Ketum PBNU Ibaratkan PKB Mobil Rusak, Gus Halim: Omongan Jelek, Mulut Rusak!
SURABAYA | Barometer Jatim – Ketua DPW PKB Jatim, Abdul Halim Iskandar (Gus Halim) ogah merespons pernyataan Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang mengibaratkan PKB mobil rusak sehingga harus ditarik dari pasaran untuk diperbaiki.
“Nah tanya ke dia (Gus Yahya). Saya enggak akan mengomentari kalimat-kalimat jelek begitu. Saya tidak ingin terjebak dengan orang yang suka ngomong jelek,” katanya usai melaporkan mantan Sekjen PKB, Lukman Edy ke Polda Jatim, Senin (5/8/2024).
“Saya enggak ingin mulut saya rusak, seperti mulut-mulut yang rusak,” tandas Halim yang merupakan kakak Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Sebelumnya, Gus Yahya menyebut PKB di bawah kepemimpinan Cak Imin ibarat mobil yang mengalami kesalahan sistem alias rusak. NU dianalogikan sebagai pabrikan yang memproduksi mobil bernama PKB.
"Sudah dilempar ke pasar, sudah laku, ternyata ada kesalahan sistem mobil itu, maka ditarik kembali produknya untuk diperbaiki sistemnya,” katanya usai melantik pengurus PWNU Jawa Tengah di Semarang, Sabtu (3/8/2024).
Melihat perseteruan antara PBNU dan PKB yang semakin keras, Gus Halim tak mau berandai-andai soal peluang islah.
“Ya itu urusan nanti. Hari ini kita ingin meluruskan dulu lah, supaya (Lukman Edy) tidak asal ngomong, kemudian menyebar fitnah yang itu sangat menyakitkan,” tandasnya.
PKB Jatim perlu melaporkan Lukman Edy, terang Gus Halim, karena melakukan penistaan dengan cara memfitnah dan menyebar kabar bohong. Apakah pernyataannya juga menyasar PKB Jatim?
“Dia kan ngomong PKB, pengurus PKB, internal PKB. Itu.. saya merasa lho, saya ini internal PKB,” kata politikus yang juga Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) tersebut.
“Yang kedua, dia itu siapa? Wong saya tanya yang kader-kader PKB enggak tahu siapa Lukman Edy. Apa haknya dia ngomong?” geramnya.
Bagi Halim, pernyataan Lukman yang menyebut bahwa elite PKB amburadul dalam mengelola keuangan, tidak pernah diaudit, tidak pernah dipertanggungjawabkan, adalah fitnah yang keji.{*}
| Baca berita PKB. Baca tulisan terukur Retna Mahya | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur