Arumi Bachsin Bilang Nikah Dini Renggut Hak Anak, Apa Program Pemprov Jatim untuk Mencegah

-
Arumi Bachsin Bilang Nikah Dini Renggut Hak Anak, Apa Program Pemprov Jatim untuk Mencegah
TERENGGUT: Arumi Bachsin, pernikahan dini entah dilandasi cinta atau paksaan, pasti renggut hak anak. | Foto: IST PAMEKASAN, Barometerjatim.com Ketua Tim Penggerak PKK Jatim, Arumi Bachsin menyebut pernikahan dini merampas hak anak untuk belajar dan bermain. Karena itu, pernikahan dini bukan hanya harus dicegah tapi juga diperangi. "Pernikahan dini, entah dilandasi cinta atau paksaan, sudah pasti merenggut hak anak terutama bagi anak perempuan. Jika sudah menikah, pasti akan terbebani peran istri baik untuk masalah dapur, sumur, ataupun kasur. Ini yang harus kita perangi," katanya. Pernyataan itu disampaikan Arumi saat menghadiri Fasilitasi Bimbingan, Pengembangan dan Penguatan, Serta Penyiapan Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan Dalam Pencegahan Stunting di Hotel Azana Style, Kabupaten Pamekasan, Senin (14/11/2022). Arumiu juga menyebut, pernikahan dini merupakan gerbang berbagai macam permasalahan yang terjadi di Indonesia. Mulai dari kekerasan perempuan hingga tingginya angka prevalensi stunting. Permasalahan yang timbul dari tingginya angka pernikahan dini juga dibuktikan dengan laporan Pengadilan Tinggi Agama Jatim, dimana pada 2021 angka dispensasi perkawinan mencapai 17.151 dan lebih banyak dilakukan perempuan. Lantas, program apa yang dilakukan untuk melakukan pencegahan? Menurut Arumi, Pemprov Jatim sudah mencanangkan program-program untuk menyelesaikan masalah pernikahan dini. Salah satunya yakni dengan membuat buku saku Cegah Perkawinan Anak (Cepak). "Saya ingin ini simpel, gak njelimet. Yang penting esensinya dapat, biar kader-kader kita bisa ngikutin dengan gampang. Selain itu, kader-kader ini juga harus didampingi di lapangan dan dibekali dengan ilmu yang cukup terkait masalah perempuan dan anak," ujarnya. Selain itu, papar Arumi, permasalahan pernikahan dini harus diatasi dengan edukasi dan sinergitas semua pihak. Yang paling penting, jelasnya, butuh peran dan fungsi keluarga yang merupakan orang-orang terdekat yang mampu memengaruhi pengambilan keputusan. "Jadi keluarga dan peran pengasuhan sangat penting. Suami saya itu bagi saya cowok paling sabar, baik, dan ganteng dhewe. Saya terima kasihnya bukan ke dia, tapi ke orang tuanya. Karena saya yang menikmati hasil dari pengasuhan mereka," tuturnya. "Dari sini bisa dilihat, kalau pola pengasuhan sangat menentukan karakter. Jadi nanti kalau pun harus menikah muda kayak saya dulu, seenggaknya salah satu pengantin bisa bersikap dewasa agar masalah rumah tangga bisa dihadapi bersama," tambah Arumi yang dinikahi Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak di usia 19 tahun. Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Kependudukan  (DP3AK) Jatim, Restu Novi Widiani mengimbau agar seluruh kabupaten/kota membentuk Satgas Masalah Perempuan dan Anak. Dia juga berharap agar di setiap sekolah, pondok pesantren, serta kecamatan memiliki Pos Sayang Perempuan dan Anak (Pos Sapa). "Untuk Satgas, nanti ada empat tahapan. Yakni pencegahan, pemulihan, penanganan, serta pemberdayaan. Kalau Pos Sapa, kita harus melatih tenaga dengan ilmu psikologi sosial dasar. Insyaallah, dengan ini masalah akan lebih ringan digotong bersama," ucapnya. » Baca berita terkait Pernikahan Dini. Baca juga tulisan terukur lainnya Abdillah HR.
Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.
Tag