Di Ujung Jabatan Cak Fauzi, Pertumbuhan Ekonomi Sumenep Melesat di Atas Jatim dan Nasional

Reporter : -
Di Ujung Jabatan Cak Fauzi, Pertumbuhan Ekonomi Sumenep Melesat di Atas Jatim dan Nasional
MELESAT: Pertumbuhan ekonomi Sumenep terus mengalami peningkatan 2,24% mencapai 5,35% di 2023. | Data: BPS

SUMENEP | Barometer Jatim – Di ujung jabatan Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo, laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sumenep melesat di atas Jawa Timur bahkan nasional.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi di wilayah ujung timur Pulau Madura tersebut naik cukup signifikan dari 2,16% pada 2021 menjadi 3,11% pada 2022.

Bahkan di 2023 pertumbuhan ekonomi di Sumenep mencapai 5,35%. Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan nasional.

“Capaian pertumbuhan ekonomi Sumenep dalam beberapa tahun terakhir memang yang tertinggi se-Madura Raya,” kata bupati yang akrab disapa Cak Fauzi tersebut, Kamis (1/8/2024).

Tak hanya pertumbuhan ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumenep juga meningkat signifikan dari 67,74 pada 2021 menjadi 68,49 pada 2022 dan terus naik menjadi 69,13 di 2023.

Dengan kebijakan yang tepat sasaran ke depannya, tandas Cak Fauzi, angka IPM di Sumenep diharapkan terus meningkat.

“IPM Sumenep dalam 3 tahun terakhir terus meningkat sebesar 0,64%, sehingga kinerja pemerintah Sumenep sudah optimal,” tandasnya.

TERENDAH: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Sumenep terendah di wilayah Madura. | Data: BPS

Prestasi lain yang dicapai Cak Fauzi, yakni berhasil menekan angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menjadi 1,71% atau yang terendah di wilayah Madura.

Kabupaten Sumenep juga berhasil menekan Indeks Gini Ratio menjadi 0,287. Angka tersebut juga lebih rendah dari Jawa Timur sebesar 0,387 dan nasional 0,388.

”Jika dibandingkan dengan nasional dan Jawa Timur, Indeks Gini Sumenep masih lebih baik,” jelas bupati yang juga Ketua DPC PDIP Sumenep tersebut.

Tekan Angka Kemiskinan

Bagaimana dengan kemiskinan? Data BPS mencatat, Sumenep mampu menekan angka kemiskinan hingga mencapai 18,70% atau mengalami penurunan 0,06%. Sedangkan jumlah penduduk miskin pada 2023 sebanyak 206.100 jiwa atau berkurang 100 jiwa.

Menurut Cak Fauzi, penurunan angka kemiskinan tersebut sejalan dengan nilai investasi di Sumenep yang terus mengalami peningkatan, dari 2022 ke 2023 sebesar Rp 0,4 triliun.

Meski demikian, Cak Fauzi terus bekerja keras untuk menurunkan angka kemiskinan di Sumenep yang masih tinggi.

Dia optimistis, dalam beberapa tahun mendatang angka kemiskinan di Sumenep akan berkurang drastis dengan membuat kebijakan yang pro rakyat dan UMKM.

MENINGKAT: Kunjungan wisata Sumenep terus meningkat dari 2022 ke 2023. | Data: BPS

Apalagi tren pertumbuhan pariwisata di Sumenep terus meningkat, sehingga bisa memeberdayakan masyarakat perdesaan ke depannya.

“Dengan kenaikan jumlah investasi ini, membuka lapangan kerja baru bagi warga Sumenep,” jelasnya.

Faktor lain yang menyebabkan kenaikan pertumbuhan ekonomi, yakni meningkatnya kunjungan wisata di wilayah Sumenep. Jumlah kunjungan wisata Sumenep terus meningkat dari 2022 ke 2023 sebesar 331 ribu wisatawan.

“Jika di 2021 tercatat jumlah kunjungan wisata sebanyak 248.158 maka di 2023 meningkat menjadi 1.388.922, baik wisatawan mancanegara maupun nusantara dengan penyumbang terbesar di 2023 berasal dari kegiatan event yaitu sebanyak 346.202 pengunjung,” paparnya.

Cak Fauzi menambahkan, sektor UMKM di Sumenep juga semakin bergairah, seiring dengan kenaikan investasi dan kunjungan wisatawan di wilayah tersebut.

Dari data BPS, pertumbuhan UMKM di Sumenep meningkat 4,35%. Jumlah UMKM pada 2021 sebanyak 281.467, kemudian di tahun 2023 menjadi 282.712 atau bertambah 1.245 UMKM.{*}

| Baca berita Sumenep. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.