Cegah Pernikahan Dini yang Masih Tinggi, Arumi Bachsin: Berwirausaha Bisa Jadi Solusi

-
Cegah Pernikahan Dini yang Masih Tinggi, Arumi Bachsin: Berwirausaha Bisa Jadi Solusi
WORKSHOP: Arumi Bachsin buka Workshop Penguatan Usaha KUKM Manajerial di Kota Malang. | Foto: Barometerjatim.com/IST MALANG, Barometerjatim.com Pernikahan dini di Indonesia, termasuk di Jatim, masih terbilang tinggi. Data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Jatim mencatat pada 2021 sebanyak 17.151. Mengacu pada permohonan dispensasi perkawinan (Diska) untuk mempelai di bawah umur, angka tersebut memang turun dari 2020 (17.214) tapi tidak signifikan, hanya 63. Bila dikalkulasikan, sedikitnya ada 1.429 pernikahan dini yang terjadi setiap bulannya pada 2021. Padahal di 2019 masih di angka 5.766. Bagaimana solusinya? Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jatim, Arumi Bachsin saat membuka Workshop Penguatan Usaha KUKM Manajerial di Hotel Aria Gajayana, Kota Malang, Senin (30/5/2021) menyebutkan bahwa berwirausaha dapat menjadi salah satu solusi mencegah terjadinya permasalahan pernikahan dini. Menurut Arumi, pemecahan masalah pernikahan dini tersebut lahir dari dialognya dengan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) sejak I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Dia menjelaskan bahwa bisnis punya pengaruh dan manfaat secara tidak langsung kepada sektor-sektor lainnya, khususnya sosial. "Ibu Menteri bilang kalau mereka sudah coba bikin audiensi dengan para penghulu untuk jangan mau menikahkan anak di bawah umur. Tapi sulit, karena kenyataan di lapangan hal-hal seperti ini tidak terlalu efektif, kata Arumi. Karena kemudian nanti penghulu sendiri akan memiliki banyak alasan. Seperti tidak bisa menghindari, harus bisa menikahkan, dan sebagainya," sambungnya. Nah, setelah mencari solusi yang sekiranya tepat, lanjut Arumi, berwirausaha menjadi salah satu jalan keluar yang cocok. Karena selain peningkatan mutu pendidikan, berwirausaha juga dapat meningkatkan kesejahteraan sehingga masyarakat tidak akan menikahkan anak-anak untuk mengurangi beban. "Saat dicari formulanya, yang paling pas ternyata adalah meningkatkan derajat atau strata ekonomi dari sebuah keluarga terutama si individu anak ini sendiri. Dan yang menjadi jalan keluarnya adalah berwirausaha," ungkap istri Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak itu. "Ketika seseorang, terutama perempuan, sudah bisa meraaa berdikari, maka permasalahan sosial yang biasa menimpa perempuan secara otomatis akan berkurang. Karena perempuan itu sendiri sudah bagus, strong, dan percaya diri," imbuhnya. Jalan Ekonomi Kreatif Arumi juga menerangkan bahwa solusi ini relatif dapat dilakukan oleh semua rentan umur. Sehingga tidak ada batasan terkait siapa yang bisa melakukannya, terlebih bisnis memiliki banyak jenis dan model yang bisa diaplikasikan. "Kita bisa lihat banyak sekali kasus-kasus inspiratif di mana anak-anak yang mungkin masih dalam usia sekolah mampu membuat produk. Inilah yang biasa kita sebut sebagai ekonomi kreatif," jelasnya. Selain itu, bisnis juga bermanfaat bagi sektor perekonomian Indonesia dan daerah. Maka dari itu, Arumi berharap agar apa yang diajarkan dalam workshop dapat diaplikasikan langsung oleh peserta. "Setelah 2 tahun pandemi ini, UKM lah yang menjadi harapan kami untuk kebangkitan ekonomi di Jatim. Jadi sukses terus, bapak-ibu sekalian. Mudah-mudahan workshop kali ini betul-betul bisa dimanfaatkan, teori-teori itu bisa diaplikasikan, dan hasilnya mudah-mudahan bisa sesuai dengan harapan kita semua," tuntasnya. » Baca berita terkait Arumi Bachsin. Baca juga tulisan terukur lainnya Abdillah HR.