Lecut Kinerja PD, Camat dan Lurah, Eri Cahyadi: Ayolah, Jangan Banyak Teori

Reporter : barometerjatim.com -
Lecut Kinerja PD, Camat dan Lurah, Eri Cahyadi: Ayolah, Jangan Banyak Teori

JANGAN BANYAK TEORI: Eri Cahyadi, lecut PD, camat dan lurah agar jangan banyak teori layani warga. | Foto: Barometerjatim.com/IST

SURABAYA, Barometerjatim.com Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi melecut kinerja seluruh Perangkat Daerah (PD), camat dan lurah serta Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Surabaya untuk tidak terlalu banyak teori ketika menghadapi permasalahan di tengah masyarakat.

Menurut Eri, terlalu banyak teori tidak akan bisa membawa perubahan signifikan bagi masyarakat. Ayolah, jangan banyak teori. Tunggu ini dan itu, ayo berpikir out of the box, sing kreatiflah (yang kreatif)," tegasnya saat memberi arahan secara virtual dari ruang kerjanya, Senin (21/2/2022).

Agar para PD, ASN dan tenaga kontrak di lingkungan Pemkot Surabaya lebih semangat, Eri menceritakan awal dia meniti karir. Pertama kali bergabung di Pemkot jabatannya yakni golongan IIC.

Kala itu, Eri sempat menjadi tenaga ketik kontrak di Dinas Bangunan. Bahkan, sempat diminta seniornya untuk mengajar materi Peraturan Presiden (Perpres) tentang pengadaan barang dan jasa.

"Sampeyan salah lek ngomong Pak Eri uripe langsung enak (anda salah kalau bilang Pak Eri hidupnya langsung enak), salah. Saya dari bawah, bukan dari Golongan III jadi juragan, tidak. Saya masih ingat betul, saya juga disuruh-suruh," ungkapnya.

Dari situlah, Eri memulai karirnya hingga kini menjadi orang nomor satu di Kota Pahlawan. Mantan kepala Bappeko Surabaya itu juga mengingat pesan ayahandanya: Jangan pernah merasa rendah dan harus punya semangat tinggi, meskipun masih menjadi pegawai Golongan II.

"Ketika saya dari Golongan II, disuruh ngetik, lulusan pasca sarjana ITS, ngununiku rasane yaopo (seperti itu gimana rasanya?). Harga diri jatuh, tapi saya tidak merasa jatuh berkat semangat dari abah (ayah) saya. Dari situ, saya bisa belajar bagaimana menghormati wong cilik," ucapnya.

Eri juga mengingatkan secara tegas kepada seluruh ASN dan tenaga kontrak (outsourcing) di lingkup Pemkot Surabaya agar memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat.

Dia meminta, agar ASN dan pegawai kontrak tidak lupa bersyukur dan peduli dengan warga Surabaya yang mengalami kesusahan. "Ketika kita mendapatkan gaji, mendapatkan tunjangan, duite sopo? (uangnya siapa), kata Eri.

Gaji ASN, jelas Eri, adalah uang masyarakat yang bayar pajak, bayar retribusi yang masuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dari situlah, Pemkot bayar gaji ASN dan tunjangan. Begitu pula dengan pembayaran gaji tenaga kontrak.

Berarti apa, kembali lagi, itu uang dari rakyat Surabaya, maka dari itu jangan sombong jadi ASN dan tenaga kontrak," tegas Eri.

» Baca berita terkait ASN. Baca juga tulisan terukur lainnya Moch Andriansyah.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.