau adalah ketua Majelis Ulama Indonesia," katanya berapi-api.
Khusus kepada warga Nahdlatul Ulama (NU), Kiai Asep juga memberikan penekanan serupa. Nahdliyin -- sebutan warga NU -- yang tidak memilih Jokowi-Ma'ruf, bisa dikatakan telah menginjak kepala NU. Sebab, Kiai Ma'ruf adalah mantan Rais Aam PBNU.
"Jika ada orang NU presidennya tidak memilih Ir H Joko Widodo, jangan salahkan ketika mereka akan dikatakan sungguh dia berarti menginjak kepalanya NU. Jangan salahkan itu!" lantangnya.
Sebenarnya, bukan kali ini saja Kiai Asep bersuara lantang dalam memenangkan pasangan yang didukungnya. Saat Pilgub Jatim 2018, dia bahkan mengeluarkan fatwa fardu 'ain memilih pasangan Khofifah-Emil Elestianto Dardak.
Pernyataan Kiai Asep ini memicu protes keras dari kubu rival, Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno, bahkan di antaranya ada yang melaporkan ke Polda Jatim. Namun Kiai Asep bergeming: Tak ada yang salah dengan seruannya!
Kanal NU Kultural
Sementara itu penggagas sekaligus Dewan Pengarah JKSN, Khofifah Indar Parawansa menuturkan, deklarasi ini menunjukkan kalau sebetulnya jaringan NU kultural cukup banyak yang ingin memberikan dukungan kepada Jokowi-Ma'ruf.
Hanya saja selama ini belum terwadahi. Ini sebetulnya kanalisasi dari energi positif yang mereka ingin support untuk kemenangan Pak Jokowi dan Kiai Maruf, tutur perempuan yang juga ketua umum PP Muslimat NU tersebut.
Menurut Khofifah, basis suara JKSN adalah NU kultural. Di antaranya para pengasuh pondok pesantren. "Mereka bisa menemukan kanal baru untuk bisa membangun efektivitas dukungan kemenangan Pak Jokowi-Kiai Maruf, sambungnya.
Sebelumnya deklarasi di Jakarta, JKSN sudah menggeber deklarasi di banyak tempat baik di dalam maupun luar negeri. Mulai Jatim, Jabar, Jateng, Malaysia, Hong Kong serta berbagai kabupaten/kota. Dalam waktu dekat juga akan deklarasi di Taiwan dan Australia.
Sedangkan Ketua JKSN DKI Jakarta, Zaki Ismail mengatakan, untuk memperkuat suara Jokowi-Ma'ruf di ibu kota, pihaknya akan mengerahkan jaringan NU dengan menemui konstituen secara door to door.
"Pertama ke kelompok kita dulu yang sudah pasti. Kita akan jalan ke masyarakat. Waktu kita sangat singkat dan organisasi ini baru dibentuk. Semua ini untuk melengkapi kekuatan yang sudah ada," ucapnya.{*}
» Baca Berita Terkait JKSN, Pilpres 2019, Nahdlatul Ulama