6 Prajurit Gugur Diserang KKB Papua, GM FKPPI Minta Pemerintah Tegas: Diplomasi Perlu, Ketegasan Militer Wajib!
SURABAYA, Barometer Jatim – Sekretaris Gerakan Muda Forum Komunikasi Putra-Putri TNI Polri (GM FKPPI), Didik Prasetiyono meminta Presiden RI dan Panglima TNI tegas dan terukur terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang kembali menewaskan 6 prajurit.
"Kekerasan hanya akan memperburuk situasi dan memperbesar penderitaan bagi orang-orang yang terlibat dalam konflik, baik itu pihak TNI maupun masyarakat sipil yang tidak berdosa," kata Didik dalam keteranganya, Minggu (16/4/2023).
Diberitakan sebelumnya, 6 prajurit TNI yang tergabung dalam Tim Gabungan Satgas Yonif 321/GT dan Kopassus dilaporkan gugur dalam kontak tembak dengan KKB Sabtu (15/4/2023). Peristiwa penyerangan itu terjadi sekitar pukul 16.30 WIT.
Penyerangan terjadi pada 36 anggota TNI yang menjalankan tugas di perbatasan. Mereka berasal dari Tim Badak 1, Badak 3, Candraca 2, dan Candraca 11 Pos Mugi. Prajurit ini berasal dari kesatuan Satgas Yonif 321/GT dan Kopassus.
Atas kejadian itu, GM FKPPI mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan KKB, yang telah menyebabkan banyak korban dan kerusakan di Papua.
"GM FKPPI mendorong semua pihak untuk menyelesaikan konflik ini dengan cara damai dan dialog. Melalui dialog, perbedaan pendapat dapat dicari solusi yang terbaik bagi kedua belah pihak, dan menjaga keamanan serta kesejahteraan masyarakat Papua secara keseluruhan," jelas Didik.
- Baca juga:
RS Bunda Waru Diminta Perbaiki Kualitas Mutu Layanan, Dinkes Sidoarjo: INM Masih di Bawah 80%!
Ketua PD XII GM FKPPI Jatim, R Agoes Soerjanto menambahkan, GM FKPPI mengajak semua pihak unruk membangun Papua. "Semua komponen bangsa perlu konsentrasi ke Papua untuk Ibu Pertiwi. Kita berpikir untuk Papua," katannya.
Khusus untuk KKB yang menyerang TNI, GM FKPPI berharap mereka menyerahkan diri. "Jangan sampai kekuatan militer turun ke Papua untuk menyelamatkan rakyat dan Ibu Pertiwi," tandas Agoes.
Karena itu, sebagai anak TNI Polri, GM FKPPI minta pemerintah dalam hal ini presiden dan Panglima TNI tegas menyikapi peristiwa ini. "Diplomasi memang perlu, tapi ketegasan militer juga wajib dilakukan," katanya.
Ketegasan itu bukan untuk balas dendam, tapi untuk melindungi Ibu Pertiwi dan rakyat Papua. "Saya yakin dengan bersama-sama, kita semua mampu mengatasi problem Papua," ucapnya.{*}
» Baca Berita TNI, Baca tulisan terukur Rofiq Kurdi.