Anis Matta: Andai Pohon, Indonesia Subur karena Darah Pahlawan!
SURABAYA, Barometerjatim.com - Memperingati Hari Pahlawan, Ketua Umum DPP Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Anis Matta melakukan ziarah ke makam Bung Tomo di Ngagel Rejo, Surabaya, Rabu (10/11/2021).
"Ada tiga makna yang menghadirkan kita ke sini, dan tiga makna ini yang ingin saya tegaskan pada momentum peringatan Hari Pahlawan 10 November," katanya.
Makna pertama, yakni kesetiaan kepada bangsa dan Tanah Air. Bagi Anis, mereka para pahlawan yang terbaring di pemakaman tersebut adalah orang-orang yang membayar ongkos kemerdekaan yang kita nikmati hari ini dengan jiwa dan raga.
"Seandainya Indonesia adalah pohon, pohon ini tumbuh subur karena disirami dengan darah mereka. Seandainya Indonesia adalah bangunan, bangunan ini menjadi kokoh karena dibuat dari tulang belulang mereka," ucapnya.
"Itu sebabnya Allah Swt mengingatkan kita tentang makna kesetiaan, dan lawan dari kesetiaan adalah pengkhianatan," sambungnya sambil mengutip firman Allah Swt.
Lanjut Anis, para pendiri bangsa, para pahlawan telah mengantarkan Indonesia menuju kemerdekaan, mewariskan satu amanat. Dahulu mereka sudah merebut dan mempertahankannya, sekarang waktunya kita membesarkan apa yang telah mereka wariskan.
"Itulah sebabnya, mengapa Partai Gelora mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk membuat satu cita-cita nasional baru, membawa Indonesia menjadi lima besar dunia," katanya.
Karena itu adalah cara mewarisi dan melaksanakan amanat perjuangan yang diwariskan. Itulah pula makna amanat yang termaktub dalam konstitusi, harus membawa Indonesia untuk ikut serta melakukan ketertiban dunia.
"Jadi jangan kita pernah mengkhianati amanat dari para pendiri bangsa, apalagi di tengah situasi konflik geopolitik saat ini dimana kita terbawa ke dalam arus kekuatan salah satu kekuatan dunia," katanya.
Ambil Alih Momentum
Makna kedua, lanjut Anis, bahwa kepahlawanan adalah sikap, karakter. Bung Tomo merupakan perwakilan dari seluruh generasinya, dari seluruh orang yang berjuang bersamanya untuk menegaskan satu makna bahwa kemerdekaan tidak diberikan sebagai hadiah melainkan direbut dan dipertahankan.
Makna ketiga, bahwa Bung Tomo pada dasarnya bukanlah seorang tentara melainkan jurnalis. Tapi dia mengambil alih momentum 10 November untuk menyebarkan semangat perlawanan mempertahankan kemerdekaan.
"Garis bawahi kalimat ini: Mengambil alih. Tidak peduli apa latar belakang beliau. Beliau, sekali lagi, adalah seorang jurnalis. Tapi beliau mengambil alih momentum dalam situasi yang sangat kritis," katanya.
"Inilah tiga makna yang menghadirkan kita di pemakaman di depan makam Bung Tomo. Mudah-mudahan roh perjuangan beliau hidup kembali dalam jiwa kita semuanya," tuntas Anis.
Usai ziarah ke Makam Bung Tomo, Anis yang ditemani sejumlah pengurus Partai Gelora pusat maupun Jatim, melanjutkan ziarah ke Taman Makam Pahlawan yang terletak di seberang jalan.{*}
» Baca Berita Terkait Hari Pahlawan