Zainudin Amali: Elektabilitas Jokowi Stabil di Atas 50 Persen


SURABAYA, Barometerjatim.com Politikus Partai Golkar, Zainudin Amali menyebut elektabilitas paslon 01, Jokowi-Ma'ruf Amin masih stabil di atas 50 persen. Hal itu, menurutnya, merujuk hasil survei internal Golkar.
Bagaimana dengan survei terbaru dari Litbang Kompas, yang menyebut elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di bawah 50 persen?
"Begini ya, metodologi yang dipakai itu kan berbeda-beda. Saya meyakini masih tetap di atas 50 persen. Kami di Golkar punya survei internal soalnya, tapi kami tidak pernah publikasi," katanya di Surabaya, Kamis (21/3/2019).
Zainudin juga membantah ada kecenderungan elektabilitas Jokowi menurun di Jatim tapi naik di Jabar. "Posisi terakhir yang di kami, Jatim tetap di atas Jabar. Jabar juga sudah dalam posisi baik. Jawa tinggal Banten kalu enggak salah, termasuk DKI sudah baik," jelasnya.
Ketua Komisi II DPR RI itu juga menyebut tidak ada pengaruhnya OTT mantan Ketum PPP, Romahurmuziy (Romi) terhadap elektabilitas Jokowi-Ma'ruf. "Saya kira ndak. Pengaruhnya itu ke elektabilitas partai (PPP)," katanya.
Dia lantas membandingkan saat kondisi serupa menimpa Golkar, ketika mantan Ketua Umum Golkar, Setya Novanto ditangkap KPK. "Dulu waktu kami mengalami itu dampaknya ke Golkar, ke Pak Jokowi enggak. Padahal kan jauh-jauh hari Golkar sudah menyatakan dukungan ke Pak Jokowi," katanya.
Recovery Lebih Cepat
Sedangkan di internal Golkar, tandas Zainudin, recovery bisa cepat dilakukan sehingga hasil di Pileg tetap baik, karena Golkar memang tidak bertumpu pada figur ketua umum atau ketua di level daerah.
"Sistemnya sudah jalan. Sejak reformasi, sejak Golkar merumuskan paradigma barunya itu, benar-benar sistem. Siapapun yang pegang kendali partai, sistem sudah jalan," katanya.
Dia mencontohkan di Jatim, saat mantan Ketum Golkar, Nyono Suharli ditangkap KPK. "Jatim begitu babak belur, saya datang, saya benahi, saya solidkan teman-teman, alhamdulillah," ujar Plt Ketua DPD Partai Golkar Jatim tersebut.
Seperti diberitakan, survei terbaru Litbang Kompas yang melibatkan 2.000 responden di 34 provinsi, mencatat angka elektabilitas petahana di kisaran 49,2 persen. Padahal, pada periode Oktober 2018 lalu, elektabilitas Jokowi-Maruf masih 50,6 persen.
Sementara pasangan penantang, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, justru mengalami kenaikan tajam dari semula 17,9 persen di bulan Oktober 2018 menjadi 37,4 persen. Sisanya belum menentukan pilihan.
» Baca Berita Terkait Pilpres 2019, Golkar