Usai Longsor dan Tewaskan 10 Orang, Apa Langkah Khofifah agar Jalur Pacet Lebih Aman?

MOJOKERTO | Barometer Jatim – Longsor jalur Cangar-Pacet, tepatnya di Jalan Sumber Brantas-Pacet, Kabupaten Mojokerto menewaskan 10 orang. Apa yang akan dilakukan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa untuk penanganan dan langkah agar jalur tersebut menjadi lebih aman?
Minggu (6/4/2025) siang, Khofifah ditemani Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra serta jajaran perangkat daerah Pemprov Jatim terkait melakukan peninjauan ke lokasi.
Tiba di lokasi, Khofifah berkoordinasi dengan jajaran terkait termasuk kepala desa setempat. Pasalnya, bencana longsor terjadi akibat adanya aliran sungai yang tersumbat pohon tumbang.
Sumbatan tersebut akhirnya membuat jenuh aliran sungai dan menyebabkan longsor, terutama saat curah hujan yang turun beintensitas cukup tinggi.
“Saya sebenarnya ingin melihat langsung aliran sungai di atas, tapi karena kendala kontur tanah yang masih rentan maka tidak direkomendasikan. Tapi bahwa sungai di atas itu posisinya cukup penting, karena mengairi sekitar 50 hektare sawah,” ucapnya.
Khofifah minta dinas terkait bekerja sama dengan Pemkab Mojokerto, untuk segera menormalisasi sungai agar puluhan hektare sawah yang selama ini menggantungkan aliran sungai tersebut bisa tetap mendapatkan sumber air.
Pemasangan Bronjong
Sedangkan terkait penanganan longsor, Khofifah menyampaikan dalam dua hari ke depan pihaknya meminta agar proses pembersihan bisa segera dilakukan secara intensif.
"Melalui rapat dengan seluruh pihak kemarin dan hari ini, langkah pertama adalah melakukan operasi pembersihan di lokasi kejadian. Mudah-mudahan besok cuaca bagus jadi jam 8 sampai 12 bisa dilakukan pembersihan," ucapnya.
Setelah pembersihan yang diperkirakan membutuhkan waktu dua hari, Khofifah menyebut langkah selanjutnya yakni pemasangan bronjong untuk mencegah longsor di waktu mendatang.
Penanganan longsor secara teknis menggunakan biosoil engineering, yakni perbaikan tebing tanah dengan sistem terasering dengan penahan tanah menggunakan bambu dan di atasnya ditanami gebalan rumput vetifer.
Rencananya bronjong akan dibangun setinggi 70 meter sepanjang 40 meter di area terdampak tanah longsor melalui Dinas PU Bina Marga Jatim.
"Tujuannya untuk memberikan penguatan kontur tanah yang ada. Maka ada tiga pohon di sini akan ditebang, agar terasering itu bisa dilakukan," ucapnya.
Sedangkan di sisi jurang pada kiri jalan, Khofifah mengatakan akan dilakukan mekanisme penguatan termasuk pembangunan tanggul. Hal itu untuk memberikan rasa aman pada masyarakat yang melintas di jalur tersebut.
Proses pembuatan terasering disebutnya memerlukan waktu satu bulan. Karena itu, dia akan terus dilakukan koordinasi mendalam dengan berbagai pihak kaitan penutupan-pembukaan jalan selama proses pengerjaan.
Selain perbaikan akses jalan, guna menambah sistem keamanan di sepanjang akses Cangar-Pacet, akan diberlakukan bentuk peringatan berbasis digital atau early warning system (EWS).
Menurut Khofifah, dari pintu masuk Taman Hutan Raya R Soerjo sebenarnya telah banyak terpasang warning atau peringatan bagi para pengguna. Namun dengan keberadaan EWS ini, nantinya diharapkan bisa memberikan pengamanan ganda bagi para pengguna jalan.
"Tentu dilihat di titik-titik strategis yang memberikan warning kepada masyarakat, yang juga terkonfirmasi dengan pihak kepolisian untuk kemudian disampaikan kepada masyarakat kaitan jalan ditutup," ujar Khofifah.
"Pokoknya kita bersama-sama menjaga rasa aman semua merasa nyaman, dan tidak ada kekhawatiran terhadap hal yang tidak kita inginkan," imbuhnya.{*}
| Baca berita Bencana Alam. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur