HAMI Respons Tajam SBY: Chaos Politik Itu Tak Ada di Indonesia, Adanya di Tubuh Demokrat!

SURABAYA, Barometer Jatim – Koordinator Nasional Himpunan Aktivis Milenial Indonesia (HAMI), Asep Irama merespons pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal kekhawatiran bakal terjadi chaos (kekacauan) politik jika sistem Pemilu berubah menjadi proporsional tertutup.
Menurut Asep, selain pernyataan SBY tersebut berlebihan, chaos politik tidak ada di Indonesia tapi adanya di tubuh Partai Demokrat.
“Hemat kami, chaos politik justru ada di dalam Demokrat karena di tubuhnya tidak terjadi demokrasi. Namanya saja Demokrat, tetapi perlakuan terhadap kader-kadernya terutama di daerah justru tidak menunjukkan demokrasi,” kata Asep, Sabtu (3/6/2023).
“Kita bisa buktikan, bahwa chaos politik terjadi di tubuh Demokrat, misalnya di Jatim, di daerah lain juga terjadi. Mas Bayu Airlangga sebagai pemenang kontestasi pemilihan ketua DPD Demokrat Jatim akhirnya memilih henkang, keluar, pergi dari Demokrat karena menganggap Demokrat tidak demokratis,” sambungnya.
Diketahui, dalam Musda VI di Surabaya, 20 Januari 2022, meski Bayu meraih dukungan 25 dari total 38 DPC, ternyata DPP lebih memilih Emil Dardak yang didukung 15 DPC untuk memimpin Demokrat Jatim. Bayu yang merasa dizalimi, akhirnya loncat ke Partai Golkar.
“DPP Demokrat tidak mendengarkan suara DPC, tidak mendengarkan arus bawah. Padahal selama ini SBY selalu mendengungkan supaya mendengar suara di bawah, tapi faktanya Demokrat sama sekali tidak mencerminkan itu,” kata Asep.
- Baca juga:
Kabid Randalev Bappeda Jatim Ikmal Putra Bergelimang Harta Rp 57,8 M, Khofifah dan Emil Kalah Tajir!
Lucunya, sekarang SBY menginginkan proporsional terbuka dalam sistem Pemilu, tetapi di dalam sistem pemilihan DPD Demokrat sama sekali tidak mencerminkan itu dan justru menerapkan proporsional tertutup.
“Itu sebenarya yang terjadi. Demokrat, telah mempraktikkan sistem proporsional tertutup sejak awal. Nah sekarang SBY menolak proporsional tertutup, kan bisa ditertawakan rakyat. Mengatasnamakan demokrasi, selalu mendengungkan demokrasi, tetapi di Demokrat tidak terjadi proses demokrasi yang fair, sportif,” ujar Asep.
“Jadi, yang terjadi chaos politik itu bukan di Indoensia, melainkan di tubuh Demokrat. SBY mesti hati-hati di dalam mengeluarkan pernyataan, kan dia selalu bicara tentang demokrasi padahal Demokrat sama sekali tidak mencerminkan partai yang demokratis,” pungkasnya.{*}
» Baca berita Pemilu 2024. Baca tulisan terukur Roy Hasibuan | Barometer Jatim - Terukur Bicara Jawa Timur