Di Kantong NU Jatim, Suara Jokowi-Ma’ruf Belum Aman

BUTUH KERJA KERAS: Giyanto Wijaya (kiri) dan Yenny Wahid, butuh kerja keras untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin khususnya di wilayah Jawa Timur. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN/IST
Di Pilpres 2014, meski menang di Jatim, fakta lain mencatat: Jokowi-JK kalah di sebagian besar kantong NU. Kini seluruh kekuatan dikerahkan untuk merebut kemenangan menyeluruh di Pilpres 2019.
JAWA TIMUR disebut-sebut bakal menjadi penentu pertarungan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Hampir semua kekuatan kini dikonsentrasikan ke provinsi yang menjadi basis warga Nahdlatul Ulama (NU) tersebut.Di luar Tim Kampanye Daerah (TKD) yang dipimpin mantan Kapolda Jatim, Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin, ada kekuatan Gubernur-Wagub Jatim terpilih 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak lewat Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) plus puluhan kepala daerah definitif maupun terpilih.
Belum lagi barisan relawan di luar jaringan NU kultural. Terbaru para mantan aktivis 1998 bersama 20 elemen massa (Seknas Jokowi, Bara JP, Kornas, JNIB, Rejo, Syarekat 98, Forkom Relawan Jokowi, Jo-Wo, KAPT, Relawan JIM, Grasi Jatim, Repdem Jatim, Almisbat, Projo, Jaman, ASFN, ARJ, Mapan, Jarpek dan PAB Jatim) melebur dalam Komunitas Relawan Jawa Timur (KRJT) untuk memenangkan Jokowi-Maruf.
Baca: Menangkan Jokowi, Mesin Khofifah Bergerak di 34 Provinsi
Seolah belum cukup, Putri Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid alias Yenny Wahid ikut pula berkonsentrasi untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf di Jatim.
Perempuan yang juga salah seorang ketua PP Muslimat NU itu tak memungkiri kalau suara Jokowi-Ma'ruf di Jatim belum aman, meski dia tetap optimisitis kerja keras dari seluruh elemen yang ada bakal berbuah kemenangan.
"Jatim insyaallah. Ya, belum aman! Tapi namanya Pemilu tentu kita harus bekerja keras untuk Pak Jokowi. Bukannya enggak aman, tapi kami akan bekerja keras untuk memenangkan Pak Jokowi di Jatim," ucapnya kepada wartawan di kawasan Car Free Day, Jakarta Pusat, Minggu (14/10).
Baca: Yenny Tak Influencer Tunggal, Sulit Bawa Gusdurian ke Jokowi
Memang, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK) meraih kemenangan mantap (53,17 persen) di Jatim saat Pilpres 2014. Tapi fakta lain mencatat, pasangan ini masih 'kelimpungan' di sebagian besar kantong NU.
Di empat kabupaten di Madura, malah kalah parah! Di Bangkalan hanya meraih 18,80 persen suara, Pamekasan (26,31 persen), Sampang (25,53 persen) dan Sumenep sedikit lebih baik (42,43 persen).
Baca: Mantan Aktivis 98 Bergandengan Tangan Menangkan Jokowi
Kekalahan juga diderita di sebagian wilayah Tapal Kuda. Di Bondowoso (39,32 persen), Situbondo (41,02 persen), Kabupaten Pasuruan (42,08 persen), Kota Probolinggo (45,69 persen) serta Kota Pasuruan (42,67 persen).
Pun demikian di wilayah Pantura Mataraman yang dikenal sebagai daerah dengan tradisi santrinya. Di Kabupaten Lamongan (48,29 persen), Gresik (47,10 persen), Bojonegoro (48,29 persen) Jokowi-JK kalah.
Fokus Madura-Tapal Kuda
Situasi belum aman ini diakui Ketua Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Jatim, Giyanto Wijaya. Konsentrasinya saat ini memang di kantong-kantong NU yang terbukti menggerus suara Jokowi di Pilpres 2014.
"Fokus kita memang ke Madura dan Tapal Kuda, dimana di 2014 suara Bapak (Jokowi) kalah," kata Giyanto usai deklarasi dukungan sekaligus peresmian posko Rumah Bersama Pelayan Rakyat (RBPR) di Surabaya, Sabtu (13/10).
"Jadi peta suara 2014 di 14 kabupaten/kota Jokowi kalah, menang di 24 kabupaten/kota. Tapi di Madura, khususnya Pamekasan, Bangkalan dan Sampang, serta Pacitan kita kalahnya cukup parah," tandasnya.
Baca: Sekjen JKSN Sebut Masuk Akal Andai Gus Ipul Pilih Prabowo
Karena itu, pertama, para relawan akan fokus dengan penetrasi kekuatan di masing-masing jaringan. Misalnya untuk 'menggarap' santri di Pulau Garam, ada Jaringan Kemandirian Nasional (Jaman) Santri se-Madura. "Kita penetrasi ke titik-titik dimana suara Bapak defisit," ucapnya.
Kedua, tambah Giyanto, terkait mapping suara secara nasional. "Sebagai provinsi dengan DPT terbesar kedua (30.554.761 pemilih) Jatim menjadi penentu untuk kemenangan di 2019," jelasnya.
Soal target yang dipatok KRJT cukup tinggi, 70 persen -- sama dengan target TKD maupun JKSN -- Giyanto yakin gabungan kekuatan yang ada bisa mewujudkannya. "Kalau target memang 70 persen sekian, tapi insyaallah minimal 65 persen di Jatim kita bisa dapatkan dengan kerja keras teman-teman," katanya.
'Mualafkan' Pendukung Prabowo
TARGET 70 PERSEN: Komunitas Relawan Jawa Timur (KRJT) target 70 persen untuk memenangkan Jokowi-Maruf Amin di Jawa Timur. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN TARGET 70 PERSEN: Komunitas Relawan Jawa Timur (KRJT) target 70 persen untuk kemenangan Jokowi-Maruf Amin di Jawa Timur. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HASIBUAN
Bara JP bahkan sudah melangkah jauh untuk menaklukkan wilayah Madura, termasuk 'memualafkan' mereka yang di Pilpres 2014 bergabung dengan Prabowo, kini berubah haluan ke barisan Jokowi-Ma'ruf.
Mereka di antaranya mantan Bupati Bangkalan, M Makmun Ibnu Fuad atau Ra Momon yang telah dibaiat menjadi ketua Barisan Relawan Jokowi Presiden-Ma'ruf Amin Madura (Barajoma).
"Memang 'penguasa' Bangkalan, mantan bupati sudah menjadi Ketua Barajoma, Ra Momon. Bahkan semua perangkat bupati sekarang, Ra Latif dan Pak Muhni juga menjadi bagian dari Bara JP, jadi tim pemenangan kita di sana," tutur Giyanto.
Baca: Undang Jokowi, PWNU Jatim Tepis Istighotsah Kubro Politis
Lalu di Pamekasan. Mantan Ketua DPC Gerindra Pamekasan, Agus Sujarwadi telah pula 'dibaiat' menjadi ketua Bara JP Pamekasan.
"Juga di Sampang. Untuk Sumenep sudah kita lepas, karena ada Pak Said Abdullah sama Kiai Busyro (KH Busyro Karim). Saya rasa cukup lah, karena angka (Jokowi) di Sumenep pada 2014 masih 43 persen (42,43 persen)," jelasnya.
» Baca Berita Terkait Pilpres 2019, Jokowi-Ma'ruf Amin, Yenny Wahid