Sindir Kubu Prabowo, JKSN: Jokowi Shalat kok Kepanasan!
Lebih-lebih bagi pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Mereka ramai-ramai mengomentari postingan video Jokowi di media sosial saat menjadi imam shalat dzuhur dengan makmum sejumlah kiai, para pejabat, termasuk Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin tersebut.
Rata-rata mereka mencibir, menyebut hal itu pencitraan semata. Terlebih dalam video terdengar riuh blitz kamera, serta shalat dzuhur bacaan imam siri (pelan) tidak jahar (keras). Sehingga tak terdengar Jokowi melantunkan ayat-ayat Al Qur'an.
Melihat cibiran kubu Prabowo-Sandiaga, salah seorang pengasuh Ponpes Darul Ulum, KH Zahrul Azhar Asad meminta sebaiknya hal tersebut tidak dijadikan objek polemik karena Jokowi menjadi imam atas permintaan tuan rumah.
"Kebetulan kejadian itu di pesantren kami, jadi kami perlu meluruskan, bahwa kemarin yang minta (Jokowi jadi imam shalat) itu tuan rumah," katanya kepada Barometerjatim.com, Sabtu (22/11).
Menurut kiai muda yang akrab disapa Gus Hans itu, tidak ada dalam pikiran tuan rumah untuk menilai keagamaan seseorang karena menjadi ranah Allah Swt dan para malaikat-Nya. Lagi pula tuan rumah terbiasa husnudzon kepada setiap orang.
Lha kepada orang yang tidak pernah terlihat shalat saja kita harus husnudzon. Bisa jadi dia shalat tapi tidak tampak, apalagi kepada orang yang jelas-jelas sering terlihat shalat, katanya.
"Saya harap pihak sebelah (kubu Prabowo-Sandiaga) tidak memanfaatkan hal itu menjadi isu politik yang panas. Saya curiga, kok ada yang kepanasan melihat Pak Jokowi jadi imam shalat," sambungnya.
Gus Hans itu juga heran, mengapa setiap Jokowi menjadi imam shalat kubu sebelah selalu gerah. "Atau bisa jadi para pendukungnya (Prabowo) tidak yakin kalau calonnya bisa jadi imam shalat. Lihat orang shalat kok kepanasan!" sindirnya.
Sebelumnya, saat Konferensi Nasional Partai Gerindra 2018 di Sentul International Convention Center (SICC), Sentul, Bogor, Senin (17/12), Prabowo mengakui kalau dirinya tidak pantas menjadi imam shalat.
Namun Gus Hans melihat bukan soal pantas atau tidak pantas menjadi imam, tapi para kiai di Darul Ulum sangat menghargai dan menghormati setiap tamu yang datang, termasuk dengan meminta Jokowi menjadi imam shalat.
"Yang kita bicarakan bukan soal pantas atau tidak pantas, wong kita juga belum pernah melihat Pak Prabowo jadi imam shalat," kata intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU) yang juga Sekjen Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) tersebut.
Kontradiksi Keagamaan
Bagi Gus Hans, hal tersebut sekaligus kontradiktif. Prabowo yang didukung ijtima' ulama tapi tidak pernah terlihat aktivitas keagamaannya. Sebaliknya, Jokowi yang diisukan dekat dengan PKI, China, serta cap miring lainnya, justru kegiatan kesehariannya tidak jauh dari aktivitas keagamaan.
"Artinya masyarakat harus cerdas, bahwa yang kita pilih itu presidennya, bukan siapa yang mencalonkannya. Walaupun yang mendukung itu ribuan ulama, tapi kalau yang didukung tidak menunjukkan sifat keulamaan, value-nya ya pasti kalah," katanya.
Selebihnya, Gus Hans berharap, Pilpres 2019 jangan dijadikan pertarungan isu agama. "Fokus saja pada program kerja, pemikiran, maupun ide-ide pembangunan bangsa ini. Biar kalau lihat orang shalat tidak kepanasan," ucapnya.{*}
» Baca Berita Terkait Pilpres 2019, JKSN