Ungkap Faksi di Tubuh Demokrat Jatim Kian Meruncing, Wakil Ketua BPOKK Pilih Mundur!

Reporter : -
Ungkap Faksi di Tubuh Demokrat Jatim Kian Meruncing, Wakil Ketua BPOKK Pilih Mundur!
MUNDUR LAGI, MUNDUR LAGI: Surat pegunduran diri Wakil Ketua BPOKK yang ditujukan ke Emil Dardak. | Foto: IST

SURABAYA, Barometer Jatim – Lagi-lagi Partai Demokrat Jatim diguncang mundurnya pengurus. Setelah anak Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Ali Mannagalli dari wakil ketua dan Wakil Bandahara, Sugiharto, kali ini giliran Wakil Ketua Badan Pembina, Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) Teguh Ermawan alias Wawan Leak.

“Iya, itu surat dari saya, nama asli, kalau Wawan kan nama jalanan (aktivis),” kata Wawan membenarkan saat dikonfirmasi Barometer Jatim soal surat pengunduran dirinya yang beredar, Minggu (30/4/2023).

Surat yang ditulis Wawan pada 29 April 2023 tersebut ditujukan kepada Ketua DPD Partai Demokrat Jatim, Emil Elestianto Dardak. Dalam suratnya, dia menyatakan mundur dari segala aktivitas kegiatan dan keanggotaan Demokrat.

"Adapun keputusan ini saya ambil, supaya saya bisa merawat idealisme dan keberpihakan saya pada rakyat," tulis Wawan dalam suratya, disertai ucapan terima kasih atas bimbingan Ketua DPD dan para sahabatnya di Demokrat Jatim. Surat juga ditembuskan ke Ketua Umum, Sekjen, dan Ketua DPP BPOKK Partai Demokrat.

Mengapa mundur dari Demokrat, ada apa Wawan? Dia menuturkan, semula tujuannya masuk Demokrat untuk menyelamatkan demokratisasi yang saat itu akan 'dibegal' Moeldoko. Tapi yang mucul justru faksi di tubuh Demokrat Jatim.

“Dalam perjalanan wah ini kok ada faksi di Demokrat Jatim. Ada faksi yang tambah lama, tambah lama, tambah lama, kok meruncing,” beber Wawan yang lebih banyak berproses di Jakarta sebelum menjadi pegurus di Demokrat Jatim.

Munculnya faksi tersebut, menurut Wawan, bertolak belakang dengan latar belakangnya sebagai aktivis. “Kita ini kan tidak pernah dihadapkan dengan faksi, kita ini selalu dihadapkan dengan bagaimana ide, gagasan, dan juga cita-cita,” kata aktivis 80-an tersebut.

Wawan menegaskan, dirinya tidak mau terjebak dengan kepentingan pribadi maupun kelompok dan yang ada seharusya cuma satu, yakni Demokrat, Tapi faksi yang ada tambah lama justru tambah meruncing.

“Akhirnnya atas kesepakatan teman-teman BPOKK kita melakukan mogok. Jadi kita mogok dari BPOKK, kita berhenti,” katanya. Apakah Ketua BPOKK Demokrat Jatim, Mugianto tahu soal mogok ini? “Lho Pak Mugianto tahu, ngerti mogok itu,” tegasnya.

Mogok dilakukan, ungkap Wawan, karena terjadi kebuntuhan-kebuntuhan dampak adanya faksi, sehingga pengurus tidak bisa menjalankan roda partai secara maksimal.

Terlebih selama mogok tak ada green light untuk peyelesaian, sementara pada saat-saat tertetu Wawan harus dihadapkan menjawab pertanyaan dari DPC-DPC soal kodisi internal Demokrat Jatim.

“Saya kan enggak bisa menjawab, karena ada kebuntuhan. Kan enggak mugkin saya bercerita tentang rumah tangga saya sendiri, wadiku (rahasiaku) kan gak mungkin tak umbar (dibuka ke semua orang),” katanya.

Tapi semakin lama, Wawan merasa tidak ada gunanya sebagai aktivis di Demokrat Jatim, karena tidak terapresiasi.

“Tujuan saya itu gerakan rakyat adalah roh dari adalah gerakan politik. Kan percuma saya di Demokrat Jatim, karena saya mencoba mewarnai, bekerja, belajar dan berjuang bersama, tapi kok ternyata tidak terapresiasi,” kataya.

“Lha saya diajarkan senior-senior saya tentang tanggung jawab moral. Ya daripada saya punya tanggung jawab moral mending balik kanan dan keluar, kan gitu," imbuhnya.

Sementara itu Ketua BPOKK Demokrat Jatim, Mugianto belum menanggapi terkait pengunduran diri Wawan. Pesan singkat yang dikirim Barometer Jatim via WharsApp (WA) hanya dibaca.{*}

» Baca Berita Demokrat, Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.