Disaksikan Habaib dan Kiai, Eri Cahyadi Sulap Bekas Rumah Potong Babi Pegirian Jadi Serambi Ampel!
SURABAYA | Barometer Jatim – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengubah eks Rumah Potong Hewan (RPH) Babi Pegirian menjadi tempat kulineran baru di kawasan Wisata Religi Sunan Ampel yang diberi nama Serambi Ampel.
Peresmian yang dilakukan Eri pada Selasa (5/3/2024) itu disaksikan jajaran DPRD Surabaya, Kepala Perangkat Daerah (PD), hingga para kiai, habaib, ulama, serta tokoh masyarakat di lingkungan Wisata Religi Sunan Ampel.
Menurut Eri, peresmian Serambi Ampel adalah sebagai langkah awal Pemkot Surabaya dalam penataan kawasan Wisata Religi Sunan Ampel. Selain itu juga sebagai tanda terima kasih dirinya kepada para kiai, ulama, dan habaib di Surabaya, khususnya Sunan Ampel.
Tanpa dukungan dari para kiai, habaib, ulama, dan jajaran DPRD di Surabaya, kata Eri, Serambi Ampel tak akan bisa diwujudkan.
“Nanti dibuat gapura, nanti kita tata semuanya. Ini sebagai rasa terima kasih kita kepada makhluknya Gusti Allah, Sunan Ampel,” katanya.
“Ini semua hadir anggota DPRD dan pimpinan DPRD, menunjukkan sinergitas kita. Karena kepentingan umat adalah segala-galanya,” tandasnya.
Tempat Kulineran Baru
Eri menjelaskan, Serambi Ampel adalah tempat makan dan kulineran baru di Wisata Religi Sunan Ampel. Di dalamnya terdapat ratusan pedagang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Ada berbagai macam UMKM makanan dan minuman, mulai dari makanan berat hingga ringan yang dijajakan di dalam Serambi Ampel.
Bangunan Serambi Ampel yang dulunya dijadikan sebagai RPH Babi, kini suasananya jauh berbeda dari sebelumnya. Di dalamnya telah tertata rapi meja dan kursi ala kafe kekinian. Ditambah lagi suasana bangunannya yang klasik khas Eropa, bikin tempat ini semakin betah untuk dijadikan pilihan tempat kongkow seharian.
Terkait UMKM yang berada di dalam Serambi Ampel, menurut Eri, yakni para pedagang yang berasal dari wilayah Kecamatan Simokerto, Kecamatan Pabean Cantikan, dan Kecamatan Semampir. Pedagang yang direlokasi ke Serambi Ampel totalnya sebanyak 161 orang.
“Jadi ada yang masuk di Serambi Ampel, yang di Jalan KH Mas Mansyur pindah ke Jalan Kalimas Timur, yang sebelahnya sungai. Jadi sebagian di sana, sebagian di sini,” jelasnya.
KULINERAN: Eri Cahyadi kulineran di rumah potong babi yang disulap jadi Serambi Ampel. | Foto: Barometerjatim.com/HPS
Setelah itu, Pemkot Surabaya akan melanjutkan penataan dengan membuat gapura Ampel di Jalan KH Mas Mansyur. Gapura sebagai tanda titik keluar masuk ke kawasan Wisata Religi Sunan Ampel.
“Insyaallah nantinya akan benar-benar menjadi kawasan. Dan di depan ini, (SWK Pegirian) itu juga akan kita ubah total nanti. Jadi akan mewujudkan koneksitas dan bentuknya seperti kawasan religi,” paparnya.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Dewi Soeriyawati mengatakan, total keseluruhan pedagang yang direlokasi sebanyak 250 orang. Rinciannya 161 pedagang dipindahkan ke dalam Serambi Ampel dan 89 pedagang lainnya direlokasi ke parkir bus kawasan Wisata Religi Ampel.
“Dari Kecamatan Semampir ada 138 pedagang, Kecamatan Pabean Cantikan 78 pedagang, dan 34 pedagang dari wilayah Kecamatan Simokerto. Shift-shiftan, pagi sama malam, karena kan kita harus memasukkan semua,” katanya.
Dewi berharap, dengan adanya Serambi Ampel, kawasan wisata religi tersebut semakin tertata ke depannya. Tak hanya itu, diharapkan fasilitas itu bisa membuat pedagang betah dan menetap untuk berjualan.
“Semoga dengan merelokasi para pedagang ini menjadikan kawasan Wisata Religi Ampel menjadi lebih tertata,” ucapnya.{*}
| Baca berita Pemkot Surabaya. Baca tulisan terukur Andriansyah | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur