Luas Panen Padi di Jatim Turun hingga 4,82%! LaNyalla Ingatkan soal Swasembada Beras dan Pangan

Reporter : -
Luas Panen Padi di Jatim Turun hingga 4,82%! LaNyalla Ingatkan soal Swasembada Beras dan Pangan
MENURUN: Luas panen padi di Jatim hingga Oktober 2024 mengalami penurunan 4,82 persen. | Sumber: BPS Jatim

SURABAYA | Barometer Jatim – Jatim sebagai produsen padi nomor satu di tingkat nasional, diharapkan dapat menjadi penopang program swasembada beras dan pangan yang dicanangkan pemerintah.

Hanya saja, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen padi di Jatim hingga Oktober 2024 justru mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Penurunan bahkan terjadi hingga 0,08 juta hektare (4,82%).

Hal itu pun menjadi sorotan anggota DPD RI Dapil Jatim, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Dia meminta Pemprov dan Pemkab penghasil beras di Jatim untuk menyiapkan strategi khusus, agar program pemerintah berupa swasembada beras dan pangan dapat berjalan tanpa hambatan.

"Strategi khusus itu perlu disiapkan dalam hal menjaga luas lahan pertanian dan tonase panen padi, agar program yang sudah dicanangkan dapat berjalan dengan baik," kata LaNyalla di sela kegiatan reses di Jatim, Selasa (5/11/2024).

0,48 JUTA TON: Produksi padi di Jatim 2024 diperkirakan turun 0,48 juta ton atau 4,99%. | Sumber: BPS Jatim0,48 JUTA TON: Produksi padi di Jatim 2024 diperkirakan turun 0,48 juta ton atau 4,99%. | Sumber: BPS Jatim

Eks Ketua DPD RI itu melanjutkan, program swasembada beras dan pangan sangat vital, lantaran hal ini berkaitan dengan program makan bergizi gratis bagi pelajar Indonesia.

"Artinya, ada dua hal mendasar yang kita sasar dengan strategi khusus itu, yakni program swasembada beras dan pangan serta program makan bergizi gratis bagi pelajar Indonesia," tutur LaNyalla.

Ketua Dewan Penasihat Kadin Jatim itu menilai, setidaknya ada lima langkah yang perlu diperhatikan secara seksama agar hasil pertanian di Jatim terus meningkat. Di antaranya penggunaan bibit berkualitas, pemupukan dan pengolahan tanah yang baik, serta perlindungan dari hama dan penyakit.

"Kemudian juga kita perlu menyediakan teknologi pertanian yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan teknologi, kita dapat memantau kondisi tanaman secara real time untuk memastikan tanaman sehat dan produktif," katanya.

Terakhir, LaNyalla menilai perlunya mendorong diversifikasi tanaman. Tujuannya untuk meningkatkan pendapatan petani, sehingga pengelolaan lahan pertanian pun jadi lebih maksimal dan meningkat setiap tahunnya.

"Diversifikasi pertanian termasuk upaya untuk menghindari risiko kegagalan pada salah satu jenis usaha atau komoditas tanaman," jelasnya.{*}

| Baca berita Pemprov Jatim. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.