Diguncang Video Penyembelihan Sapi Ditembak di RPH Surabaya, Pjs Wali Kota Angkat Bicara!

Reporter : -
Diguncang Video Penyembelihan Sapi Ditembak di RPH Surabaya, Pjs Wali Kota Angkat Bicara!
HEBOH: Restu Novi Widiani tinjau RPH Surabaya. Inset: Capture video kepala sapi ditembak. | Foto: Humas/IST

SURABAYA | Barometer Jatim – Diguncang viral video penyembelihan sapi dengan cara ditembak di kepalanya, Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Surabaya, Restu Novi Widiani memastikan pelaksanaan pemotongan hewan di Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (PD RPH) Surabaya sesuai prosedur dan syariah.

Hal ini disampaikan Restu Novi saat melakukan peninjauan langsung ke PD RPH Pegirian Surabaya, Jumat (27/9/2024) malam. Dalam peninjauan, dia didampingi Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan serta beberapa pejabat terkait di lingkup Pemkot Surabaya.

"Kami bersama Pak Asisten dan beberapa rekan untuk memastikan, bahwa pelaksanaan pemotongan hewan di RPH ini sesuai dengan prosedur dan syariah," ujarnya.

Dalam peninjauannya, Restu Novi menegaskan bahwa metode stunning yang digunakan untuk pemingsanan hewan sebelum disembelih telah sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Proses ini bertujuan untuk mengurangi rasa sakit pada hewan tanpa mematikan hewan sebelum disembelih.

"Alhamdulillah, kami juga sudah mengundang MUI dan Kementerian Agama. Proses stunning ini dibenarkan karena tidak mematikan hewan, melainkan hanya membuatnya pingsan sehingga mengurangi rasa sakit saat penyembelihan," jelasnya.

Selain itu, Restu Novi memastikan bahwa seluruh proses penyembelihan dilakukan dengan menghadap kiblat dan menggunakan tenaga profesional yang berpengalaman.

"Kami melihat langsung alatnya dan semuanya sudah sesuai dengan fatwa MUI. Video yang beredar kemarin tidak menampilkan keseluruhan proses, dan setelah melihat langsung dari awal hingga akhir, kami yakin bahwa prosedur di RPH ini sudah sesuai ketentuan," tegasnya.

Evaluasi dan Perbaikan

Di sisi lain, Restu Novi meminta PD RPH terus melakukan evaluasi dan perbaikan. Evaluasi itu untuk memastikan agar kejadian seperti beredarnya video yang tidak lengkap, tidak terulang di masa depan.

"Saran saya PD RPH harus terus melakukan evaluasi dan perbaikan agar kejadian seperti video viral kemarin tidak terulang lagi. Ini adalah momen yang baik untuk evaluasi ke depan agar lebih baik dan masyarakat tidak resah dengan isu-isu yang tidak benar," tambahnya.

Restu Novi juga mengungkapkan meskipun video viral tersebut sempat mencuat, permintaan daging di PD RPH Surabaya tidak mengalami penurunan. Pemotongan hewan berjalan normal dan masyarakat tetap percaya bahwa proses pemotongan di RPH telah dilakukan sesuai dengan syariah.

"Alhamdulillah, tidak ada dampak pada permintaan daging. Pemotongan hewan di RPH tetap normal, dan masyarakat tidak khawatir. Permintaan daging di pasar juga tetap stabil, sehingga masyarakat sudah percaya bahwa pemotongan di RPH dilakukan sesuai ketentuan," ujarnya.

Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua II MUI Kota Surabaya, Muhammad Yazid menuturkan bahwa proses stunning di PD RPH Surabaya sudah sesuai dengan syariah dan telah diatur dalam Fatwa MUI Nomor 12 Tahun 2009.

"Proses yang dilakukan di RPH Surabaya sudah sangat bagus dari sisi syariah. Dasarnya adalah Fatwa MUI No 12 Tahun 2009, yang memperbolehkan stunning selama tidak penetratif dan diikuti dengan proses penyembelihan seperti biasanya dengan doa dan bacaan bismillah," jelasnya.

Menurut Yazid, stunning merupakan metode yang lazim digunakan di berbagai negara muslim di dunia. Termasuk di Australia yang menjadi rujukan studi banding MUI sebelum mengeluarkan fatwa.

"Metode stunning ini diterapkan tidak hanya di RPH Surabaya, tapi di seluruh dunia yang warganya muslim, termasuk Australia. Jadi ini adalah hal yang umum dan sudah sesuai dengan syariah," tambahnya.

Pemotongan Tetap Stabil

Sedangkan Direktur Utama PD RPH Surabaya, Fajar Arifianto Isnugroho mengonfirmasi bahwa meskipun video viral sempat beredar, jumlah pemotongan hewan di RPH tetap stabil. Setiap malam rata-rata pemotongan di RPH Pegirian Surabaya mencapai 92 sampai 93 ekor.

"Alhamdulillah, meskipun ada video viral yang mencitrakan RPH secara tidak semestinya, jumlah pemotongan sejak Senin hingga Jumat malam tetap stabil. Bahkan pada hari Selasa, kami memotong 99 ekor," bebernya.

Dia juga menyebut permintaan daging di Pasar Daging Arimbi tidak mengalami perubahan signifikan. Harga daging segar di pasar tersebut berkisar antara Rp 110 ribu hingga Rp 120 ribu per kilogram, dengan permintaan yang stabil dari hari ke hari.

"Permintaan daging segar di pasar tetap stabil, harga juga tidak mengalami perubahan berarti. Masyarakat tetap memilih daging dari RPH Surabaya karena kualitasnya yang terjamin aman, sehat, utuh, dan halal," ucapnya.

Sebelumnya, video penyembelihan sapi dengan cara ditembak di kepalanya viral di media sosial X. Salah satunya diunggah akun @Boediantar4 dengan memberi narasi:

“Hati2 pengkonsumsi daging penyembelihan yg tidak sesuai Syariat Islam. Akibat kurang kontrol dari Pemerintah. RPH PEGIRIAN MILIK BUMD SURABAYA jatuhnya Bisa Haram jika dikonsumsi umat Islam karena tdk disembelih sesuai Syariat Islam.”{*}

| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.