Markas Kubu Erji Diserbu, Ketua KIPP Diteror Kepala Kambing

TEROR PILKADA: Novli dapat kiriman kepala kambing (kiri), markas pendukung Eri-Armuji usai diserang. | Foto: Barometerjatim.com/IST
SURABAYA, Barometerjatim.com Jelang coblosan, 9 Desember mendatang, suhu Pilwali Surabaya 2020 kian memanas. Hal itu diwarnai dengan teror yang diterima pendukung Eri Cahyadi-Armuji (Erji) dan Ketua Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jatim, Novli Bernado Thyssen.
Minggu dinihari (6/12/2020), markas Taruna Merah Putih (TMP), organisasi anak muda PDIP pendukung Erji di Jalan Raya Darmo diserang ratusan orang tak dikenal.
Atas kejadian tersebut, Ketua TMP Surabaya, Aryo Seno Bagaskoro menyatakan pihaknya sudah melaporkan ke Polrestabes Surabaya dan berharap polisi mengusut tuntas.
Jangan sampai premanisme ini menjadi preseden buruk yang menodai perjalanan demokrasi kita, ujarnya.Senada, Wakil Sekretaris DPC PDIP Surabaya, Anas Karno menegaskan tindakan tersebut adalah bentuk teror dan pelaporan ke polisi dilakukan agar Pilwali Surabaya tetap kondusif.
Kami tidak mau menduga-duga. Kami hanya ingin agar suasana tetap kondusif, makanya kami laporkan ke pihak yang berwajib bersama PDIP, ujarnya.
Sedangkan Novli, mendapati bungkusan kepala kambing berwarna hitam berbungkus plastik warna merah yang diletakkan di teras rumahnya. Bungkusan ditemukan di atas pukul 04.00 WIB."Yang mengetahui mama saya waktu menjemur pakaian. Sebelumnya, ketika adik saya pulang kerja jam 3 pagi belum ada bungkusannya," katanya saat dikonfirmasi wartawan, Senin pagi (7/12/2020).
Kepala kambing yang masih mengucurkan darah segar itu disertai dengan selembar kertas bertuliskan Kalau Tidak Mau Seperti Ini.. Jangan Banyak Bicara.. Taman Harmoni 01.
Novli menduga kiriman kepala kambing tersebut sebagai teror yang berkaitan dengan Pilwali Surabaya, karena peran KIPP sebagai pemantau agar hajatan demokrasi di Kota Pahlawan berjalan demokratis. Meski demikian, dia enggan berspekulasi siapa pelakunya.Dia mengaku sudah bertanya ke tetangga sekitar namun tidak ada satu pun yang melihat pengirim potongan kepala kambing tersebut. Apalagi di rumah dan sekitar juga tidak ada kamera pemantau atau CCTV.
"Tidak ada (CCTV) karena rumah saya kan di wilayah perkampungan. Saya juga sudah mencoba bertanya kepada tetangga kanan kiri saya, tapi tidak ada yang tahu," ujarnya.Merasa diteror, Novli melaporkan apa yang dialaminya ke SPKT Polrestabes Surabaya. "Saya ke sini ini (Polrestabes Surabaya) untuk melaporkan adanya temuan semacam ancaman, atau dalam bentuk intimidasi kepada saya," kata Novli di Mapolrestabes.
» Baca Berita Terkait Pilwali Surabaya