4 Alasan Gus Luqman Tremas Dukung Prabowo-Gibran, Nomor 2 Sampai Terperanjat!
PACITAN | Barometer Jatim – Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tremas Pacitan, KH Luqman Haris Dimyathi bersama para gus yang tergabung dalam Jaga (Jaringan Gawagis) Nusantara memilih mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Salah satu alasannya, Gibran merupakan sosok anak muda. Terlebih dalam Islam, pemuda memiliki posisi penting yang digambarkan lewat pepatah Arab: Syubbanul yaum rijalul ghad, pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan.
Selebihnya, berikut 4 alasan kiai yang akrab disapa Gus Luqman tersebut mendukung Gibran:
1. Sosok muda. Gus Luqman mendukung Gibran bukan lantaran dia anak Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) tapi lebih karena Wali Kota Solo itu sosok anak muda.
“Kebetulan dalam dunia pesantren, khususnya di kitab karangan Mustafa Al Ghalayaini, nama kitabnya Idhotun Nasyi'in, disampaikan oleh guru-guru, kiai-kiai di pesantren salafiyah, itu selalu mengedepankan anak muda karena anak muda ini simbol,” katanya kepada Barometer Jatim, Senin (28/11/2023).
Di Ponpes Tremas, terang Gus Luqman, bahkan sampai sampai sekarang ada organisasi santri bernama Fata Al Muntadhor yang bermaka pemuda harapan bangsa.
“Dogma-dogma ini sudah lama. Bahkan ada kata-kata bijak di Idhotun Nasyi'in itu: Di tanganmu lah wahai pemuda urusan umat, perkara-perkara umat. Dan di dalam kemajuan umat ini ada di tanganmu,” katanya.
| Baca juga:
- Bahas Gerakan Pemenangan, Gus Hans dan Gus Pengasuh Ponpes Bertemu Gibran di Kediaman Guru Ngaji Jokowi
- Gus Hans: Bukan Hal Susah Bawa Gibran ke Segmen Hijau, Sudah Sangat Nyantreni!
- Kampanye Perdana Ganjar-Mahfud, PDIP Surabaya Langsung Menggebrak hingga Akar Rumput!
“Ini makna yang selalu didogmakan kepada dunia santri. Dan ada lagi satu: Syubbanul yaum rijalul ghad. Pemuda hari ini adalah pemuda pemimpin masa depan,” sambung Gus Luqman.
Bagaimana dengan kapasitas? “Dia punya pengalaman memimpin Solo. Saya pikir mampu lah untuk menjadi sosok pemimpin, dalam hal ini dengan Pak Prabowo. Tentu Pak Prabowo punya pengalaman sebagai menteri, seorang jenderal, dan sebagainya,” kata Gus Luqman.
“Nah, jadi di mata saya, ketika Gibran berpasangan dengan Prabowo, hati saya langsung teringat dogma-dogma yang ada di pesantren,” tandasnya.
2. Dana abadi pesantren. Saat diundang menghadiri deklarasi Prabowo-Gibran di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, 25 Oktober 2023, ada moment yang membuat Gus Luqma sampai terperajat. Lho, kenapa?
“Siapa yang enggak terperanjat. Saya ini sebelum lahir sampai sekarang kan dunia saya pesantren. Nah (program) yang paling diprioritaskan waktu di deklarasi itu dana abadi pesantren,” katanya.
“Saya secara pribadi tambah semangat lagi, karena memang roh perjuangan kami yang orang pesantren ini ya tentu pesantren,” tegas Gusa Luqman.
3. Santri banget. Ketika bertemu di kediaman Gus Karim (KH Abdul Karim, guru ngaji Presiden Jokowi di kompleks Ponpes Az-Zayadiyy, Laweyan, Solo pada Kamis, 23 November 2023), Gus Luqman melihat langsung kepribadian Gibran.
Kebetulan ada sejarah antara Ponpes Az-Zayadiyy dengan Ponpes Tremas, karena ayah Gus Karim alumnus Ponpes Tremas. Bahkan setiap tahun sampai sekarang, selalu menghauli kakek Gus Luqman yakni KHR Muhammad Dimyathi biasa dipaggil Mbah Guru Dimyathi atau Mbah Guru Dim.
“Ketika di rumah dan di pesantrennya Gus Karim, saya melihat secara langsung bagaimana Gibran ini. Lepas dari pencitraan atau apa, tapi saya melihat positif dari gestur fisik dan sebagainya itu santri banget,” katanya.
| Baca juga:
- Sekjen PBNU Singgung Etika PWNU Jatim, Gus Luqman Tremas: Masyaallah, Hati-hati Ada Kiai Sepuh!
- Gus Luqman Tremas Dukung Kiai Miftach Mundur dari Ketum MUI: Jaga Marwah Beliau!
- Hari Pertama Kampanye, Catat! PKS Janjikan 8 Juta Lapangan Kerja Baru
“Dia tawadhu. Ketika salaman dengan kita-kita, gus-gus ini, masyaallah terharu dan tersajung lah. Lepas dari kepentingan politik ya, tapi kan kita bisa lihat gesturnya. Beliau tawadhu, menghormati kiai dan gus.”
Gus Luqman juga menyebut Gibran mengerti suasana, karena pada jam kerja sama sekali tidak mau bicara soal politik.
“Beliau bilang begini. Ini masih jam kerja, saya tidak boleh ngomong politik. Jadi tidak ada kalimat politik, satu huruf pun waktu itu, karena tak persis posisi jam dan sebagainya tidak boleh melanggar undang-undang. Ya sudah, cuma salaman, kita foto-foto,” bebernya.
4. Terima nasihat kiai. Gus Luqman menilai, meski Gibran tidak punya basic pendidikan santri, tapi akhlak dan tawadhunya adalah santri. Maka ketika nanti terpilih menjadi Wapres, tentu para kiai muda, gus, bisa memberikan nasihat-nasihat.
“Tugas kita itu kan menasihati, yang benar ini, yang salah ini dari persepektif pesantren tentu ya. Insyaallah dia kok (bisa menerima nasihat kiai). Bukan kita itu memaksa dia manut, enggak. Kita memberi nasihat itu yang terbaik dan positif untuk beliau nanti,” pungkasnya.{*}
| Baca berita Pilpres 2024. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur