Catat Nih Pemprov Survei SSC: Warga Jatim Minta Masalah Kemiskinan Segera Diselesaikan

| -
Catat Nih Pemprov Survei SSC: Warga Jatim Minta Masalah Kemiskinan Segera Diselesaikan
KEMISKINAN: Mochtar W Otomo, masih ada problem kemiskinan di Jatim yang harus diselesaikan. | Foto: Barometerjatim.com/ROY HS

SURABAYA, Barometer Jatim –  Kemiskinan masih menjadi problem serius di Jawa Timur. Hingga tahun ketiga provinsi ini dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa, jumlah orang miskin masih 4,181 juta jiwa.

Bahkan warga Jatim yang disurvei lembaga Surabaya Survey Center (SSC), menempatkan kemiskinan di posisi teratas (26,1%) masalah mendesak yang harus diselesaikan Pemprov Jatim maupun pemerintah pusat.

Lalu masalah pemberantasan korupsi (16,2%), masalah pengendalian harga sembako (16,2%), permasalahan pertanian (8,6%), infrastruktur perdesaan dan kota (6,8%), serta masalah pendidikan (5,0%), beber Peneliti Senior SSC, Ikhsan Rosidi saat merilis hasil survei lembaganya di Surabaya, Senin (29/8/2022).

Menyusul masalah perburuhan dan penyediaan lapangan kerja (4,8%), UMKM (4,0%), kesehatan (4,0%), Covid-19 dan dampaknya (2,9%), penegakan hukum (2,0%), lingkungan hidup dan bencana alam (1,4%), perlindungan kebebasan berpendapat (0,6%), pelayanan administrasi publik (0,1%), toleransi beragama (0,1%), dan yang tidak tahu/tidak menjawab (0,6%).

Survei SSC digelar mulai 1 hingga 10 Agustus 2022 di 38 kabupaten/kota di Jatim. Sebanyak 1.200 responden dipilih sebagai responden dengan metode stratified multistage random sampling. Margin of error kurang lebih 2,83% dan tingkat kepercayaan 95%.

Direktur SSC, Mochtar W Oetomo menambahkan, dari temuan lembaga surveinya tersebut harus dipahami oleh Pemprov Jatim bahwa masih ada problem mulai dari kemiskinan, pemberantasan korupsi, maupun pengendalian harga sembako.

"Walaupun ini akibat determinasi ekonomi global dan regional, tetap saja masyarakat mengharap ada akselesai, alternatif dari pemerintah daerah yang terdekat. Apakah itu Pemkab, Pemkot, ataupun Pemprov,: katanya.

Kemiskinan di Jatim Tertinggi

Melihat kembali angka kemiskinan di Jatim, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, per Maret 2022 angkanya masih 4,181 juta (10,38%). Ini berarti mengalami penurunan 0,21% poin terhadap September 2021 atau berkurang 0,078 juta orang.

Meski demikian, secara jumlah, kemiskinan di Jatim masih yang tertinggi di Indonesia, di atas Jawa Barat (4,07 juta/8,06%) provinsi yang dipimpin Ridwan Kamil dan Jawa Tengah (3,831 juta/10,93%) provinsi yang dinakhodai Ganjar Pranowo.

Dari 4,181 juta orang miskin di Jatim, 2,459 juta (13,69%) berada perdesaan dan 1,721 juta (7,71%) lainnya di perkotaan.

Sedangkan terkait garis kemiskinan, pada Maret 2022 tercatat Rp 460.909/kapita/bulan dengan komposisi garis kemiskinan makanan Rp 348.399 (75,59%) dan garis kemiskinan bukan makanan Rp 112.510 (24,41%).

Pada Maret 2022, rata-rata rumah tangga miskin di Jatim memiliki 4,34 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata yakni Rp 2.000.345/rumah tangga miskin/bulan.{*}

  • Masalah Mendesak yang Harus Diselesaikan
    1. Kemiskinan: 26,1%
    2. Pemberantasan korupsi: 16,2%
    3. Pengendalian harga sembako: 16,2%
    4. Pertanian: 8,6%
    5. Infrastruktur perdesaan dan kota: 6,8%
    6. Pendidikan: 5,0%
    7. Perburuhan dan penyediaan lapangan kerja: 4,8%
    8. UMKM: 4,0%
    9. Kesehatan: 4,0%
    10. Covid-19 dan dampaknya: 2,9% 11.
    Penegakan hukum: 2,0%
    12. Lingkungan hidup dan bencana alam: 1,4%
    13. Perlindungan kebebasan berpendapat: 0,6%
    14. Pelayanan administrasi publik: 0,1%
    15. Toleransi beragama: 0,1%
    Tidak tahu/tidak menjawab: 0,6%

» Baca berita terkait Kemiskinan. Baca juga tulisan terukur lainnya Roy Hasibuan.