Gus Thoriq: Sebaiknya Khofifah Jadi Guru Muslimat NU Saja!

PENGASUH Pondok Pesantren (Ponpes) Babussalam, Kabupaten Malang, KH Thoriq bin Zaid bin Darwis alias Gus Thoriq merupakan salah seorang kiai yang cukup keras mendukung Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2018.
Namun kini justru berharap Khofifah cukup satu periode memimpin Jatim, tak maju lagi di Pilgub Jatim 2024 atau Pilpres, dan menyarankan sebaiknya menjadi guru bagi Muslimat Nahdlatul Ulama (NU). Sebab, Gus Thoriq melihat Jatim tak semakin baik.
Sudah begitu, Khofifah dinilai melakukan pembohongan publik, saat mengklarifikasi pesta ulang tahunnya di kompleks Grahadi dalam suasana Covid-19 yang viral dan menuai hujatan warganet.
Berikut wawancara Barometerjatim.com dengan kiai pencetus Hari Santri Nasional (HSN) tersebut.
Khofifah banyak dihujat gara-gara pesta Ultah. Sebagai salah seorang pendukung yang cukup keras di Pilgub Jatim 2018, apa tanggapan anda?
Melihat beritanya cukup ramai dan banyak tanggapan. Dan yang membuat saya prihatin, di saat banyak penyekatan jalan (untuk mencegah penularan Covid-19), larangan mudik, kenapa ini harus terjadi di lingkungan pemerintah yang dulunya saya ikut mendukung.
Artinya anda turut menyayangkan?
Ya menyayangkan juga kenapa harus terjadi ultah. Karena ultah itu kalau dalam Islam, sebaiknya tidak usah dibesar-besarkan. Apalagi kalau sampai memakai anggaran negara ataupun fasilitasnya.
Hanya hari ultah Kanjeng Nabi Muhammad sajalah yang harus dibesarkan, yang dikenal dengan maulid rasul. Hanya beliau yang berhak untuk diperingati hari lahirnya, karena banyak keberkahan dan memang jaminan Allah sebagai manusia terbaik dan harus menjadi contoh dalam semua aspek.
Dalam Islam, yang dibesarkan justru haul. Kenapa kok haul yang harus diperingati, karena haul tokoh-tokoh atau orang-orang saleh, setidaknya agar banyak orang yang meniru perilaku kehidupannya.
Pesta ultah Khofifah bahkan sudah dilaporkan dan saat ini berproses di Polda Jatim..
Jadi kalau menarik ini, kan ada dua kasus besar yang sama-sama mengikutkan tokoh viral. Yang satu merayakan ultahnya Kanjeng Nabi tapi diproses, yang satunya merayakan ultah pribadi ya entah mungkin diproses atau tidak ini.
Maksudnya yang satu itu Habib Rizieq Sihab?
Lho kan begitu, tentang shalawat itu. Jadi ultah itu bukan tradisi Islam sebenarnya, bukan tradisi umat Islam yang harus dirayakan setiap tahun. Tapi setidaknya hari kelahiran itu menjadi momentum evaluasi diri, karena setiap kita ultah pasti umur kita akan semakin pendek..
Ultah itu seharusnya sedih, sebab akan semakin pendek umurnya, semakin mendekati kematian, kenapa harus dirayakan besar-besaran dan itu menyalahi aturan pemerintah tentang prokes. Itu yang menjadi salah satu kekecewaan saya.
Apalagi pusat, Jakarta, sudah sedemikian disiplin, sampai ada edaran dari Kemendagri tentang dilarangnya open house, ini ultah di bulan Syawal ternyata diadakan. Ini kan melukai semua rakyat Jatim, terutama yang memilih beliau.
Khofifah sudah klarifikasi bahkan meminta maaf tapi masih saja dikritik, anda melihat apa yang sebenarnya terjadi?
Karena adanya pembohongan publik, sebab bukti video itu kan kuat. Jadi rakyat Jatim melihat itu terjadi dan ada, kenapa harus ngeles (mengelak)? Kenapa tidak diakui saja dan mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik, begitu kan lebih baik. Daripada menghindar dan membikin-bikin alasan, yang itu semakin menyudutkan beliu ke posisi yang tidak baik.
Saya kira Bu Khofifah perlu tobat dari melaksanakan pembohongan publik, dan melakukan ajaran-ajaran yang tdak sesuai dengan agamanya. Ultah yang perlu dilaksankan itu ultahnya Kanjeng Nabi. Kalau manusia, umat Kanjeng Nabi ini, yang perlu dirayakan haulnya.
Apalagi kalau sampai menggunakan fasilitas negara di Grahadi, itu sudah melanggar banget. Jadi perlu tobat dan tidak memunculkan banyak alasan untuk menghindar dari kesalahan dan secepatnya evaluasi.
Lebih-lebih kalau beliau punya niatan untuk menjadi wakil presiden, presiden. Saya kira Jatim tetap menjadi barometer yang terkuat untuk politik nasional 2024. Kalau ibu sudah melakukan pembohongan publik terhadap rakyat Jatim, saya kita cita-cita beliau untuk ke R2 atau R1 sangat jauh.
Sejumlah pihak, termasuk Kiai Asep Saifuddin Chalim, malah mendorong Khofifah maju di Pilpres 2024..
Saya kira itu iming-iming politik di pusat, agar Bu Khofifah semakin terjerumus ke posisi terendah. Mudah-mudahan beliau tidak teriming-iming.
Anda tidak setuju Khofifah maju di Pilpres 2024?
Kasihan saya sama Bu Khofifah. Kualitas diri beliau itu kan sedang diuji menjadi gubernur ini. Saat menjadi gubernur jatim semakin baik apa semakin tidak baik? Kalau saya lihat, harapan rakyat Jatim agar derajatnya terangkat jauh dari harapan. Terus tidak cepatnya respons pemerintah terhadap kebutuhan masyrakat, dan kini melawan (diduga melanggar prokes lewat pesta ultah), itu vital banget.
Jika harus mendukung, anda setuju Khofifah dua periode gubernur Jatim atau maju Pilpres 2024?
Saya tidak mendukung kedua-duanya, cukup satu periode saja Jatim. Dan beliau kalau bisa jangan nyapres atau jadi Cawapres lah, karena beliau tidak akan bisa dipilih. Cukup satu periode (menjadi gubernur Jatim). Sebaiknya beliau itu menjadi guru Muslimat NU saja dan (jabatan ketua umum) dikasihkan ke dzuriyah KH Hasyim Asy'ari.
Kalau Khofifah tetap maju di 2024?
Saya pasti ada di posisi lawan beliau, siapa pun lawannya Bu Khofifah. Garis demarkasi tegas saya tarik, karena yang diharapkan rakyat Jatim ternyata jauh dari kenyataan, bahkan sampai Bu Khofifah melakukan pembohongan publik seperti itu, ini kan luar biasa.{*}
» Baca Berita Terkait Heboh Ultah Khofifah