Isi Jabatan Kosong, Langkah Wali Kota Surabaya Dipuji Pakar
PUJI LANGKAH ERI: Falih Suaedi, puji langkah Eri Cahyadi isi jabatan kosong di Pemkot Surabaya. | Foto: News Unair
SURABAYA, Barometerjatim.com - Langkah Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi melakukan asesmen untuk mengisi beberapa jabatan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya dengan melibatkan lembaga independen dinilai sebagai sebuah langkah progresif.
"Sebenarnya mengisi jabatan ini kan haknya wali kota, yang membahas bersama Baperjakat (Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan). Nah asesmen ini bagian dari second opinion di luar birokrasi. Itu langkah progresif dan bagus serta fair," ujar Pakar Manajemen SDM Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr Falih Suaedi, Rabu (29/9/2021).
Apalagi, lanjut dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair periode 2015-2020 itu, memilih pejabat untuk menduduki jabatan sesuai karakter seseorang tidak gampang. Maka salah satu caranya adalah dengan asesmen, karena di dalamnya ada tes-tes yang harus dilalui, termasuk tes psikologi dan wawancara.
Jika ingin lebih modern lagi, tandas Falih, bisa menggunakan prinsip penilaian kinerja 360 derajat. Yakni asesmen yang lebih detail lagi unsurnya dengan melibatkan kolega hingga bawahan pejabat yang melakukan asesmen."Dengan tes psikologi dan wawancara saja kurang, harus melibatkan kolega pejabat yang bersangkutan hingga anak buah atau stafnya. Caranya dengan membuat kuesioner atau wawancara langsung. Itu lebih akurat lagi, karena sulit untuk bisa bohong," paparnya.
Prinsip 360 derajat ini, kata Falih, sudah diterapkan untuk sertifikasi dosen. Sehingga yang diasesmen bukan hanya dosen yang bersangkutan, tapi juga kolega dosen hingga mahasiswanya.
"Sekali lagi ini merupakan langkah positif wali kota yang harus diapresiasi, karena mencari pejabat bukan sekadar berdasarkan kompetensi ijazah atau pelatihan-pelatihan tapi juga berdasarkan bakatnya. Apalagi mencari pejabat yang karakter individu dengan karakter pekerjaanya klop, itu susah," ungkapnya.Jika hanya berdasarkan syarat-syarat normatif, tandas Falih, badan kepegawaian memiliki rapor yang lengkap. Namun Eri disebutnya tak ingin hanya syarat-syarat normatif itu, tapi dipilih pejabat yang sesuai karakter individu dengan pekerjaannya.
Jadi asesmen ini sudah sangat tepat, meskipun masih bisa dipertajam lagi dengan prinsip 360 derajat," tegasnya.
Semangat Gotong Royong
Jika sudah mendapat pejabat seperti yang diinginkan wali kota, kata Falih, maka team work dalam bekerja akan terbentuk. Terlebih Eri berulang kali menyatakan di media, jika Surabaya dibangun berdasarkan gotong royong, bersama-sama, dan bukan one man show.
Kepemimpinan team work itu kepemimpinan yang modern. Tapi itu tidak mudah. Wali kota harus pandai merangkul semua untuk bekerja bersama-sama. Mulai dari yang paling bawah yakni RT, RW, lurah, camat, kepala dinas, asisten, dan Sekda yang mau bekerja bersama, ungkapnya.
Kerja secara sinergi, lanjutnya, hasilnya akan menjadi lebih luar biasa. Bukan 1 ditambah 1 hasilnya 2, tapi bisa 8 atau bahkan 10.Sekarang ini, jika ada kepala daerah yang mengaku programnya sukses karena dia, itu tidak mungkin. Pasti ada orang-orang di sekitarnya juga ikut bekerja keras. Wali kota Surabaya telah mengambil langkah untuk bekerja bersama-sama dan itu sudah benar, pungkasnya.
» Baca Berita Terkait Pemkot Surabaya