Nih Salah Satu Sukses Gibran di Mata Gawagis: Baru 2 Tahun Jadi Wali Kota, Selesai Radikalisme di Solo!
SURABAYA | Barometer Jatim – Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Annur Azzahra Tempeh Lumajang, KH Imron Fauzi alias Gus Fauzi menyebut berbagai keberhasilan dan kebaikan selama kepemimpinan Presiden Jokowi harus dilanjutkan. Dan itu sangat mungkin kalau yang terpilih menjadi Presiden-Wapres berikutnya yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Salah satu keberhasilan paling nyata di mata kiai yang juga Ketua Bidang Aksi Jaga (Jaringan Gawagis) Nusantara tersebut yakni radikalisme yang dibabat habis.
“Zaman periode Pak Jokowi, radikalisme habis. Di era Pak Jokowi, FPI (Front Pembela Islam) dan HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) habis,” katanya kepada Barometer Jatim, Jumat (15/12/2023).
| Baca juga:
- Gus Fauzi Bela Gibran yang Dicap Takut Debat: Kalau Hanya Tukang Ngomong, Rocky Gerung Ajalah yang Jadi Cawapres!
- Sisir Pesantren Bareng Jaringan Gawagis, Gus Thoif Yakin Sumbang Banyak Suara untuk Prabowo-Gibran!
- Ketua TKD Prabowo-Gibran di Jatim Bukan Khofifah, Gus Hans: Siapa pun Ketuanya Gak Ngaruh!
Pun di Solo yang disebut Gus Fauzi tempat radikalisme. Ketika Gibran baru dua tahun menjabat wali kota, kelompok-kelompok tersebut juga dibabat habis.
“Kalau ada orang mengatakan dua tahun ndak punya (prestasi) apa-apa, dua tahun menjabat (Wali Kota Solo) selesai radikalisme, ndak ada. Itu bukti riil, hanya dua tahun,” tegas Gus Fauzi.
“Bagaimana kemudian kalau beliau jadi Wapres. Apalagi kemudian kelompok 'Gemoy' ini, Prabowo-Gibran ini, slogannya adalah melanjutkan programnya Pak Jokowi,” tandasnya.
Hari Santri Bukti Nyata
Jokowi, lanjut Gus Fauzi, juga membuat keputusan yang luar biasa terkait penetapan Hari Santri Nasional. “Hari Santri mulai presiden dulu-dulu sampai Pak Jokowi ini, hanya ada di Pak Jokowi. Kemajuan jalan tol ya di Pak Jokowi,” sambungnya.
“Lha kebaikan-kebaikan ini harus dilanjutkan, bukan diubah. Slogan NU (Nahdlatul Ulama) adalah Al muhafadhotu ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah. Mempertahankan hal-hal yang sudah baik, membuat kreasi yang lebih baik. Bukan mengubah tapi membuat kreasi,” paparnya.
Kebaikan-kebaikan seperti itu, kata Gus Fauzi, hanya bisa dilanjutkan Gibran karena dia memiliki akhlak santri.
“Ya kita bandingkan dengan yang lain. Kalau ada yang mengatakan yang lain santri, kenyataanya Gibran itu lebih santri daripada yang lain,” ucap Gus Fauzi.
| Baca juga:
- JPN Jatim Puji Lompatan Berani Anies-Muhaimin, Sindir Stagnasi yang Dibangun Rezim Jokowi!
- JPN Bergerak Menangkan Anies-Muhaimin: Dukungan Kita Tak Hanya untuk Amin dan PKB, Tapi Kawal Ajaran NU!
- Nobar Debat Capres di Posko-Posko PDIP Surabaya, Warga Puji Habis Aksi Sat-set Ganjar!
“Buktinya adalah dia itu selalu santun, bertemu siapa pun. Sampeyan (anda) lihat di televisi, ketika bertemu, dia selalu menunduk,” ucapnya.
Jadi, kata Gus Fauzi, keberpihakan Jokowi dan keluarganya terhadap seluruh elemen bangsa, termasuk NU dan dunia pesantren sudah nyata.
“Kalau Pak Jokowi dan keluarganya antipesantren, ndak mungkinlah meresmikan Hari Santri. Ndak mungkinlah FPI dan HTI dihabisi. Jelas banget itu,” pungkasnya.{*}
| Baca berita Pilpres 2024. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur