Gus Hans, Gus Sholah dan Kisah Undangan Lewat BBM

-
Gus Hans, Gus Sholah dan Kisah Undangan Lewat BBM
KIAI BERSAHAJA: Gus Hans di kediaman Gus Sholah, kompleks Ponpes Tebuireng Jombang. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS SURABAYA, Barometerjatim.com Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans, termasuk pribadi yang sangat dekat dengan KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah). Bahkan ketika berniat maju di Pilwali Surabaya 2020, Gus Sholah menjadi rujukan Gus Hans untuk meminta wejangan. "Beliau pribadi yang enak diajak berdiskusi, karena tidak memposisikan diri 'tinggi' dengan yang lain. Setiap kata memiliki makna, karena apa yang beliau ucapkan itu adalah yang beliau lakukan," tutur Gus Hans kepada Barometerjatim.com, Minggu (2/2/2020). Gus Hans pun tak bisa menyembunyikan dukanya, saat mendengar kabar Gus Sholah wafat di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, Minggu (2/2/2020) malam pukul 20.55 WIB. Keteladanan lainnya yang diberikan Gus Sholah, lanjut Gus Hans, pengasuh Pondok Pesanteren (Ponpes)  Tebuireng Jombang itu tak canggung menghadiri tasyakuran kecil-kecilan, padahal hanya diundang lewat pesan pendek. "Suatu hari saya hendak mengadakan tasyakuran kecil-kecilan di rumah. Saat itu baru ngetren BBM (BlackBerry Messenger), belum ada WA (WhatsApp)," kenangnya. Gus Hans kemudian membuat undangan tanpa kertas, tapi mem-broadcast melalui BBM, dan salah satu yang di-share yakni Gus Solah. "Pikiran saya, yang penting doanya dari apa yang saya maksudkan itu sudah alhamdulillah," kata kiai muda pengasuh Ponpes Queen Al Azhar Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Jombang itu. "Tapi ternyata di luar dugaan, beliau berkenan hadir ke rumah bersama Bu Nyai (Farida Saifuddin) dalam acara tasyakuran kecil-kecilan tersebut." Dalam kesempatan itu, menurut Gus Hans, Gus Sholah bercerita panjang lebar terkait pesantren, terutama Tebuireng. "Beliau menyampaikan tentang rencana regenerasi di Tebuireng, tentang siapa dan kapan," ujarnya. Diterima Kanan Kiri Gus Hans menambahkan, dalam kehidupan berbangsa, Gus Sholah juga bisa diterima elemen manapun, karena cara memandang terhadap bangsa jauh dari hal-hal yang sifatnya pragmatis. "Beliau bisa diterima di sayap kanan, bisa juga bergaul di sayap kiri. Cara pandangnya terhadap jamiyah Nahdlatul Ulama juga tampak nothing to lose," katanya. Selebihnya, Gus Sholah adalah pribadi yang sudah selesai dengan kehidupannya, sehingga merasa tidak ada beban untuk berbeda dengan yang lain jika diyakini benar. Berkali-kali Gus Sholah, kata Gus Hans, menyampaikan syukurnya atas capaian usia yang melampaui kakaknya, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). "Saya yakin beliau kini bersuka cita, karena sudah bisa bersama-sama di alam sana. Selamat jalan kiai," tuntas Gus Hans. » Baca Berita Terkait Gus Sholah
Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.
Tag