Usung Isu Antipoligami, PSI Justru Berjarak dengan Milenial

MENJELMA JADI 'PARPOL KLASIK': Ketum PSI, Grace Natalie, usung isu antipoligami membuat PSI dinilai justru berjarak dengan kaum milenial. | IST
SURABAYA, Barometerjatim.com Meski mengklaim sebagai partai politik (Parpol) berbasis anak muda dan milenial, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) justru dinilai menjelma sebagai 'Parpol klasik'.
Hal itu bisa tercermin dari sejumlah isu yang diusung Parpol pimpinan Grace Natalie tersebut. Salah satunya soal isu antipoligami yang tak berhubungan langsung dengan kebutuhkan kaum milenial.
"PSI memang jauh dari eksistensi. PSI justru berjarak dengan kaum milenial," nilai Pengamat Komunikasi Politik asal Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo, Minggu (16/12).
Baca: Hemm.. Modal Ngamen, PSI Berharap Menangi Pemilu 2019
PSI, lanjut Suko, harusnya mengangkat isu-isu seksi terkait masa depan yang memiliki manfaat langsung terhadap masyarakat, sehingga bisa diterima dengan mudah.
"Seperti sekolah yang mudah, tidak ribet, anak-anak bisa punya masa depan yang jelas serta mewujudkan mimpi anak," katanya.
Isu antipoligami dilontarkan Grace saat acara Festival 11 PSI di Jatim Expo International Surabaya, Selasa (11/12). Mantan presenter berita itu melarang seluruh kader, pengurus dan anggota legislatif dari PSI melakukan poligami.
Baca: 24 Caleg PSI Diingatkan Lewat Kaus Oranye Tahanan KPK
Dalih Grace, merujuk riset Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK), umumnya praktik poligami menyebabkan ketidakadilan, perempuan disakiti dan anak ditelantarkan.
PSI percaya! Memperjuangkan keadilan dan penghapusan diskriminasi harus dimulai dari keluarga dan rumah. Untuk mewujudkannya, PSI menentang praktik poligami.
Panggung Tak Egaliter
SETTING PANGGUNG DIKRITISI: Festival 11 PSI di Jatim Expo International Surabaya, Selasa (11/12) lalu. | Foto: Barometerjatim.com/NATHA LINTANG SETTING PANGGUNG DIKRITISI: Festival 11 PSI di Jatim Expo International Surabaya, Selasa (11/12) lalu. | Foto: Barometerjatim.com/NATHA LINTANG
Selain isu antipoligami yang dinilai tidak seksi, setting panggung dalam acara Festival 11 PSI di Jatim Expo International juga dinilai tidak mencerminkan hajatan Parpolnya anak muda.
Backdrop dan setting tempat duduk antara petinggi Parpol di atas dan kader di bawah, secara komunikasi politik tidak jauh dari cerminan egaliter, meskipun PSI mencoba memilenialkan diri dengan sapaan "Bro dan Sis".
Baca: 2019, Pemilu Paling Bikin Surya Paloh Cemas! Ada Apa?
"Milenial itu egaliter atau (bersifat) sama. Dari setting panggung sudah kelihatan (feodal). Seharusnya model kampanyenya cangkrukan atau teatrikal. Itu lebih pas!" tegas Suko.
» Baca Berita Terkait Pemilu 2019, PSI, Milenial