Diminta Tambahan Biaya Rp 12 Juta, Calon Jamaah Umroh Arofahmina Urungkan Niat ke Tanah Suci

Reporter : -
Diminta Tambahan Biaya Rp 12 Juta, Calon Jamaah Umroh Arofahmina Urungkan Niat ke Tanah Suci
KANTOR TRAVEL: Suasana di kantor Travel Umroh dan Haji Plus milik PT Arofahmina. | Foto: Barometerjatim.com/HADI

SURABAYA, Barometer Jatim – Marsuah, 56 tahun, warga Pegirian Surabaya terpaksa mengurungkan niatnya pergi umroh ke Tanah Suci Makkah dan memutuskan untuk menarik kembali uangnya (refund).

Langkah tersebut diambil lantaran tidak adanya kepastian pemberangkatan dari pihak travel, terlebih setelah diminta membayar tambahan Rp 12 juta.

Siti Aminah, anak dari Marsuah, menuturkan keputusan refund dilakukan setelah pada Jumat (24/2/2023) mendatangi kantor Travel Umroh dan Haji Plus milik PT Arofahmina.

Kedatangannya bermaksud menanyakan perihal kejelasan pemberangkatan jamaah umroh, karena dia mendapat kabar dari pihak travel kalau pemberangkatan ibunya yang sebelumnya dijadwalkan pada Maret 2023 tiba-tiba ditunda.

"Padahal kemarin, Kamis (23/2/2023) pagi, kami sudah dapat beberapa perlengkapan untuk persiapan berangkat umroh, kecuali kopernya yang belum. Tapi kok sorenya kami malah dapat telepon, bahwa pemberangkatan ditunda dengan alasan tertentu," ungkap Aminah.

Namun pihak travel sempat memberikan tawaran, calon jamaah umroh tersebut tetap bisa diberangkatkan pada Maret sesuai jadwal dengan syarat menambah biaya sebesar Rp 12 juta.

"Tahun kemarin, kami diminta menambah biaya dari yang sebelumnya kisaran Rp 24 juta menjadi Rp 27 juta dan sekarang malah diminta nambah lagi," keluhnya.

Aminah lantas menceritakan, ibunya mulai mendaftarkan diri sebagai calon jamaah umroh pada 6 September 2019. Rencananya berangkat bersama ayahnya. Namun di tengah perjalanan ayahnya meninggal dunia, sehingga ibunya harus berangkat seorang diri.

Saat itu, Marsuah mendaftarkan diri dengan paket umroh sembilan hari dan memberi DO (down payment) Rp 7 juta. Namun seiring waktu, Marsuah mendapat kabar bahwa perjalanan umroh dan haji belum bisa dilaksanakan karena munculnya pandemi Covid-19.

Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya 2022, Marsuah mendapat kabar lagi bahwa calon jamaah yang sebelumnya tertunda keberangkatannya bisa melaksanakan umroh dengan syarat sudah dilakukan vaksin.

"Kebetulan waktu itu ibu saya belum di vaksin, jadi kami tidak jadi berangkat," terangnya.

Di akhir 2022, keluarga Marsuah kembali mendapat kabar dari pihak travel bahwa ada pemberangkatan bagi calon jamaah umroh di Maret 2023 dengan syarat ada tambahan biaya dan keluarga Marsuah menyetujui syarat tersebut.

"Dari yang awalnya Rp 24 juta menjadi Rp 27 juta sekian. Dari situ kami mulai menyicil kekurangan biaya umroh dan alhamdulillah kami sudah melunasi biaya umroh sebesar Rp 27.900.000 pada 20 Januari 2023,” kata Aminah.

“Kami sudah menyiapkan segala sesuatunya demi bisa berangkat ke Tanah Suci Makkah. Tapi setelah mendapat kabar kemarin, apalagi dengan tambahan biaya yang cukup besar kami memutuskan untuk refund saja," jelasnya.

Sebelum memutuskan refund, Aminah sempat mendapat penjelasan dari customer service (CS) travel terkait situasi dan kondisi saat ini.

CS juga menunjukkan beberapa informasi dari Manajemen Golden Rowaa Company yang ditujukan kepada Direktur Travel Umroh dan Haji Plus Arofahmina, Heri Wibowo terkait kondisi terkini tentang fasilitas ibadah umroh.

Surat yang dikeluarkan pada 27 Januari 2023 tersebut menerangkan, pertama, bahwa sebanyak 65 travel umroh belum mendapatkan hotel mulai dari Januari hingga akhir Februari, baik di Makkah maupun Madinah.

Kedua, kondisi Makkah dan Madinah mengalami kepadatan di akhir Januari hingga Februari 2023 dan kepadatannya melebihi kondisi high season Desember 2022.

Ketiga, hampir seluruh hotel mulai dari area terdekat sampai dengan radius 2 km dari Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sudah overbooking dan overload.

Lantaran kepadatan tersebut, sistem untuk tasreh raudhah pun mengalami overload. Begitu pun dengan sistem visa yang sering terjadi eror, sehingga banyak visa yang tertolak sistem tanpa alasan yang jelas dan menimbulkan risiko gagal berangkat.

Diikuti Calon Jamaah Lain

Saat di kantor travel, Aminah mendapati calon jamaah lain bernasib sama. Mereka yang dijadwalkan berangkat akhir Februari juga tertunda keberangkatannya.

Salah satunya Yayuk, calon jamaah umroh asal Sidoarjo. Dia bersama suami dijadwalkan berangkat pada 8 Maret 2023, namun ditunda dengan alasan terjadinya kenaikan harga hotel di Arab Saudi.

"Kami sudah bayar lunas, paket silver seharga Rp 41 juta. Nah, kemarin kami diberitahu lewat zoom bahwa keberangkatannya ditunda,” kata Yayuk.

“Pak Direktur kemarin bilang sendiri di zoom, kalau jamaah mau mundur keberangkatannya Agustus sampai Oktober tidak naik (biaya). Tapi kalau masih tetap mau berangkat di Maret ya harus nambah, karena harga hotelnya naik katanya," sambungnya.

Meski demikian, Yayuk khawatir jika  menunda keberangkatannya hingga Agustus mendatang tidak ada biaya tambahan, mengingat kenaikan harga hotel mengikuti tren kenaikan dolar.

"Okelah kemarin katanya enggak ada tambahan kalau berangkat di Agustus dan seterusnya. Tapi apakah ada jaminan nanti enggak bakalan naik lagi. Apalagi kalau dolar naik lagi. Harus ada hitam diatas putih, sehingga pemberangkatan kita terjamin. Makanya kami putuskan untuk refund saja," jelasnya.{*}

» Baca Berita Umroh, Baca tulisan terukur Syaikhul Hadi.

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.