Pengamat: Pencawapresan Kiai Maruf Hanya Untungkan PKB
UNTUNGKAN PKB: KH Ma'ruf Amin, pencawapresannya dinilai hanya menguntungkan PKB dan berpotensi mengancam soliditas Parpol pengusung. | Foto: Barometerjatim.com/NATHA LINTANG
SURABAYA, Barometerjatim.com Inilah jawaban mengapa Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Nasdem, Effendy Choirie sampai meminta KH Ma'ruf Amin jangan 'berisik'.
Sebab, di balik pencawapresannya, ternyata ada upaya dari Kiai Ma'ruf untuk 'menggiring' warga NU agar kembali ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) lewat tiga isu: Arruju warruju tsumma ruju.
Padahal Nahdliyin tersebar hampir di semua Parpol, termasuk Parpol pengusung Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf di Pilpres 2019. Selain PKB yakni Nasdem, PPP, Golkar, PDIP dan Hanura.
Baca: Pemilu 2019, Kiai Maruf Ajak Warga NU Rujuk Kembali ke PKB
Bagi Pengamat Politik asal Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surochim Abdussalam, pencawapresan Kiai Ma'ruf hanya menguntungkan PKB. Terlebih dia juga berharap Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) bisa menjadi presiden di 2024.
"Iya (menguntungkan PKB) karena relasi harmonis keduanya. Baru kali ini saya melihat PBNU sangat harmonis dengan PKB," ujarnya, Minggu (30/9).
Situasi ini, tandas Surochim, bahkan bisa menjadi ancaman dalam koalisi Parpol pengusung Jokowi-Ma'ruf karena di dalamnya juga terdapat Parpol yang mengklaim memiliki kekuatan akar rumput Nahdliyin.
Baca: Nasdem Terusik, Gus Choi: Kiai Maruf Amin Jangan Berisik!
"Sebut saja PPP dan Nasdem. Itu akan menjadi tantangan tersendiri," ucap pengamat yang juga peneliti Surabaya Survey Center (SSC) itu.
Namun Surochim menilai, ajakan Kiai Ma'ruf agar warga NU kembali ke PKB tidaklah ringan. Tidak gampang menyatukan warga NU, karena politik Nahdliyin tersebar hampir di semua Parpol.
"Apalagi di sana juga ada PPP yang juga ingin jadi rumah besar warga NU. Tapi PKB akan banyak diuntungkan dalam situasi dukungan saat ini, apalagi nomor urut juga bagus (nomor 1, sama dengan nomor urut Jokowo-Ma'ruf)," paparnya.