Tokoh-tokoh NU 'Tak Laku' di Bursa Capres, Gus Hans: Muhasabah! Jangan-jangan Selama Ini Kinerjanya Belum Baik

Reporter : -
Tokoh-tokoh NU 'Tak Laku' di Bursa Capres, Gus Hans: Muhasabah! Jangan-jangan Selama Ini Kinerjanya Belum Baik
MUHASABAH: Gus Hans, minta tokoh-tokoh NU muhasabah karena tak laku di bursa Capres. | Foto: Barometerjatim.com/ROY

SURABAYA, Barometer Jatim – Massa Nusa Bangsa yang menggelar aksi aksi demostrasi di depan kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim menyebut ada upaya penghilangan kader NU secara sistematis di pencapresan 2024, karena tokoh-tokoh NU elektabilitasnya rendah di hasil survei.

Padahal, Nusa Bangsa meyakini, secara prestasi dan popularitas sejumlah tokoh NU masih di atas rata-rata nama-nama yang unggul dalam survei. Bahkan memiliki jejak rekam panjang dalam karir politik nasional. Selain itu masing-masing tokoh memiliki gerbong pendukung yang besar dan militan.

Namun Tokoh Muda NU, KH Zahrul Azhar Asumta berpendapat lain. “Kalau publik atau masyarakat tidak merespons kualitas tokoh-tokoh NU ya jangan salahkan seakan-akan ada permainan,” katanya di Surabaya, Jumat (5/5/2023).

“Harusnya ada koreksi, muhasabah pada tokoh-tokoh NU sendiri kenapa kok tidak direspons publik,” tandas kiai muda Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang yang akrab disapa Gus Hans itu.

Jangan-jangan, lanjut Gus Hans, mungkin di internal para tokoh NU itu baik, tapi belum tentu terserap oleh keinginan masyarakat umum, karena publik bukan hanya warga NU alias nahdliyin.

“Kayak Khofifah (Gubernur Jatim/Ketum PP Muslimat U). Mungkin baik di internal NU saja, tapi apakah itu bisa menjamin bahwa publik melihat kinerja yang dilakukan selama ini sudah baik?” ucapnya.

“Nah, kita harus dewasa dalam melihat itu kan, enggak boleh memaksakan kehendak karena jangan-jangan selama ini kinerjanya belum baik,” tegas Gus Hans yang juga Ketua Gerakan Nasional Anti Narkoba (GNAN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim.

Terkait NU disebut Nusa Bangsa bukan tim sepak bola sehingga tidak perlu naturalisasi kader dan NU juga bukan pasar modal yang perlu mendatangkan pemodal, Gus Hans menduga itu bentuk sindiran yang diarahkan ke seseorang yang selama ini didorong maju Cawapres oleh beberapa elite di PBNU.

“Nama itu sempat terucap oleh elite di PBNU. Itu seakan-akan menggugah rasa ke-NU-an dari teman-teman yang demo kenapa kok bukan yang original NU yang dimunculkan,” nilainya.

“Itu sah-saha saja dan kembali pada kualitas dari tokoh yang diajukan, jangan-jangan masih helum bisa seperti yang diinginkan,” pungkas Gus Hans.{*}

» Baca berita Pilpres 2024. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.