Kiai NU Sampang Bersatu: Wis Wayahe Khofifah Pimpin Jatim

-
Kiai NU Sampang Bersatu: Wis Wayahe Khofifah Pimpin Jatim
DISAMBUT RIBUAN MASSA: Cagub Khofifah saat peringatan Isra' Mi'raj dan Haul sesepuh Ponpes Al Wahidiyah Sampang, Sabtu (14/3). | Foto: Barometerjatim.com/MARIJAN AP SAMPANG, Barometerjatim.com Kiai Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Sampang, Madura, bersatu demi memenangkan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak di Pilgub Jatim 2018, 27 Juni mendatang. Sabtu (14/4) hari ini mereka berkumpul di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Wahidiyah asuhan KH Abdul Wafi Abdulbar di Desa Tambak, Kecamatan Omben untuk memperingati Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw dan Haul sesepuh Ponpes serta silaturahim dengan Khofifah. "Kami (kiai NU Sampang) sangat mendukung Khofifah-Emil. Bu Khofifah sangat pantas memimpin Jawa Timur melihat beliau cerdas, mengerti agama juga pengalaman," terang Kiai Wafi. Baca: Jarmunu Kepung Kampung se-Jatim untuk Khofifah-Emil Menurutnya, Khofifah adalah sosok ulama perempuan yang pantas memimpin Jatim pasca kepemimpinan Soekarwo. "Kami sangat mendukung Khofifah-Emil. Bu Khofifah sangat pantas memimpin Jatim melihat beliau yang cerdas, mengerti agama serta pengalaman," paparnya. Kiai Wafi juga mengapresiasi ketua umum PP Muslimat NU tersebut yang ikhlas menanggalkan jabatan Menteri Sosial demi pulang ke Jatim untuk membangun kampung halamannya. "Menurut saya sudah waktunya sekarang Ibu Khofifah memimpin Jatim. Ibu Khofifah itu meletakkan jabatannya sebagai menteri saking pinginnya mengabdi kepada rakyat Jawa Timur," tambahnya. Baca: Masnuh: PKB Tak Bisa Halangi Khofifah Menang di Sidoarjo Jika terpilih, Kiai Wafi berharap kecerdasan dan pengalaman Khofifah bisa mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran yang dinilainya masih tinggi di provinsi ini. "Mudah-mudahan Ibu Khofifah menang, sehingga bisa mengubah nasib rakyat Jawa Timur. Rakyat yang miskin semoga lebih sejahtera, dan banyak pemuda yang mendapatkan pekerjaan," harapnya. Sementara Khofifah dalam kesempatan tersebut mengatakan, jalinan silaturahim kepada ulama dan kiai adalah bagian dari doa. "Seluruh proses silaturahim ini akan menjadi silaturruh. Nyambung jiwa, olah rasa. Ada rasa yang terbangun dan ada doa yang akan dimunajatkan," tandasnya.
Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.