Populasi Sapi di Jatim, Pelaku Usaha: Data Disnak Tak Valid

BEDA DATA: Seminar yang digelar PPSDS berlangsung tegang gara-gara data populasi sapi. | Foto: Barometerjatim.com/ABDILLAH HR
SURABAYA, Barometerjatim.com Seminar ketahanan pangan yang digelar Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jatim di Hotel Sahid, Surabaya, Kamis (1/8/2019) berlangsung tegang.
Pemicunya, peserta seminar yang rata-rata pelaku usaha daging, menyebut data yang dipaparkan Dinas Peternakan (Disnak) Jatim soal jumlah populasi sapi tidak valid.
Sebab, dari jumlah populasi yang dibeber tersebut dimasukkan instrumen sapi anakan dan sapi betina yang dalam aturan justru tidak boleh dipotong.
Kondisi ini yang menjadikan beberapa kebijakan dinas yang dikepalai Wemmi Niamawati itu dinilai kurang tepat, lantaran tidak merujuk fakta di lapangan.Soal bobot daging dari seekor sapi, misalnya. Disnak berasumsi per ekor sapi menghasilkan 200 Kg daging. Sebaliknya, pelaku usaha menyebut di bawah 200 Kg.
Seekor sapi menghasilkan daging 175 Kg untuk sapi Jawa, dan sapi Madura rata-rata 90 Kg. Ini yang menjadi permasalahan mendasar, kata Ketua PPSDS Jatim, Muthowif.
Atas perbedaan data ini, Muthowif meminta agar Disnak merevisi asumsi dasarnya. Jika tidak, maka permasalahan daging di Jatim tidak akan ada jalan keluarnya.Kalau ndak percaya, bisa dibuktikan dengan melihat tiap RPH (Rumah Pemotongan Hewan) secara acak. Tinggal bagaimana mekanisme dinas atau kementerian, agar asumsi daging yang dihasilkan satu ekor sapi bisa clear, tegasnya.
Sebelumnya, Kabid Pemasaran Dinas Peternakan Jatim, Kusdiryanto memaparkan populasi sapi potong di Jatim saat ini mencapai 4,6 juta ekor atau menyumbang 27 persen dari populasi nasional.
Sedangkan produksi daging sapi Jatim, menyumbang 20 persen atau sekitar 575.557 ton, dengan tingkat konsumsi masyarakat hanya 447.460 ton sehingga masih surplus 128.117 ton.Namun pelaku usaha mengklaim menemukan fakta yang berbeda di lapangan dengan menyebut jumlah sapi di Jatim justru devisit.
Indikasinya, jumlah sapi yang dipotong di beberapa RPH menurun. Begitu pula dengan penjualan sapi potong di pasar tradisional yang semakin sepi.
Ketika pertumbuhan penduduk tidak diikuti populasi sapi, tentu tidak berimbang, ucap Humas Paguyuban Pedagang Daging (PPD) Jatim, Dondik.Namun pihak Disnak berdalih, jumlah populasi sapi tersebut mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS). Kami tidak bisa mengeluarkan data (melakukan sensus), karena sesuai undang-undang acuan data ya BPS, terangnya.
Kusdiryanto juga menyatakan siap berdiskusi dan tukar pikiran lebih lanjut, untuk membahas tata niaga daging. Sehingga, bisa ditemukan formulasi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan daging di Jatim.
ยป Baca Berita Terkait Disnak Jatim, PPSDS