Pelanggaran AMM Lamongan Hadiahi Polri Kartu Kuning

KARTU KUNING: Angkatan Muda Muhammadiyah berikan kartu kuning untuk Polri. | Foto: Barometerjatim.com/HAMIM ANWAR
LAMONGAN, Barometerjatim.com Sebuah kartu kuning besar dibawa Ketua Pimpinan Daerah (PD) Pemuda Muhammadiyah Lamongan, M Anang Nafiuzzaki. Sejurus kemudian, di tengah orasi, kartu tersebut diberikannya kepada Kapolres Lamongan, AKBP Feby DP Hutagalung.
Pemandangan tersebut terjadi di halaman Gedung Mapolres Lamongan, Senin (30/9/2019), saat ratusan massa Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Lamongan menggelar aksi solidaritas atas kematian dua mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara, Yusuf Kardawi (19) dan Randi (22).
"Kartu Kuning ini dalam sebuah pertandingan sebagai simbol pelanggaran. Kartu Kuning ini sebagai peringatan untuk kepolisian agar menjalankan tugas dan fungsi yang semestinya, mengayomi rakyat, menjaga aksi demonstrasi damai," kata Anang dalam orasinya.
Tak hanya memberikan kartu kuning, AMM juga meminta Kapolri, Jendaral Tito Karnavian agar meminta maaf kepada rakyat Indonesia, khususnya warga Muhammadiyah atas meninggalnya dua mahasiswa tersebut dalam aksi menolak revisi UU KPK, RKUHP, serta beberapa RUU lainnya.Selain itu, kedatangan massa AMM -- terdiri dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Hisbul Wathon, Nasyiatul Aisyiyah, Tapak Suci, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan Pemuda Muhammadiyah -- juga meminta Polri untuk mengusut tuntas pelaku.
"Kami meminta rekan-rekan kita yang meninggal dunia diusut tuntas oleh kepolisian, sehingga ketemu siapa pelakunya," tegas Zaki.
Di sisi lain, AMM juga mengapresiasi jajaran Polres Lamongan yang menggunakan pendekatan persuasif terhadap masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Lamongan selama ini."Akan tetapi, hal ini tidak menyurutkan tuntutan kita kepada kepolisian untuk mengusut tuntas pelaku yang menyebabkan meninggalnya dua rekan kita," tandasnya.
Bentuk Tim Investigasi
Sementara AKBP Feby Hutagalung menjelaskan, Mabes Polri atas perintah Kapolri sudah membentuk tim independen untuk investigasi mengusut kejadian yang menyebabkan meninggalnya dua mahasiswa di Kendari tersebut.
"Tim independen dipimpin oleh dua jenderal yang anggotanya tidak hanya Polri tetapi ada juga dari Kompolnas, Komnas HAM dan lain-lainnya termasuk dari PP Muhammadiyah pun terlibat," tarangnya di hadapan massa AMM.
"Mari kita percayakan kepada tim investigasi, kami juga ingin tahu siapa pelakunya. Kami turut belasungkawa dan berduka cita yang mendalam atas meninggalnya mahasiswa yang diduga kena tembak," sambungnya.» Baca Berita Terkait Demo Mahasiswa