Film Lara Ati Kental Dialek Suroboyoan, Armuji: Asyiklah Kalau Gak Jadi Kepsek Aku Yo Iso Misuh
DUKUNG ANAK MUDA: Armuji, Gus Hans, dan Laila Mufidah usai nonton bareng film Lara Ati. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS
SURABAYA, Barometerjatim.com Film Lara Ati garapan Bayu Skak berhasil membetot perhatian pemirsa. Terlebih setelah tayang di bioskop mulai Kamis, 15 September 2022.
Satu hal yang menarik dalam film ini, yakni kental dialek Suroboyon, banyak pisuhan dalam setiap adegannya. Tapi jangan salah, di Surabaya misuh tak melulu bermakna umpatan, maki-maki, atau konotasi negatif lainnya. Misuh bisa berarti pula menunjukkan keakraban.
Saya kira asyiklah! Misale aku gak dadi (seandainya tidak memerankan) kepala sekolah, mungkin yo iso misuh (bisa mengumpat ala Suroboyoan), kelakar Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji yang memerankan kepala sekolah SMA dalam film tersebut, Sabtu (17/9/2022).
Waktu saya di SCTV (Lara Ati versi televisi) yo rodok-rodok ono misuhe (ya agak ada umpatan-umpatannya). Tapi kalau jadi kepala sekolah kan enggak mungkin, sambungnya seraya tersenyum.Bagi Armuji, apa yang diperlihatkan dalam film Lara Ati justru menghidupkan dialek Suroboyoan. Seneng aku, sangat senang sekali, kental sekali dengan bahasa-bahasa Suroboyoan, tandasnya.
Saat film ini tayang perdana di bioskop, Armuji nonton bareng (nobar) di Grand City XXI Surabaya ditemani Wakil Ketua DPRD Surabaya, Laila Mufidah dan Ketua Gerakan Nasional Anti Narkoba Majelis Ulama Indonesia (GNAN MUI) Jatim, KH Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans, serta ratusan anak muda.
Saya angkat jempol sama Bayu Skak ini. Itu anak-anak Surabaya, kayak Dono Pradana (sebagai Fadly). Pemain anak Jakarta paling cuma tiga, lainnya anak Malang dan Surabaya. Adiknya Bayu Skak (Joko), Ajeng (Keisya Levronka) itu anak Malang, katanya.
Armuji juga mendorong anak-anak muda Surabaya dan siap memfasilitasi seperti yang dilakukan Bayu Skak, agar Surabaya 'berbicara' di percaturan perfilman nasional.Tadi Gus Hans sudah bila sama saya, mengajak bikin kegiatan untuk anak-anak muda supaya benar-benar mempunyai kesibukan dan kegiatan postif agar tidak terbawa arus baik itu narkoba, radikalisme, atau mungkin seks bebas, katanya.
Kalau ada kegiatan-kegiatan seperti itu saya kira sangat postif, apalagi pandemi Covid-19 sudah enggak ada. Jadi kita bisa bebas berekspresi dan melakukan kegiatan secara banyak orang, imbuh Armuji.
» Baca berita terkait Armuji. Baca juga tulisan terukur lainnya Roy Hasibuan.