Tadarus Politik Milenial di Probolinggo: Ditanya Santri soal Karikatur Tikus DPR, Anwar Sadad Terkejut!
PROBOLINGGO, Barometer Jatim – Setelah dua hari menyasar anak muda di wilayah Mataraman, Tadarus Politik Milenial Ketua DPD Partai Gerindra Jatim, Anwar Sadad bergeser ke wilayah Tapal Kuda, Rabu (29/3/2023).
Seri ketiga Tadarus Politik Milenial yang digelar di GOR Darul Lughoh wal Karomah, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo ini agar berbeda karena penyelenggaranya Forum Santri Milenial Probolinggo.
Sadad yang juga Wakil Ketua DPRD Jatim, bahkan dibuat terkejut dengan salah seorang santri yang menanyakan menanyakan tentang etika politik dikaitkan dengan viralnya karikatur tikus DPR.
Namun di balik keterkejutannya, Sadad juga bangga dengan wawasan santri masa kini. “Itu menandakan telah ada kesadaran politik di lingkungan santri, dibuktikan mereka mengikuti perkembangan politik,” katanya.
- Baca juga:
Tadarus Politik Milenial di Ponorogo, 2 Jam Anwar Sadad Gembleng Anak Muda soal Politik Bersih!
Seperti diketahui, viral video yang dirilis BEM UI menampilkan grafis Ketua DPR, Puan Maharani berbadan tikus. Dibuka dengan foto gedung DPR yang terbelah dan ‘penuh tikus’, video diakhiri dengan kalimat “Kami tidak butuh Dewan Perampok Rakyat” serta tagar “Lawan Perppu Cipta Kerja”.
Selebihnya, dalam Tadarus Politik Milenial seri ketiga ini, Sadad yang tampil enerjik seperti di dua kegiatan sebelumnya, mengatakan bahwa bertemu para santri di pondok pesantren (Ponpes) ibaratnya pulang ke rumah.
"Saya kalau ketemu santri dan ke pesantren seakan pulang ke rumah, sebab saya pernah duduk dan belajar di lembaga yang sama dengan adik-adik sekalian,” kata politikus keluarga Ponpes Sidogiri, Pasuruan yang akrab disapa Gus Sadad tersebut.
“Oleh sebab itu, saya sangat yakin yang akan menggantikan saya di posisi saat ini adalah dari kalangan santri," sambungnya disambut aplaus panjang dari ratusan santri yang hadir.
Berpolitik untuk Jaga Agama
Dalam pemaparannya, Sadad menjelaskan Pemilu 2024 akan diikuti oleh para anak-anak muda. Karena itu, menurutnya, nasib bangsa Indonesia ada di tangan anak-anak muda.
"Yang namanya politik atau kekuasaan itu sama pentingnya dengan agama. Agama itu pokok, sedang kekuasaan adalah penjaganya," katanya mengutip pendapat tokoh filsafat Islam, Imam al Ghazali.
Dengan memahami hal tersebut, kata Sadad, maka akan bisa membedakan mana politik pragmatis dan mana politik partisipatif yang memang mengakomodir kepentingan masyarakat luas.
- Baca juga:
Awali Tadarus Politik Milenial di Nganjuk, Ketua Gerindra Jatim Ladeni Beragam Pertanyaan Kritis!
'"Oleh sebab itu, saya tekankan pada adik-adik semua, politik itu adalah cara untuk menjaga agama kita, karenanya mereka yang kita pilih haruslah orang yang benar-benar bisa menjaga agama kita."
Sadad juga merasa senang bisa berdiskusi dengan santri, karena mereka telah dibekali dengan pemahaman agama yang mendalam.
“Jangan berkecil hati, dengan belajar yang rajin dan semangat yang luar biasa, saya yakin kaum santri bisa mendapatkan tempat di masyarakat dan bukan tidak mungkin menjadi pemimpian untuk masyarakat," pungkasnya.{*}
» Baca Berita Gerindra Jatim, Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi.