Hasil Pilgub Diprotes, Gus Hans: Sudah Jangan Curi Panggung

BERSAMA KETUM GOLKAR: Gus Hans (kanan) berbincang dengan Ketum DPP Golkar, Airlangga Hartarto di kediaman Gubernur Jatim terpilih, Khofifah Indar Parawansa, Kamis (5/7). | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN
SURABAYA, Barometerjatim.com Besok, Sabtu (7/7), Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim akan menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara Pilgub Jatim 2018 di Convention Hall Grand City, Surabaya.
Hampir dipastikan! Pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak tampil sebagai pemenang setelah rekapitulasi di KPU kabupaten/kota mayoritas memenangkan paslon yang diusung Partai Demokrat, Golkar, Hanura, Nasdem, PPP dan PAN tersebut.
Hasil ini juga selaras dengan quick count semua lembaga survei, hitung cepat KPU lewat Situng (Sitem Informasi Penghitungan) maupun real count yang dilakukan tim paslon nomor satu: Khofifah-Emil unggul dengan selisih sekitar 7-8 persen.
Baca: Gus Hans Minta Gus Ipul Jangan Lagi Seret-seret Kiai
Dengan selisih tersebut, maka tidak ada lagi ruang bagi paslon nomor dua, Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno -- jika tidak puas -- untuk memperkarakan hasil Pilgub Jatim 2018 ke Mahkamah Konstitusi (MK).
"Memang sudah tidak mungkin untuk 'dimain-mainkan'. Sesuai aturan hanya selisih di bawah 0,5 persen saja yang bisa diperkarakan di MK mengingat jumlah pemilih lebih dari 12 juta," terang Juru Bicara Khofifah-Emil, KH Zahrul Azhar Asad, Jumat (6/7).
Baca: Gus Hans: Risma Akrobat Politik Agar Tak Dipecat Megawati
Hanya saja, menilik proses di KPU kabupaten/kota, rekapitulasi di KPU Jatim besok berpotensi panas dan banjir protes. Apalagi di sejumlah wilayah, termasuk di Surabaya, Jombang, Tulungagung dan Banyuwangi, saksi Gus Ipul-Puti menolak menandatangani hasil rekapitulasi.
Belum lagi 'nyanyian sumbang' sejumlah elite politik, termasuk Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) yang menuding adanya pelanggaran sehingga Gus Ipul-Puti kalah. Tudingan itupun sudah dilaporkan ke PDIP, Parpol tempat Risma berpolitik.
Belajarlah Legowo
MENANG MANTAP: Hasil real count tim paslon nomor satu, Khofifah-Emil menang atas Gus Ipul-Puti dengan selisih 7,96 persen. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN MENANG MANTAP: Hasil real count tim paslon nomor satu, Khofifah-Emil menang atas Gus Ipul-Puti dengan selisih 7,96 persen. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN
Tapi Gus Hans -- sapaan akrab KH Zahrul Azhar Asad -- tak ambil pusing dengan beragam protes yang dilancarkan, karena hal itu hanya bagian dari upaya 'mencuri panggung' untuk kepentingan terhadap konstituennya. Terlebih jelang Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.
"Jangan ini dijadikan panggung mereka, mencuri panggung untuk mendapatkan simpati konstituen. Justru ini tidak mendidik para konstituennya," kata pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Jombang itu.
Baca: Gus Hans: Permainan Survei Buruk bagi Dunia Akademik
Sebaliknya, kalau mereka legowo, menyampaikan terima kasih, misalnya, menurut Gus Hans, "Insyaallah simpati itu akan tetap ke dia kok. Jadi enggak usah yang aneh-eneh. Ini bukan KPU atau Bawaslu dan jajarannya yang bermasalah, tapi ulah para pencuri panggung saja."
Selebihnya, wakil ketua DPD Partai Golkar Jatim tersebut berharap agar semua yang terlibat mencuri panggung belajar menjadi negarawan, fair play melihat kenyataan, karena akan berdampak tidak baik bagi pembelajaran politik masyarakat.
Baca: Gus Hans: Airlangga Lebih Bisa Dipercaya Ketimbang Basarah
"Sudah! Legowo itu lebih baik, karena dengan kalkulasi apapun, hitungan apapun, dengan pemilih di atas 12 juta, mau 'diapa-apakan' sudah tidak bisa (tetap Khofifah-Emil yang menang)," tandasnya.
Meski demikian, tambah Gus Hans, timnya akan tetap mengawal ketat perolehan suara Khofifah-Emil hingga ditetapkan sebagai pemenang Pilgub Jatim 2018. "Bagi kami satu suara pun sangat bermakna, karena itu mengandung amanah dari rakyat yang harus dipertanggungjawabkan," tegasnya.