Putusan MK Angin Segar Gibran Maju Cawapres, Gus Hans: Kita Tahu Kiprahnya, Tidak Sedikit-sedikit Pamer Penghargaan!

Reporter : -
Putusan MK Angin Segar Gibran Maju Cawapres, Gus Hans: Kita Tahu Kiprahnya, Tidak Sedikit-sedikit Pamer Penghargaan!
DORONG NYAPRES: Pendukung bersyukur atas putusan MK, dorong Gibran maju Cawapres. | Foto: Barometerjatim.com/IST

SURABAYA | Barometer Jatim – Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU) KH Zahrul Azhar As’ad menyambut baik putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkkan batas usia Capres-Cawapres tetap 40 tahun kecuali sudah berpengalaman sebagai kepala daerah.

Putusan MK tersebut memberikan optimisme kepada para politisi muda terutama mereka yang sedang mendapatkan amanah menjadi kepala daerah, baik itu gubernur ataupun wali kota, bupati di daerahnya untuk bisa melakukan yang terbaik kepada masyarakat,” kata kiai muda yang akrab disapa Gus Hans tersebut, Selasa (17/10/2023).

Sehingga, lanjutnya, dengan kebaikan yang dilakukan bisa mendapatkan respons dari nasional tanpa ada batasan usia. MK disebutnya sudah melakukan sesuatu yang bijak, karena ukuran dewasa itu bukan pada usia mengingat usia hanyalah angka tetapi lebih kepada kedewasaan dan pengalaman.

| Baca juga:

“Keputusan MK ini bukan ditujukan pada orang per orang ya, tapi menberikan kesempatan kepada siapa saja yang berusia masih muda dan memiliki prestasi yang baik. Contoh misalnya Mas Emil Dardak (Wagub Jatim) dengan keputusan MK ini bisa berpeluang dalam posisi yang lebih tinggi di skala nasional tanpa ada batasan usia, karena memang kerjanya baik,” kata Gus Hans.

“Nah kembali lagi kalau misalnya dengan Mas Gibran. Kita sudah tahu langkah dan kiprah Mas Gibran di Solo, ini kan saya melihat tidak Pansos ya, tidak sedikit-sedikit pamer penghargaan dan sebagainya. Tapi media sosialnya Mas Gibran ini lebih ke arah digunakan untuk komunikasi dua arah dengan warganya, agar bisa melakukan fast respons kepada masyarakat,” sambungnya.

Risiko Politic Fatigue

Gus Hans menandaskan, model kepemimpinan seperti inilah yang sebenarnya diharapkan oleh milennial dan juga para Generasi Z untuk bisa mewarnai bangsa dan Gibran memenuhi kriteria itu.

“Saya kok optimis ya dengan pemberian kesempatan yang berusia muda dan memiliki pengalaman riil ini yang telah dicontohkan oleh Mas Gibran, bisa mengurangi potensi risiko terjadinya politic fatigue (kejengahan terhadap politik) atau kelelahan di dalam berpolitik,” katanya.

| Baca juga:

Terlebih hal itu, ucap Gus Hans, berpotensi dirasakan anak anak muda yang selama ini belum kenal dengan politik tapi setiap hari FYP (For Your Page) informasi negatif tentang ulah para politisi atau politik yang bagi mereka terkesan annoying.

Lagi pula jika melihat bonus demografi yang dimiliki Indonesia dengan menggelembungnya di area usia produktif 30 sampai 40 tahun. “Jadi menurut saya keputusan MK sudah sangat proporsional dan menunjukkan keadilan untuk memberikan kesempatan kepada generasi mudah untuk aktif membangun negeri ini,” tuntasnya.{*}

| Baca berita Pilpres 2024. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.