Seblang Bakungan Banyuwangi, Ritual Magis Berusia Ratusan Tahun yang Pukau Wisatawan

Reporter : -
Seblang Bakungan Banyuwangi, Ritual Magis Berusia Ratusan Tahun yang Pukau Wisatawan
TRADISI: Seblang Bakungan, ritual tarian yang dibawakan peari kondisi kehilangan kesadaran. | Foto: HPB

BANYUWANGI | Barometer Jatim – Masyarakat Osing Banyuwangi menggelar ritual adat Seblang Bakungan -- tradisi yang telah berlangsung selama ratusan tahun -- di Sanggar Seblang, Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, Minggu malam (23/6/2024).

Seblang Bakungan dikenal sebagai ritual tarian yang dibawakan wanita berumur dalam kondisi trans atau kehilangan kesadaran. Seblang Bakungan digelar setiap 17 Dzulhijjah atau sepekan setelah Hari Raya Idul Adha atau Lebaran Haji.

Tariannya yang magis, membuat ritual ini menjadi tontonan menarik yang mampu memikat masyarakat dan para wisatawan.

Tahun ini, Seblang ditarikan Isni, wanita berusia 52 tahun. Ini merupakan kali pertama baginya menjadi Seblang, menggantikan Aisah atau Mbah Isah yang sudah berusia 76 tahun.

Mbah Isah telah pensiun sebagai Seblang karena kondisi kesehatannya menurun. Isni terpilih sebagai pengganti dan masih memiliki hubungan keluarga dengan Aisah.

Didahului Tumpengan

Sebelum ritual Seblang dimainkan, warga menggelar tumpengan bersama di sepanjang jalan desa. Warga kemudian shalat maghrib dan shalat hajat berjamaah di masjid setempat.

Ritual dilanjutkan dengan parade obor keliling desa (ider bumi). Selanjutnya di bawah temaram api obor, warga desa makan tumpeng bersama di sepanjang jalan desa.

Ritual dilanjutkan dengan membacakan mantra untuk si penari Seblang agar dirasuki roh leluhur. Dalam kondisi trance, penari Seblang tampil menari dengan iringan musik gending seperti Kodok Ngorek dan Seblang Lukinto.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani hadir menyaksikan tradisi tersebut. Dia menjelaskan, Pemkab terus mendukung penguatan tradisi dan seni budaya Banyuwangi, salah satunya dengan memasukkan ke dalam agenda Banyuwangi Festival (B-Fest) setiap tahunnya.

Menurut Ipuk, festival bukan sekadar cara untuk mendatangkan wisatawan, tapi juga upaya menguatkan gotong royong dan pelestarian budaya. Sehingga tradisi dan budaya lokal tetap tumbuh subur di tengah modernitas.

"Di sisi lain, ini adalah cara untuk meregenerasi pelaku seni budaya. Jadi ini bukan sekadar hiburan, namun juga edukasi bagaimana kita semua harus memiliki semangat melestarikan adat tradisi dan budaya kita," urainya.

LESTARIKAN: Ipuk Fiestiandani (kanan) turut saksikan ritual tarian Seblang Bakungan. | Foto: HPB

Ritual ini cukup memukau wisatawan. Egor Danilove, wisatawan asal Rusia yang datang ke pertunjukan tersebut mengaku terpukau saat menyaksikan tarian Seblang.

"Sempat kaget dan merinding saat tahu kalau penarinya dalam kondisi trance. Tapi saya terhibur," ujarnya.

Hal senada diungkapkan Amelia Putri, wisatawan dari Jogjakarta. Menurutnya, tradisi ini kental akan semangat gotong royong.

"Saya terkesan dengan budaya gotong royong warga di sini. Ini tradisi yang harus dilestarikan," tuturnya

Sebelum pentas Seblang, warga telah menyiapkan berbagai kegiatan sejak Jumat (21/6/2024). Mulai dari pentas seni hingga bazar UMKM.

Selain Seblang Bakungan, di Banyuwangi juga terdapat ritual Seblang Olehsari. Bedanya, Sebalng Olehsari dimainkan remaja perempuan dan digelar hari ketiga bulan Syawal selama lima hari.{*}

| Baca berita Banyuwangi. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur

Simak berita terukur barometerjatim.com di Google News.