Eri Cahyadi Kepala Daerah Pengumpul Zakat Terbanyak, Tiap Bulan Rp 3-4 Miliar!

Reporter : -
Eri Cahyadi Kepala Daerah Pengumpul Zakat Terbanyak, Tiap Bulan Rp 3-4 Miliar!
PENGUMPUL TERBANYAK: Arief Boediarto mewakili Eri Cahyadi menerima penghargaan dari Baznas Jatim. | Foto: IST

SURABAYA | Barometer Jatim – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jatim, menobatkan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi sebagai Kepala Daerah Pengumpul Zakat Terbanyak, Rabu (8/10/2025).

"Penghargaan dari Baznas Jatim ini adalah cerminan konsistensi Pak Wali Kota dalam mendorong seluruh elemen, khususnya ASN Pemkot, untuk menunaikan kewajiban zakatnya melalui Baznas,” kata Kepala Bagian Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Bapemkesra) Surabaya, Arief Boediarto, Jumat (10/10/2025).

“Berkat gerakan ini, perolehan zakat kita stabil di angka yang sangat besar, mencapai rata-rata Rp 3 miliar hingga Rp 4 miliar per bulan," tandasnya.

Angka pengumpulan yang didominasi partisipasi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Surabaya tersebut, lanjut Arief, menempatkan Baznas Surabaya sebagai salah satu pengumpul zakat terbesar secara nasional.

Arief juga menekankan, fokus utama Pemkot Surabaya adalah memastikan dana ini kembali secara optimal kepada masyarakat.

"Kewajiban zakat 2,5 persen dari penghasilan yang dikumpulkan secara kolektif dan rutin setiap bulan ini, diyakini wali kota menjadi kunci utama penyelesaian berbagai masalah sosial, sehingga tidak sepenuhnya bergantung pada APBD," paparnya.

Penyaluran Tepat Sasaran

Salah satu keunggulan pengelolaan zakat di Surabaya, kata Arief, yakni sinkronisasi data antara Pemkot dan Baznas. Hal ini memastikan penyaluran tepat sasaran, utamanya kepada segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang datanya dipegang Pemkot.

Arief merinci fokus utama penyaluran dana zakat yang dikelola Baznas Surabaya. Dalam bidang pengentasan kemiskinan dan stunting, dana disalurkan untuk membantu fakir miskin, perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu), dan program gizi untuk menekan angka stunting.

“Dalam sektor peningkatan kualitas SDM, berfokus pada beasiswa untuk anak kurang mampu dari jenjang dasar hingga menengah, serta program tebus ijazah, memastikan tidak ada anak Surabaya yang putus sekolah hanya karena kendala administrasi,” rincinya.

Selanjutnya, dalam aksi cepat tanggap sosial, zakat menjadi semacam dana darurat yang dapat diakses dengan cepat.

Jika ada masyarakat yang membutuhkan bantuan mendesak dan kebutuhan tersebut belum tercover atau membutuhkan kecepatan di luar mekanisme APBD, Baznas dapat segera turun tangan setelah berkoordinasi dengan Pemkot Surabaya.

"Kinerja Baznas setelah berkoordinasi dengan Pemkot inilah yang membuat program zakat di Surabaya dinilai sukses,” kata Arief.

“Target kami adalah terus meningkatkan taraf hidup, mengurangi buta huruf, dan meningkatkan ketakwaan masyarakat," imbuhnya.{*}

| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.