Mirip Seruan Jokowi, PWNU Jatim Ajak ke TPS Berbaju Putih


SURABAYA, Barometerjatim.com Menyebut posisinya di 'tengah' dalam Pilpres 2019, namun satu dari empat butir instruksi khusus Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) untuk warganya dan umat Islam di Jatim mirip dengan seruan Paslon 01, Jokowi-Ma'ruf Amin: Datang ke TPS memakai baju putih!
"Mengenakan baju putih serta bersarung bagi Nahdliyin (warga NU), dan memakai kerudung hijau serta baju putih bagi Nahdliyat dan pengurus NU di semua tingkatan," begitu bunyi poin ketiga dalam instruksi yang dikeluarkan PWNU Jatim, Senin (15/4/2019).
Sedangkan tiga poin lainnya, yakni melaksanakan lailatul ijtima' di mushala, masjid, pesantren dan kantor NU terdekat pada Selasa 16 April 2019.
Lalu, melaksanakan ibadah shalat subuh berjamaah dilanjut istighotsah untuk kesuksesan Pemilu 2019, mengingatkan dan mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya ke TPS, dan pengamanan lingkungan TPS pada Rabu 17 April 2019.
Berikutnya, melakukan koordinasi dengan pihak KPU, Bawaslu, Polri dan TNI dalam rangka membantu penyelenggaraan pemungutan dan penghitungan suara di TPS yang Luber, Jurdil, aman dan demokratis.
"Pemilu bermartabat adalah cerminan bangsa yang berbudaya, beradab. Mari kita wujudkan bersama," tegas instruksi PWNU di poin keempat.
Instruksi PWNU agar warganya datang ke TPS memakai baju putih tersebut senada dengan ajakan Jokowi-Ma'ruf untuk memutihkan TPS saat pemungutan suara, Rabu lusa, 17 April 2019.
Seruan Paslon 01 itu berulang kali dilontarkan saat kampanye lalu, termasuk ketika Jokowi kampanye terbuka di Gedung Olah Raga (GOR) Kedopok, Kota Probolinggo, Rabu, 10 April 2019.
"Tanggal 17 April kita ajak saudara, teman berbondong-bondong ke TPS bersama-sama. Saya ajak untuk memakai baju putih, karena yang akan dicoblos bajunya putih," ujar Jokowi.
Meski senada dengan seruan Jokowi, Wakil Rais Syuriyah PWNU Jatim, KH Agoes Ali Masyhuri alias Gus Ali membantah kalau PWNU terlibat dukung mendukung di Pilpres 2019.
"NU ini organisasi sosial keagamaan, bukan organisasi politik. Jadi NU ini harus positioning di tengah, sebagai payung bangsa, sebagai perekat, pengayom," katanya saat konferensi pers di kantor PWNU Jatim.
Wiridan Warga NU
Sementara terkait lailatul ijtima', Gus Ali menegaskan hal itu sudah menjadi kebiasaan warga NU, bukan hanya saat menjelang coblosan Pemilu 2019.
"Lailatul ijtima' itu wiridan NU. Sering saya katakan, santri iku oleh kalah rupo tapi kudu menang dungo. Santri iku oleh kalah duit tapi kudu menang wirid. Santri iku oleh kalah pangkat, tapi kudu menang tirakat. Kalau kalah semua, kembali saja ke pesantren," paparnya.
Gus Ali menambahkan, beda pilihan dalam Pemilu jangan dianggap sebagai lawan. Sebab, tidak sedikit orang semakin besar, arif, cerdas, punya wawasan yang luas karena diantarkan perbedaan.
"Beda pilihan monggo, tapi jangan sampai memutus tali persaudaraan," tandas kiai yang juga pengasuh Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat, Sidoarjo tersebut.
» Baca Berita Terkait Pemilu 2019, PWNU Jatim