Wakil Rais Aam PBNU di Panggung Halal Bihalal PWNU Jatim: Anwar Sadad Ini Anak NU Asli!

SURABAYA, Barometer Jatim – Ketua DPD Partai Gerindra Jatim, Anwar Sadad alias Gus Sadad hanya tersenyum sambil mengatupkan kedua tangannya tanda takzim, saat disebut Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Anwar Iskandar sebagai anak NU asli.
Momen itu terjadi di panggung halal bihalal yang digelar PWNU Jatim, Selasa (16/5/2023). "Mana Anwar Sadad tadi?" tanya kiai yang akrab disapa Gus War tersebut. "Lha ini, ini anak buah kita, ini anak NU asli," katanya sambil menoleh ke arah Sadad yang duduk di belakangnya.
Kiai Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Amien Ngasinan, Rejomulyo, Kota Kediri itu kemudian buru-buru menambahkan, "Ya semua asli lah, mosok (masak) enggak asli. Ada PDIP, PAN, (kalau) PKB itu pastilah!”
“Lha ini banyak anak-anak kita ini, pejuang-pejuang politik di sana anak buah kita. Bahkan Pak (Emil) Dardak NU ini masyaallah, (mantan) Ketua PCI (Pengurus Cabang Istimewa) NU Jepang,” sambungya.
- Baca juga:
Kader Gerindra se-Jatim, Simak nih Larangan Gus Sadad: Jangan Berspekulasi soal Cawapres Prabowo!
Ikhwal Gus War menyebut Sadad anak NU asli -- begitu pula kader NU lainnya yang tersebar di semua partai politik (Parpol) -- agar Nahdliyin yang ingin menyalurkan aspirasi politik praktisnya lewat Parpol, bukan melalui NU.
“Banyak bertebaran NU itu di mana-mana dan titiplah ke sana, jangan ke NU!” tegasnya.
Apakah NU tidak berpolitik? Menurut Gus War, NU tetap berpolitik dalam level high politics. Yakni berpolitik untuk menjaga negara, NKRI, dan menjaga politik yang berakhlak.
“Itu politik NU. Kalau ada yang macam-macam mengganggu negara bangsa untuk punya program, agenda mengubah sesuatu yang sudah menjadi kesepakatan the founding father, maka tanggung jawab NU untuk menyelamatkan ini dan hadapi dulu NU,” kata Gus War.
“Urusan gawe (untuk pencalonan) DPR, bupati, gubernur, presiden dan wakil presiden, bukan urusan NU. Itu urusan Porpol, kita pastikan seperti itu. Jadi jangan berharap nanti dari NU akan keluar sebuah instruksi organisasi, mesti begini.. mesti begini, tidak ada. Apalagi pakai demo-demo segala. NU itu enggak ada urusan begitu-begitu,” paparnya.
Tapi kalau urusan menyelamatkan negara, misalnya ada kelompok yang ingin mengubah negara dan bangsa dengan sistem khilafah, maka itu menjadi urusan NU.
“Oke berhadapan dengan NU tidak apa-apa. NU mesti cancut taliwomdo kalau urusan-urusan seperti itu. Pasti NU tidak tinggal diam. Kalau urusan politik praktis ya urusannya dengan pimpinan partai dan kawan-kawan kita banyak yang di partai. Datang aja ke sana, itu saudara kita semua, saudara kadung, bukan saudara tiri, seayah seibu. Di PKB ada, di Gerindra ada,” jelasnya.{*}
» Baca berita Nahdlatul Ulama. Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi.